03 : A Glimpse of the Past

478 67 4
                                    

Kilas balik.

Matahari senja menyusup lembut di sela dedaunan, menciptakan bayangan yang menari di halaman rumah sederhana itu. Langit memerah, seakan mengiringi langkah seorang wanita yang tengah menggandeng erat tangan seorang anak kecil. Angin berdesir pelan, membawa keheningan yang dalam di antara dua sosok itu. Jung Yemin, seorang wanita muda dengan sorot mata tenang, membuka pintu pagar perlahan. Di sebelahnya, seorang anak pria berjalan dengan langkah kecil namun penuh kesan misteri, seakan dunia di sekelilingnya tidak lebih dari bayang-bayang samar yang tidak ia hiraukan.

"Yerin, Kakak sudah pulang..."

Suara lembut Yemin memecah kesunyian yang sempat menyelimuti. Dari dalam rumah, terdengar langkah kaki kecil berderap, tergesa-gesa namun dipenuhi kerinduan. Jung Yerin, gadis kecil yang berparas cerah, berlari keluar dari kamarnya. Rambutnya yang hitam legam tergerai, mata mungilnya bersinar kala mendapati kakaknya sudah berada di depan pintu.

"Kak, kamu sudah pulang—" suara Yerin tiba-tiba melemah, ketika tatapannya jatuh pada sosok asing di samping Yemin. "Kenapa dia ada bersamamu, Kak?" tanyanya, menunjuk anak pria itu dengan nada ragu. Anak kecil itu memandang Yerin, namun tanpa ekspresi. Hanya genggaman erat pada dua robot mainan di tangannya yang memberi tanda bahwa ia bukan patung yang hidup, melainkan seorang anak kecil dengan dunianya sendiri.

Yemin menarik nafas panjang, memaknai sejenak setiap kata yang akan diucapkannya. "Yerin," katanya perlahan, "mulai hari ini, Taehyung akan tinggal bersama kita."

Sekejap, hening membungkus ruang di antara mereka. Namun, tidak butuh waktu lama sebelum suasana itu terpecah oleh sebuah teriakan yang mengejutkan.

"NAMAKU BUKAN TAEHYUNG. NAMAKU V!" seruan bocah itu memotong kalimat Yemin dengan kekerasan yang tidak terduga. Tatapan Yerin terarah padanya, penuh kebingungan yang semakin dalam. Anak itu, yang semula diam dan tidak berekspresi, kini menatapnya dengan kilatan tajam di matanya, seperti bara api yang terpendam dalam.

Yemin tersenyum tipis, meski terselip kegetiran di sudut bibirnya. "Ah, maafkan aku, V." Ia menoleh ke adiknya yang masih terpaku, "Ya, Yerin, namanya V. Kamu pasti sudah mendengar tentang dirinya, bukan?"

Namun, Yerin tetap tampak ragu. "Bukankah namanya Taehyung, Kak? Kim Taehyung?" tanyanya lagi, seolah memastikan sesuatu yang terasa ganjil dalam pikirannya.

“NAMAKU BUKAN TAEHYUNG. NAMAKU V!" Anak itu berteriak lagi, lebih keras, lebih tajam, membuat Yerin spontan mundur. Kilatan amarah di mata V begitu nyata, seperti badai yang siap meletus kapan saja. Yerin merasakan hatinya menciut, ketakutan merayapi dirinya seperti bayang-bayang gelap yang tidak bisa ia hindari.

Dengan lembut, Yemin menghampiri Yerin, meraih bahunya dengan kehangatan yang menenangkan. "Yerin, mulai sekarang, kamu harus memanggilnya V. Ada hal-hal dalam hidup ini yang tidak selalu kita pahami sejak awal, namun perlahan kita akan mengerti. V adalah bagian dari keluarga kita sekarang, dan kita semua akan belajar bersama."

Yerin hanya mengangguk pelan, meski hatinya masih penuh tanya. Ia memeluk Yemin erat, seolah berharap pelukan itu bisa mengusir bayang-bayang menakutkan yang baru saja ia saksikan.

——⍟——

Malam menjelang dengan kesunyian yang dalam. Di ruang tamu, Yerin duduk di meja kecilnya, berusaha fokus menyelesaikan pekerjaan rumah yang diberikan gurunya. Namun pikirannya terus teralihkan. Di pojok ruangan, V masih sibuk dengan dua robot mainannya. Meski fisiknya dekat, ada jarak yang seolah tidak tersentuh oleh pemahaman Yerin. V bukan hanya sosok asing; ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar nama, sesuatu yang belum bisa ia uraikan.

Shadows of ReflectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang