12.Sebuah Rasa Nyaman

179 1 0
                                    

Widya dan Rizan pun memutuskan untuk pergi ke kantin bersama.Saat sampai dikantin, ternyata kantin sudah penuh dan semua meja sudah terisi.Akhirnya Widya dan Rizan pun memutuskan untuk kembali ke kelas masing masing saat tiba-tiba suara seseorang yang mereka kenal menginstrupsi mereka untuk berbalik.

"Widya Rizan sini."ucap Fira sambil melambaikan tangannya.

Terlihat Fira disana sambil melambaikan tangannya,ada juga Hadid,Salma,Yanti,dan Raisa.Widya dan Rizan pun menghampiri mereka.Ternyata mereka pun belum memesan makanan karena menunggu ia dan Rizan.

Raisa dan Widya pun kebagian yang memesan makanan,mereka pun pergi menuju pedagang.Sambil mengantri mereka mengobrol soal pelajaran dan akhirnya melebar kemana mana, biasalah karena perempuan jika sudah bertemu dan mulai bergosip pasti segala hal dibahasnya.

"Eh iya Wid,gue gak nyangka ternyata akhirnya lo deket juga sama Rizan,dulukan lo suka nyangkal dan katanya belum siap nerima orang baru lagi."ucap Raisa,saat sadar sahabatnya yang satu ini tengah digosipkan sedang dekat dengan sang ketua OSIS.

"Gue juga gak nyangka bisa gini,tapi dia itu orangnya asik juga buat dijadiin temen atau sahabat."

"Kenapa gak dijadiin pacar aja Wid." Goda Raisa.

"Ih apaan sih lo,enggaklah mana mungkin lagian gue juga gak ada perasaan apapun sama dia." sangkal Widya.

"Hati hati kemakan omongan sendiri Wid." Ujar Raisa masih terus menggoda Widya.

"Udah ah ngomongnya,kalo gini kapan kita mesennya coba?"

"Eh iya lupa."

Setelah pesanan mereka selesai mereka pun pergi ke meja yang tadi ditempati sambil membawa makanan yang yang mereka semua pesan.

"Nih makanannya udah datang." Ucap Raisa sambil menyodorkan makanan yang dibawanya.

"Lama banget sih kalian." Ucap Salma.

"Iya,gak tau apa kita udah laper" Kini Yanti yang berbicara.

"Iya nih cacing di perut gue udah pada ngamuk tau gak?!" Keluh Hadid.

"Betul tuh gue juga udah laper." Ujar Fira.

"Ya maaf,tadi penuh banget jadinya lama." Jawab Widya.

"Udah udah kalian tuh kaya anak kecil tau gak,kenapa gak beli sendiri aja sih?!" Jawab Raisa sedikit kesal.

"Ya kita kan laper sa" jawab Fira.

"Kalo gini terus kapan kita makannya sih?"
Rizan yang dari tadi hanya mendengarkan mereka berdebat akhirnya angkat bicara karena ia juga butuh makan saat ini,karena jujur ia sudah lapar.

Mereka merasa apa yang dibilang Rizan ada benarnya juga,akhirnya mereka pun menghentikan perdebatan mereka dan mulai menyantap makanan masing masing.
Akhirnya bel pun berbunyi dan mereka pun kembali ke kelas masing masing.

Saat Widya akan masuk ke kelasnya tiba tiba suara yang sangat ia kenal memanggil namanya,ia pun berhenti dan menoleh pada asal suara tersebut.Dan ternyata apa yang diduganya benar,Esa tengah berlari menghampirinya.

"Widya,maaf ya nanti pulang lo gak sama gue.Soalnya gue ada kumpulan OSIS pulang sekolah nanti,buat ngebahas soal penerimaan anggota baru.Lo gak apa apakan pulang sendiri?"

"Terus gue pulang naik apa?"

"Naik angkutan umum aja atau engga nebeng ke siapa kek."

"Yaudah nanti gue pulang sendiri."

"Yaudah kalo gitu,gue ke kelas dulu."

"Iya."

***

Bel pulang pun akhirnya berbunyi diseluruh penjuru SMA Bhakti Kencana,semua murid bersorak dan langsung mengemasi barang barang mereka untuk segera pulang.

Widya pun melakukan hal yang sama dengan murid murid yang lainnya.Ia pun pergi keluar kelasnya dan menuju parkiran,tapi saat ia sampai, ia tak menemukan Esa disana.Lalu ia pun seperti sadar akan sesuatu.

"Eh kan Esa gak bisa pulang bareng sama gue soalnya dia ada rapat OSIS,pantes aja dia gak ada disini." Ujarnya sambil menepuk jidatnya.

Karena ia ingat akan hal itu,ia pun akhirnya melangkahkan kakinya menuju tempat yang biasa untuk menunggu angkutan umum.Saat sedang menunggu angkutan umum tiba tiba sebuah motor berwarna hitam berhenti dihadapannya,Widya merasa cukup familiar dengan kendaraan tersebut.Tapi pemilik motor tersebut tidak terlihat wajahnya karena tertutup oleh helm yang ia kenakan,tiba tiba orang yang duduk diatas motor tersebut membuka helmnya dan ternyata ia adalah Rizan.Pantas saja Widya merasa familiar dengan motor tersebut.

"Widya lo mau pulang?" Tanya Rizan.

"Iya ini lagi nunggu angkot,tapi dari tadi gak ada juga." Jawab Widya.

"Mau bareng gak? Kebetulan kita kan searah rumahnya." Tawar Rizan.

"Emang gak akan ngerepotin?"

"Ya enggaklah,lagian rumah gue ngelewatin rumah lo kok."

"Oh gitu ya,yaudah gue nebeng sama lo aja. Eh tapi kok lo gak ikut rapat OSIS? Bukannya lo ketua OSIS ya?"

"Ya ikutlah,masa gue gak ikut.Ini juga gue pulang soalnya ada yang kelupaan."

"Oh gitu."

Widya dan Rizan pun pergi meninggalkan area sekolah.Dan tanpa mereka sadari ada seseorang yang memandangi mereka dengan kesal.

"Sial! Gue terlambat dan kalah cepet sama tuh orang!" Desis Azmi.

Azmi yang mendengar percakapan antara Widya dan Esa saat istirahat tadi langsung memutuskan untuk pulang bersama Widya pulang sekolah nanti. Tapi ternyata ia kalah cepat dengan Rizan. Akhirnya ia pun pergi dan pulang menuju rumahnya.

***

Tak sampai 15 menit mereka sudah sampai di rumah Widya. Widya pun turun dan mengucapkan terima kasih, setelah itu rizan pun langsung melanjutkan perjalanannya ke rumahnya.

"Assalamualaikum." Ucap Widya sambil membuka pintu rumahnya.

"Waalaikumsalam,kamu udah pulang Widya, kok kamu pulang sendiri, Esa-nya mana?" Tanya Rina heran karena biasanya anaknya itu selalu berdua.

"Esa ada rapat OSIS mah makanya aku pulang sendiri." Jawabnya Widya sambil mencium tangan ibunya itu

"Oh gitu, yaudah kamu ganti baju sana terus makan,mama udah bikinin makanan kesukaan kamu."

"Yaudah mah aku ke kamar dulu."

"Iya."

Widya pun membawa kakinya menuju kamarnya yang terletak di lantai 2. Setelah mengganti pakaian dengan pakaian biasa,ia pun turun dan makan bersama ibunya,karena ayahnya belum pulang bekerja dan Esa juga sedang rapat bersama OSIS di sekolahnya.

***

Update lagi akhirnya🤗 maaf ya kalau sedikit, soalnya banyak hal yangng harus dilakuin sama aku.Jadi updatenya baru sekarang.
Kalau suka sama chapter ini vote ok👌😚😂
Ok sampai ketemu di chapter selanjutnya 👋

Kenapa Harus Dia?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang