8 - Cerita Dibalik Sebuah Cerita

74 3 0
                                    

"Aku hanya ingin tempat bersandar. Tempat dimana semua masalahku dimengerti, bukan sekedar tahu lalu pergi. Mengapa dalam hal seperti ini Tuhan tidak berpihak padaku?"

☆☆☆☆☆

Vina memilin-milin ujung gaun biru yang tengah ia kenakan.

Jam menunjukkan pukul 9 malam, dan sang Ibu belum juga selesai mengobrol dengan Linda. Padahal, Vina sudah memakai gaun pemberian Devin ini untuk ia perlihatkan pada Diana.

Yang Vina tahu, Tante Linda adalah adik dari mendiang Ayahnya. Dan ini kali pertama wanita 35 tahun itu mendatangi rumah ini setelah Ayah Vina meninggal 7 tahun yang lalu.

Ah, Vina tidak suka menyebutnya dengan sebutan 'Meninggal'.

Karena sang Ayah hanya menghilang sesaat setelah surat penangkapan dari polisi diluncurkan. Dan beberapa tahun kemudian, rumah Vina didatangi polisi yang mengatakan bahwa mereka menemukan mayat sang Ayah yang sudah terbakar.

Dan yang membuat Vina terkejut sore tadi adalah ingatan masa lalunya tentang ucapan Linda yang sangat terikat di benak Vina.


"Dan saya tidak akan kembali kesini lagi kecuali untuk mengambil apa yang seharusnya saya miliki"

Mungkin saat itu Vina yang baru 10 tahun belum mengerti, namun gadis itu rasa kini ia mengerti.

Vina beranjak dari duduknya. Ia kemudian melepas gaun biru yang tengah ia kenakan. Setelah melipatnya dengan rapih, Vina memasukkan benda itu ke laci meja belajarnya.

Vina pikir, ini bukan waktu yang tepat untuk mencoba gaun baru.

---

Festival hari ini akan hanya akan diadakan malam nanti. Jadi dari pagi sampai sore, semua siswa diliburkan.

Dan Vina sangat suka libur.

Libur artinya ia bisa menghabiskan waktu dengan Diana sepanjang hari. Membersihkan rumah, atau membuat kue pesanan.

Setidaknya itu yang biasa mereka lakukan.

Tapi kenyataannya, hari libur kali ini berbeda.




"Tante Linda datang buat nagih hutang Ayah mu, nak" Kata Diana sambil memasukkan beberapa gelas ke lemari piring.

Vina yang mulanya tengah berkutat dengan piring dan spons itu langsung menghentikan aktifitasnya. Perlahan, ia menoleh "Sejak kapan Ayah punya hutang? Kenapa Ibu ga ngasih tau Vina?"

"Sejak Tante Diana datang semalam" Jawab Sang Ibu parau.

Vina tak begitu kaget, tentu saja. Diana pernah mengatakan hal semacam itu saat usianya 10 tahun.


"Ayah!" Vina kecil berusaha memberontak dari pelukan Ibunya. Dengan sekuat tenaga, gadis itu menggigit pergelangan tangan Diana dan berlari keluar rumah.

Sang Ayah masih terlihat berlari sebelum menghilang di tikungan sana. Tanpa berfikir panjang, Vina berlari menyusul.

Tidak perduli bahwa langit sudah gelap, ditambah hujan yang turun dengan deras.

Yang Vina pikirkan adalah sang Ayah yang akan pergi meninggalkannya.

Lelaki bertubuh tinggi dengan tahi lalat disebelah mata kiri itu sempat menoleh ke belakang, menyadari anak gadisnya berlari sembari memanggil-manggil dirinya.

Ia akhirnya berhenti. Menatap dingin Vina yang kini sudah berdiri di hadapannya.

"Ayah mau kemana? Kenapa Ayah ninggalin Vina sama Ibu? Ayo pulang, Yah. Kasihan Ibu sendirian dirumah" Jelas, rengekan Vina yang bersatu dengan jatuhnya air hujan masih sangat jelas ia dengar.

DeLavinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang