04-Solusi Terbaik🍁

10.3K 248 0
                                    


Karina keluar dari kamar mandi menggunakan jubah handuknya. Sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk, gadis dengan tinggi 170cm itu membuka lemari pakaiannya.

Hari ini, ia akan bertemu dengan teman-teman SMA-nya (termasuk Dyva) disebuah mall. Rencananya Karina dan teman-temannya akan makan siang sambil melepas rindu setelah lama tidak bertemu karena sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Jika kebanyakan perempuan akan kesulitan memilih pakaian yang akan mereka kenakan, lain halnya dengan Karina. Ia sama sekali tidak pusing memilih outfit yang akan dikenakannya saat ingin keluar rumah, termasuk hari ini.

Kaos putih yang dipadukan dengan jumpsuit berwarna mint, sneakers putih, dan tas dengan warna senada. Menjadi pilihan outfit Karina.

Untuk melengkapi penampilannya, ia memilih menggunakan natural makeup look dengan hanya mengaplikasika BB cushion, maskara, serta ombre lips. Sedangkan untuk rambut, Karina memilih untuk membiarkannya tergerai lurus untuk memberikan kesan simpel pada penampilannya hari ini.

Merasa puas dengan look-nya hari ini, Karina melakukan mirror selfie beberapa kali sebelum ia keluar dari kamar.

"Mau kemana?" Tanya Astrid begitu melihat pintu kamar Karina terbuka.

"Cari jodoh."

Sekarang jika Astrid dan Satya bertanya setiap Karina hendak keluar rumah, ia selalu menjawab 'cari jodoh'.

"Cari jodoh melulu. Memangnya yang kemarin belum cocok?" Tanya Kirana yang sedang membuat makanan untuk Rana dan Rina di dapur.

Mendengar kata 'yang kemarin' membuat Karina dan Astrid menoleh serempak pada Kirana.

"Maksudnya yang kemarin apa, Ran?" Tanya Astrid penasaran.

"Mama tanya aja sama orangnya." Kirana menunjuk Karina menggunakan dagunya.

"Kamu sudah punya pacar, Rin?" Tebak Astrid tak percaya.

"Pacar dari Hongkong. Udah ah, aku pergi dulu. Bye." Untuk menghindari ke-kepo-an Astrid, Karina berjalan cepat menuju pintu utama.

"Kok mencurigakan?" Astrid menyipitkan kedua matanya, merasa ada yang janggal dari sikap Karina yang seolah-olah menghindarinya. "Adekmu beneran punya pacar, Ran?" Tanyanya lagi.

Kirana hanya mengangkat kedua bahunya dan tersenyum misterius membuat Astrid semakin penasaran.
.
.
.
Setelah memarkirkan mobilnya, Karina segera memasuki mall dan mencari restoran tempat ia dan teman-temannya akan bertemu.

Tak butuh waktu lama, Karina berhasil sampai di tempat yang dijanjikan hanya dalam waktu lima menit sejak ia memarkirkan mobilnya.

Senyum Karina mengembang melihat lima orang yang sangat dikenalnya sedang asik mengobrol sambil sesekali tertawa di meja tengah.

"Akhirnya tamu kehormatan kita datang juga." Celetuk Dyva dengan suara melengking, begitu melihat sosok Karina berjalan mendekati meja yang ia dan keempat temannya tempati.

"Silahkan duduk baginda." Tambah Milla—gadis berponi yang tadi duduk disamping Dyva—sambil menarikkan kursi kosong untuk Karina.

"Anda pasti lelahkan menyetir mobil dari rumah. Ini silahkan diminum dulu." Yasmine—gadis berambut pendek—menyodorkan minumannya pada Karina yang terlihat kesal.

"Yas. Baginda gak suka minum-minuman manis tauk. Ini baginda, minum kopi hitam mix punya saya aja." Kali ini Arya menawarkan kopi hitam pesanannya.

Marriage Contract🍂[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang