14-Penyelesaian Masalah🍁

4K 209 17
                                    

Jika perkiraan dokter benar, dalam dua sampai tiga hari lagi Kirana akan segera melahirkan anak ketiganya. Karena itulah saat ini Kirana dan Rio berada dikediaman Karina dan Raffa sambil membawa barang-barang milik si kembar Rana-Rina.

Awalnya Kirana ingin menitipkan Rana dan Rina pada Astrid, tapi Rio mengusulkan untuk menitipkan kedua buah hati mereka pada pengantin baru agar mereka belajar mengasuh anak.

"Beneran gak papa?". Tanya Kirana yang masih khawatir menitipkan si kembar pada Raffa dan Karina.

Kalau soal Karina, ia tidak begitu khawatir karena adiknya itu sudah biasa mengasuh si kembar. Tapi kalau soal Raffa, Kirana merasa khawatir kalau adik iparnya akan terganggu dengan si kembar yang sangat aktif belakangan ini.

"Iya, Kak gak papa. Aku malah seneng kalau ada Rana dan Rina disini". Ujar Raffa yang terlihat senang melihat dua keponakannya berjalan kearahnya sambil berpegangan tangan.

"Tuh, lo denger sendiri kan. Jadi mendingan lo fokus sama proses lahiran lo. Jangan terlalu banyak pikiran". Karina menepuk-nepuk bahu Kirana. Berusaha memberikan ketenangan pada kakaknya.

Rencananya, Rana dan Rina akan dititipkan pada Raffa dan Karina selama dua minggu. Dan dioper pada Astrid dan Satya selama dua minggu juga. Barulah kedua bayi kembar itu kembali kepelukan kedua orang tua mereka.

"Ini buku panduan buat kamu. Isinya semua hal yang boleh dan gak boleh kamu lakuin selama mengasuh anak-anakku".

Karina merasa sedikit tersinggung dengan buku yang diberikan Kirana padanya. Sepertinya Kirana tidak mempercayai kemampuannya dalam mengasuh anak.

"Baiklah Ibu Kirana. Saya terima buku panduan yang Ibu buat untuk saya. Semoga persalinan Ibu lancar ya".

Rio hanya bisa geleng-geleng melihat kelakuan adik iparnya yang masih sama meskipun telah berkeluarga. "Kalau begitu kami titipkan putri-putri berharga kami disini. Tolong jangan terlalu sering bermesraan sampai-sampai kalian melupakan kehadiran putri-putri kami".

"Anda ini banyak maunya ya. Mana biaya babysitter-nya?".

"Dasar mata duitan".

Sementara Karina sibuk berdebat dengan Rio, Raffa sibuk bermain dengan Rana dan Rina. Meskipun ia baru pulang kerja, rasa lelahnya hilang begitu saja melihat tingkah lucu kedua bayi kembar itu.

"Berbeda dari Karina yang selalu bilang gak siap buat punya anak, Kakak lihat, kamu sudah siap banget punya anak, Raff". Ujar Kirana yang sejak tadi memperhatikan Raffa, sementara suami dan adik kandungnya masih melanjutkan perdebatan mereka.

"Mungkin karena aku suka sama anak kecil, Kak".

"Apa Karina bilang sama kamu kalau dia belum siap punya anak?". Tanya Kirana memastikan.

Raffa mengangguk dan tersenyum tipis. Saat membuat kontrak pernikahan, ia ingat betul Karina menekankan kalimat bahwa ia tidak ingin hamil.

"Coba cari timing yang pas buat bicara hal penting ini. Kamu gak boleh membiarkan Karina memutuskan hal ini secara sepihak, Raff". Kirana mengelus perutnya yang sedikit mulas. "Apalagi kamu butuh penerus untuk K-ent Company kedepannya kan?".
.
.
.
.
Setelah Kirana dan Rio pulang, Raffa bergegas memindahkan semua barang-barang milik Rana dan Rina ke kamar tamu yang berada di lantai satu.

Rencananya, Rana dan Rina akan tidur bersama Karina di kamar tamu. Awalnya Raffa menolak usulan Karina, karena kamar tamu terlalu sempit apalagi ada barang-barang milik si kembar didalamnya.

"Gakpapa, Raff. Lagipula mereka ini kan lagi aktif-aktifnya berjalan, aku takut gak bisa selalu ngawasin mereka". Begitulah kata Karina yang membuat Raffa menyerah membujuknya.

Marriage Contract🍂[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang