2 - Pertama Bertemu?

109 9 2
                                    


H-2 Festival SMA Wijaya.

"ASTAGA ALVINA FELICIA!"

Vina memejamkan matanya pelan. Ingin rasanya ia men-off kan gendang telinganya yang saat ini terasa bergetar mendengar gertakan Dafa.

"HARUSNYA LO SCAN ATAU FOTO COPY DULU PROPOSAL KEUANGANNYA SEBELUM LO KASIH KE BU AIRIN. KALAU GINI GIMANA KITA BIKIN LAPORAN AKHIR ACARANYA? LO MAU FARHAN NGAMUK KARENA LAPORANNYA KURANG SATU LEMBAR? HAH?" Pekik Dafa kesetanan.

"Gua kira Jesy udah nyalin proposal itu" Jawab Vina sekenanya.

Dafa mendecakkan lidah kesal, "Tapi nyatanya belum, Alvina"

Vina kembali menciut.

Dafa menghampiri meja di salah satu ruang OSIS ini kemudian mengoprasikan laptop yang ada disana.

Tak lama, ia kembali menatap Vina yang berdiri tak jauh darinya.

"File nya udah dihapus. Dan lo harus ambil lagi proposal di Bu Airin buat di scan" Kata Dafa, yang otomatis membuat Vina membuang nafas kesal.

---

Vina menggigiti jarinya. Sudah hampir 15 menit ia berdiri didepan ruang Bu Airin yang auranya sudah mencekam.

Hampir 90% populasi anak IPS yang pernah diajar Ekonomi oleh Bu Airin mengatakan kalau beliau tipikal guru yang keras dan tak pernah senyum sedikitpun.

Jelas, itu membuat nyali Vina langsung ciut.

Vina pernah masuk ke ruang Bu Airin saat menyerahkan proposal keuangan kemah OSIS 3 bulan yang lalu. Dan ia benar-benar merasa seperti memasuki kandang singa kelaparan saat itu.


"He ngapain lo disini?"

Vina menoleh dengan satu gerakan cepat. Suara berat itu membuat bulu kuduk nya merinding sesaat.

"Ha?" Vina mengangkat alis tatkala menemukan seorang lelaki berdiri disampingnya.

"Ngapain lo disini?" Tanya nya lagi.

Vina berfikir sejenak, "Mau ngambil proposal di Bu Airin buat di scan. Tapi... takut"

Lelaki itu mengangguk paham.

"Bentar ya" Katanya.

Vina menyerngit tak paham. Lelaki itu kemudian memasuki ruang Bu Airin.

Kurang dari 5 menit, lelaki itu keluar.

"Gimana? Mana proposalnya? Lo ga apa-apa?" Tanya Vina sambil memandangi tubuh lelaki itu.

Ia tertawa kecil melihat melihat respon Vina. Ia kemudian menyerahkan selembar kertas .

Mata Vina seketika berbinar, "ASTAGA IYA! YA AMPUN MAKASIH"

Gadis itu kemudian mengambil kertas itu dan kembali menatap lelaki dihadapannya.

"Lo siapa? Kok bisa ngambil proposal ini hidup-hidup?" Tanya nya asal.

"Gua Kevin" Jawab Kevin sambil mengulurkan tangan.

Vina menerima jabatan itu, "Gua Vina" Jawabnya sambil tersenyum lebar.

"Lo anggota OSIS?" Tanya Kevin.

Vina menjawab dengan anggukan. Ia kemudian berjalan menuju ruang OSIS dengan Kevin disampingnya.

"Iya" Jawab Vina singkat.

"Ga punya waktu buat makan siang pasti. Kalo gitu nanti pulang sekolah kita makan dulu mau? Ini dipulangin awal kan?"

Vina menaikkan alis.

DeLavinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang