5 - Day One (2)

74 6 0
                                    

VOTE DOANG GA BERAT KOK YAAMPON

Bagi Kevin, mencari gadis yang sedari tadi menghantui pikirannya itu tidak susah. Kalau tidak di stand kelas 11 MIPA maka sudah pasti di ruang OSIS.

"Vina udah balik ke ruang OSIS kak" Itu jawaban yang Kevin dapat saat ia sampai di stand kelas 11 MIPA 4. Padahal ia sendiri belum menanyakan apa-apa. Tahu-tahu gadis dengan name tag 'Laurencia Natasha Putriana' itu sudah menjawab terlebih dahulu.

Lelaki dengan kaus putih polos dengan kemeja biru tidak dikancing itu berdiri didepan pintu ruang OSIS yang terbuka sedikit. Dari celah itulah ia melihat Vina dengan wajah merah karena seorang lelaki tersenyum lebar sambil mengusap kepalanya.

Rahang Kevin mengeras melihat itu. Oke, ini agak berlebihan. Tapi apa pantas seorang laki-laki memberi sentuhan seperti itu didepan orang banyak?

Dan didepan kakaknya sendiri?

Kesadaran Kevin kembali saat kedua manik matanya menangkap sosok Vina yang berdiri dan berjalan. Lelaki itu langsung menegakkan punggung dan tersenyum simpul saat alis mata Vina terangkat tatkala menemukan dirinya dibalik pintu.

"Eh Kak Kevin. Mau ketemu siapa kak?" Tanya Vina sambil menutup pintu ruang OSIS, membuat Devin tak lagi bisa memandang punggung Vina yang menjauh.

"Lo" Jawab Kevin.

Vina mengangkat alis, "Kenapa?" Tanya nya.

"Lo udah makan belum? Stand kelas gua jual makanan. Gua traktir deh
" Jawab lelaki sambil tersenyum lebar.

Dan Vina tak punya alasan untuk menolak, selain pikiran untuk sedikit menghindari Devin yang sudah membuat hatinya melambung.

Rasanya agak asing bagi Vina berjalan bersebelahan dengan seorang yang menjadi pujaan hati sebagian besar gadis SMA Wijaya. Mungkin bagi Kevin mendengarkan panggilan dan mendapat lemparan senyum dari para gadis sudah biasa.

Tapi bagi Vina, mendapat tatapan tajam dan cibiran itu tidak biasa.

Vina menunduk dan mengusap rambutnya pelan. Merasa canggung dan bingung apa yang harus ia lakukan.

"Ngapain nunduk gitu sih" Terdengar suara berat Kevin.

"Hm. Fans lo banyak ya. Sangar-sangar gitu pula" Kata Vina sambil melirik segerombolan gadis kelas 12 yang terkenal seantero sekolah.

Kevin mengangkat satu ujung bibirnya, "Sini rapet lagi biar lo ga diomingin"

Dan selanjutnya, tangan kanan Vina digenggam oleh Kevin yang kehangatannya menjalar dengan cepat di tubuh Vina.

"Hehe anjir" Vina tertawa kaku. Ia tak mampu berkata apa lagi selain menunduk lalu tersenyum samar.

Mereka menjadi pusat perhatian bahkan sampai mereka sampai di stand kelas 12 IPS 4 dan siulan mulai terdengar.

Yang tentu saja membuat Vina hanya bisa tersenyum meladeni omongan kakak kelasnya itu.

"Oh, ini toh si adek kelas yang lo omongin kemarin"

"Dek namanya Vina ya?" Tanya lelaki dengan name tag bertulis 'Lucid William' itu.

Nyali Vina entah mengapa langsung ciut hanya karena membaca name tag lelaki berambut coklat itu. Tentu saja bayangan soal Lucid dengan jabatan, materi, serta kenakalannya langsung terbayang.

Dengan Kevin dan satu teman gank mereka pastinya.

Namun entah sejak kapan, bayangan pasal bad boy yang Vina takuti kian hilang seiring ia dekat dengan Kevin.

DeLavinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang