17-Reward pt. II 🍁

3.9K 222 15
                                    

⚠️ Part ini mengandung unsur dewasa ⚠️

Raffa mengikat jubah handuknya dengan terburu-buru begitu ia keluar dari kamar mandinya. Bulir air menetes dari rambutnya yang masih setengah kering. Ia memang sengaja tidak mengeringkan tubuhnya dengan benar karena sudah tidak sabar ingin segera menghampiri Karina di kamarnya.

Tok.. Tok.. Tok..

"Karina, aku masuk ya..", ujar Raffa dengan suara kencang. ia sengaja meninggikan suaranya, karena mungkin saja Karina masih berada didalam kamar mandi dan tidak mendengar suaranya.

Klek..

Perlahan pintu kamar Karina terbuka. Terlihat sang pemilik kamar yang juga baru saja selesai mandi dengan jubah handuk yang masih melekat ditubuhnya. Dia berdiri canggung disamping pintu tanpa menatap wajah Raffa yang saat ini terlihat sudah tidak sabar ingin menerkamnya. Padahal ini bukan pertama kalinya mereka having sex, tapi entah kenapa saat ini Karina bersikap seperti pengantin baru yang akan melakukan malam pertamanya.

Melihat Karina yang tidak nyaman, Raffa hanya menghela napas panjang. Sepertinya ia harus bersabar lagi malam ini. "Kalau kamu gak mau, gak papa kok. Maaf ya, lagi-lagi aku maksa kamu. Selamat malam".

Saat Raffa hendak kembali ke kamarnya, Karina menarik lengan jubah handuk Raffa dengan kuat sampai membuat Raffa hampir terjungkal kalau saja dia tidak memegang meja hias didekatnya.

"Aku.. gak.. tapi..", ujar Karina lirih.

Raffa menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Aku gak denger apa-apa, Rin. Bisa kamu ulangi lagi?",

"Aku bukannya gak mau, tapi aku malu tauk. Bisa gak sih kamu langsung action aja tanpa harus basa-basi dulu. Jantungku rasanya mau meledak karena kelamaan nunggu, tahu gak?!! Aku tahu ini bukan pertama kalinya kita having sex, tapi gak tahu kenapa malam ini aku ngerasa kayak anak perawan--", Ocehan Karina terhenti saat Raffa mencium bibirnya.

Raffa menggendong Karina tanpa melepaskan ciumannya. Ia berjalan menuju kasur, dan meletakkan Karina dengan perlahan diatasnya.

Wajah Karina memerah saat tatapan matanya bertemu dengan Raffa. Buru-buru ia mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Pfft..", Raffa tertawa kecil melihat tingkah Karina yang tersipu malu. Ia meraih tangan kanan Karina dan mengecupnya lembut. "Jangan lihat ke arah lain. Cukup lihat aku", ujar Raffa sambil menjilat sela jemari lentik Karina.

"Ayolah, Rin, ini baru jari dan lo udah basah!!!", pikir Karina saat ia merasakan ada cairan hangat yang keluar dari kemaluannya. Kedua manik matanya tidak bisa berpaling dari Raffa yang terlihat begitu seksi bermain dengan jemarinya.

Raffa menyeringai melihat Karina yang mulai terangsang. Sambil tetap merangsang Karina dengan menghisap jemari lentiknya, ia melepaskan tali yang mengikat jubah mandi Karina.

Jubah mandi berwarna putih yang menutup tubuh Karina tersingkap. Raffa memandangi setiap lekuk tubuh Karina dengan seksama. Ini bukan pertama kalinya ia memandangi tubuh indah itu, tapi ia selalu terpesona melihatnya.

"Jangan dilihatin terus, Raff", ujar Karina sambil menyilangkan kedua tangannya di dada. Tatapan Raffa tak hanya membuat wajahnya memerah, tapi seluruh tubuhnya. Ia masih belum terbiasa dengan tatapan Raffa yang begitu menginginkan tubuhnya.

Marriage Contract🍂[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang