16. Putri Salju Tanpa Ciuman Pangeran

64 7 0
                                    

Kau muncul dengan harapan, hilang bersama luka, dan kembali datang bersama petaka

☆☆☆☆☆

Yuk vote sama comment

Hari Pemberangkatan Kemah OSIS.



Jam 2 siang.

"Kelas 10 Bahasa 2 silahkan masuk bis 6. Saya ulangi, kelas 10 Bahasa 2 masuk ke bis 6. HE KAMU YANG JAKET MERAH NGAPAIN MASUK BIS 1? ITU BIS PANITIA" Kata Fanya lewat pengeras suara.

Sejak tadi pagi, gadis itu sudah direpotkan dengan beberapa murid yang menghampirinya dan menanyai bis kelas mereka. Padahal di surat edaran yang dibagi ke setiap kelas sudah tertera bis mana yang harus mereka tumpangi.

Dan dengan jenius nya, Farhan datang membawa microfon dan speaker berukuran sedang. Menyuruh Fanya mengumumkan kembali tentang pembagian bis.

Sementara itu di ruang OSIS, Vina mengambil beberapa slayer oranye dengan lambang SMA Wijaya di bagian belakang dan beberapa name tag. Ia kemudian keluar, hendak membagikan benda itu pada teman-temannya sebagai tanda pengenal panitia.


"Sini gua bantu"

"Astaga"

Vina melonjak kaget tatkala lelaki dengan kaus hitam itu hendak masuk ke ruang OSIS.

Vina terpaku sejenak, menatap bola mata hitam pekat dan kulit putih pucat dengan beberapa tahi lalat didekat mata dan hidung. Semua itu menjadi pemandangan sempurna bagi seorang Alvina Felicia.

Hening.

Sampai akhirnya lelaki itu berkata, "Mau kemana?"

"Bagiin ini" Jawab Vina sambil mengangkat kedua tangannya yang penuh dengan slayer dan name tag.

"Bis nya udah mau berangkat. Buruan naik dulu nanti baginya didalem" Kata Devin sambil mengambil tumpukan slayer dari Vina lalu berbalik dan berjalan santai menuju bis 1 yang ditempati panitia.

Vina mengangkat alis. Enggan mengambil pusing, gadis itu mengikuti langkah Devin menaiki bis 1.

Ternyata Vina yang terakhir masuk bis. Setelah Vina masuk, salah satu anggota OSIS yang duduk didekat pintu langsung menutup pintu bis dan mengisyaratkan supir agar bisa berangkat.

Bis sudah hampir terisi penuh. Total ada 33 kursi. 18 diisi oleh anggota OSIS, 8 oleh anggota PMR, dan 7 anggota Pramuka.

"Alvina!" Pekik Fanya yang duduk dikursi kelima dari depan.

Vina menoleh.

"Sini duduk bareng gua" Kata gadis itu lagi.

Vina mengangguk, "Gua mau bagiin ini bentar"

Vina berdiri dibagian depan bis. Diantara dua kursi dibaris paling depan.

Ia tak berdiri sendiri.


Entah sejak kapan, Devin juga berdiri disampingnya.

Seisi bis bersorak riuh, sama seperti saat Farhan dan Jesy menjadi MC Prom Night saat itu.


"HE LO BERDUA NGAPAIN? MAU IJAB QABUL?" Terdengar suara Dafa yang duduk didepan Fanya.

"DEVIN MENTANG-MENTANG GEBETANNYA GA DISINI MAIN GAS AJA" Kata Farhan mengompori.

"LIAT SINI MBAK, MAS. MAU SAYA POTO" Sahut Raihana yang sudah mengangkat kameranya tinggi-tinggi.

Devin tertawa melihat tingkah teman-temannya itu. Sementara Vina yang menyadari hal tadi langsung mencubit lengan Devin keras. Membuat lelaki itu diam.

DeLavinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang