19-Jurang Kesedihan

2.7K 232 21
                                    

Cuman mau ngingetin !!!

🔴 Follow akun saya terlebih dulu sebelum baca
🟡 Vote setiap part-nya ya
🟢 Dan komen sebanyak-banyaknya biar saya makin semangat up cerita.

Selamat membaca......

Setelah sampai di rumah, Karina bergegas menuju kamarnya tanpa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di lontarkan oleh Kirana dan Rio.

Klek

Pintu tertutup rapat dan terkunci dari dalam. Hordeng yang disingkap untuk membiarkan cahaya matahari masuk pun ditutup kembali. Karina duduk di pinggir kasur dan terdiam memandangi pantulan dirinya dari kaca besar yang ada di sudut ruangan.

Prediksinya menjadi kenyataan setelah mendengar penjelasan dokter. Hatinya hancur, dirinya juga. Bagaimana bisa dia keguguran disaat dia sendiri tak tahu kalau dia sedang hamil.

Selama tiga minggu kehamilannya, dia tak merasakan apapun kecuali mual dan pusing. Tapi Karina tak memperdulikannya, ia berpikir kalau itu hanyalah masuk angin biasa.

Perubahan diri yang dirasakannya tiga minggu kemarin diabaikannya. Dia berpikir kalau itu hanyalah masalah yang biasa dihadapi para wanita sebelum masa menstruasinya.

Karina mengangkat kedua kakinya ke atas kasur. Dipeluknya dan disandarkan wajahnya disana. Pikirannya berkecamuk, hatinya bergejolak, dan dirinya hancur.

Kalau saja ia tak mengindahkan ajakan Raffa untuk bercinta pada malam itu. Kalau saja mereka tak melakukannya lagi kemarin. Kalau saja mereka tak pernah menikah. Kalau saja mereka tak pernah bertemu. Kalau saja...

Karina mendesah panjang. Matanya memerah menahan air mata yang entah kenapa tak dapat keluar sejak ia mendengar kalau dirinya keguguran. Ia ingin menangis, menumpahkan segala kekecewaan dan penyesalannya. Tapi kenapa air matanya tak kunjung mengalir.

Penat dengan segala hal yang baru menimpanya, Karina merebahkan badannya. Menghadap kekanan dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Setidaknya biarlah ia istirahat dan menangis sejadi-jadinya didalam mimpi.

.

Astrid dan Satya terduduk lesu di sofa panjang berwarna abu-abu. Setelah mengetahui kebenaran yang membuat putri mereka hancur, rasanya mereka juga ingin hancur saja saat ini.

Kirana membuatkan teh untuk Astrid dan Satya. Ia dan Rio masih belum tahu apa yang membuat Astrid dan Satya begitu lesu. Saat kembali dari rumah sakit, Astrid dan Satya terus begitu tanpa ada yang membuka mulut dan bercerita.

"Di minum dulu pa, ma". Kirana meletakkan gelas berisi teh hangat dihadapan Astrid dan Satya.

Sambil menghembuskan napas panjang, Astrid dan Satya meminum teh yang dibuat Kirana. Kesedihan yang tadinya menimpa mereka sedikit menghilang.

"Jadi, apa kata dokter ? Semuanya, baik-baik aja kan ?". Rio tak kuasa menahan rasa ingin tahunya.

"Karina.. keguguran". Ujar Satya.

Kirana dan Rio sontak terkejut. Jadi selama ini Karina hamil, tapi kenapa dia tidak memberitahu siapa pun. Atau jangan-jangan sejak awal dia memang tak menyadari kalau dia hamil.

"Tapi, kenapa dia gak kasih tahu kita kalau dia hamil ?". Kirana menautkan kedua tangannya merasa iba dengan apa yang menimpa adiknya saat ini.

"Kami rasa, dia memang tidak sadar kalau dirinya hamil. Itu wajar, karena kehamilannya baru memasuki minggu ketiga". Jelas Astrid. Ia merasa semua kata yang keluar dari mulutnya terasa begitu pahit.

Marriage Contract🍂[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang