03-Sapu Tangan🍁

12.5K 266 4
                                    


Daraffa Darmatio memasuki rumahnya sambil sesekali memijat tengkuknya yang terasa pegal. Hari ini pekerjaannya menumpuk tak seperti biasanya. Ia ingin segera menghempaskan diri di atas kasur empuknya dan melepas penat. Tapi....

"Cepet ganti baju, Raff. Mama udah masak makan malam buat kamu." Ujar Maya-ibu Raffa-yang sibuk menyiapkan makan malam untuk putra semata wayangnya.

"Mama aja yang makan. Aku ngantuk." Raffa melewati dapur dan hendak menaiki tangga menuju kamarnya. Namun, cengkraman Maya berhasil menahan langkah kakinya.

"Kamu harus makan, Raff. Seharian ini kamu cuma makan-makanan ringan dan gak makan nasi, kalau kamu sakit gimana?"

Raffa menghela napas panjang. Ibunya pasti tadi menelfon ke kantor dan menanyakan soal kegiatannya.

"Tapi, Ma..."

"Gak ada tapi-tapian. Cepat mandi dan ganti baju, Mama tunggu kamu disini."

Tak mungkin menang melawan ibunya, Raffa pun menyerah dan segera menaiki tangga menuju kamarnya untuk mandi dan mengganti pakaian.
.
.
.
Setelah menjabat sebagai Wakil Direktur, Raffa memutuskan untuk tinggal terpisah dari orang tuanya. Ia ingin hidup mandiri dan sedikit terbebas dari orang tuanya.

Keinginan Raffa itu langsung ditentang oleh Roy-ayahnya-dan Maya. Karena Raffa adalah anak semata wayang mereka, keduanya enggan untuk melepaskannya. Lain halnya jika Raffa sudah memutuskan untuk berkeluarga nanti.

Namun Raffa yang saat itu sudah berumur dua puluh lima tahun tetap bersikeras dengan keinginannya untuk tinggal terpisah dari orang tuanya. Ia sampai mencari dukungan dari kakek dan paman-pamannya agar mendapat izin dari Roy dan Maya untuk tinggal sendiri. Berkat kegigihan Raffa, Roy dan Maya pun mengizinkannya untuk tinggal sendiri.

Meski dirinya merupakan pewaris tunggal tahta K-ent Company selanjutnya, Raffa tidak pernah diperlakukan layaknya putra mahkota oleh orang tua bahkan keluarga besarnya. Ia di didik menjadi anak yang mandiri dan bermental baja agar dapat menjadi pemimpin yang baik bagi perusahaan nantinya.

Dibekali pemikiran bahwa ia harus menjadi pemimpin yang lebih baik dari pemimpin-pemimpin sebelumnya, Raffa berusaha keras untuk mewujudkan harapan banyak orang padanya. Kerja kerasnya itu malah membuatnya menjadi workaholic. Tiada hari tanpa memikirkan pekerjaan. Ia bahkan membenci hari libur, karena saat libur ia tidak dapat bekerja dan hanya akan berdiam diri didalam rumah.

Raffa yang sudah menjadi workaholic itu malah membuat Maya sampai khawatir. Putranya itu bahkan sampai lupa makan dan istirahat, ditambah lagi dia sudah tinggal sendiri. Karena kekhawatirannya itulah Maya berpikir untuk menjodohkan Raffa dengan gadis yang menurutnya akan cocok dengan Raffa.

Sayangnya, semua perjodohan yang Maya atur untuk Raffa tak ada yang berjalan lancar. Raffa selalu menolak semua gadis pilihan Maya dipertemuan pertama.

Menurut Raffa, semua gadis yang dipilihkan Maya untuknya itu tidak ada yang cocok dengannya. Semua gadis itu terlihat sama dimata Raffa, tak ada yang spesial dan tak ada yang menarik perhatiannya. Karena itu ia selalu menolak mereka di setiap pertemuan pertama.

Mau ratusan kali pun Raffa menolak gadis-gadis yang dikenalkan Maya untuknya, ibunya itu tidak akan menyerah dan terus mencarikan calon pendamping hidup yang cocok untuknya.
.
.
.
Setelah mengenakan kaos oblong dan celana pendek, Raffa keluar dari kamarnya dan menuju ke ruang makan.

Karena hidup sendiri, Raffa tidak pernah masak (dia juga gak bisa masak). Jika ingin makan ia harus pergi ke restoran atau melakukan layanan pesan antar.

Dalam urusan kebersihan rumah pun ia menggunakan jasa cleaning service terpercaya. Maya sudah menyarankan Raffa untuk memperkerjakan ART, namun Raffa menolak dengan alasan ia tidak nyaman jika harus berada satu atap dengan orang asing.

Marriage Contract🍂[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang