31✔

9.9K 858 222
                                    









"Aduh!! Eh! Kalo jalan di liat ya!"

"Dih, apaan!? Yang nabrak duluan kamu ya!"

Liu Xan melotot garang, meremat botol pinky nya pemberian secara cuma-cuma dari kakek Taehyung guna menahan hasrat untuk meninju si cewek yang di yakini adik kelasnya.

"Eh! Gue dari tadi berdiri di depan mading diem aja! Lu adek kelas kok gini sih!?"

"Mentang-mentang kakak kelas kok selalu merasa benar!"

"Ngefans gue? Bilang aja! Gak usah sok nabrak! Caper lu! Mau tanda tangan gak?"

"Ehee, ketahuan ya.."

Liu Xan menatap datar adik kelasnya yang nyengir lebar.

"Ini ini.. kakak tau gak!? Aku fans berat kakak ini!! Aduh!! Ada juga temenku namanya Margiyol juga fans tunangan kakak, itu loh Kim Taehyung.. tapi setelah tau kakak yang jadi tunangannya eh gak jadi fans nya Kim Taehyung, takut sama kakak. Tanda tangan kak! Jangan diem aja!"

Liu xan mengedipkan matanya beberapa kali, berusaha tidak blank seperti prianya.

"Oh, ya. Udah.. itu aja kan?"

"Mau selfie juga! Tanda tangan di kaosku! Aku bawa 4 kaos. Sama di botol juga! Trus di casing hp! Oh! Sama di buku diary ku ya kak"

"y"

Selesai dengan si adik kelas yang katanya fans nya. Liu xan berjalan ke arah kelasnya dengan wajah datar seperti biasanya. Tangannya membawa 2 paperbag yang berisi kan oleh-oleh untuk teman sekelas juga si wali kelas.

"Yoo!! Wassap broh! Ibu negara dareng coy!"

Hoseok yang lagi jongkok di depan kelas sambil ngupil tiba-tiba berteriak heboh. Mengoleskan upil basahnya ke dinding lalu berjalan ke arah Liu Xan mengambil paperbag.

"Aduh.. zheyenk mis yu huhuu~"

Mingyu berlari ala India dan langsung menerjang Liu Xan dan memeluk erat. Liu Xan wajahnya langsung memerah. Bukan malu sumpah! Tangan Mingyu yang lagi memeluknya itu kayak lagi mencekik kuat lehernya.

"M-ming!! Gak bisa nafas bego!"

"Oh.. iya. Hehe.. makin kenyel, di kasih pijatan alami sama Pak Taehyung ya? Ehee"

Mingyu nyengir lebar setelah melepas pelukan. Liu xan mengambil ancang-ancang untuk menendang kebanggaan Mingyu biar gak bisa produksi anak.

"Bercanda elah!"

"Oh. Hei!"

Jungkook yang baru tiba dengan tas krempeng berisikan rokok, korek api, pomade, minyak wangi dan kondom saja datang dan merangkul Liu xan.

Kondom? Ya.. siapa tau. Ada yang minta di wikwik. Kan Jungkook buka jasa jadi gigolo tanpa upah. Pokok syaratnya si cewek lubangnya masih rapet kayak punya si penulis dan gak melar kayak para pembaca. Udah gitu aja.

"Ehem!! Kok kok.. prenzon. Pak Taehyung tau aku angkat tang— Hos! Ya Gusti.. itu kenapa di makan sendiri!"

"Laper aku Ming.. gak di kasih makan sama mak."

"Mampos!"

"Yeuu. Dasar silit miper! Item dekil."

"Lah lu. Kuda. Jones."

"Lah. Bentar, baru sadar sepatu Hoseok kok beda. Kanan warna coklat, kiri warna kuning."

Liu Xan menimpali.

"Iya. Tau.. tadi kembali lagi ke rumah mau ganti sepatu. Eh sepatunya yang di rumah juga beda. Yang kiri warna coklat. Yang kanan warna kuning. Ya udah gak jadi ganti sepatu. Goblok emang sepatunya.."

"...."











______________________________







Sekarang Liu Xan lagi masa-masa padatnya. Kelas 12 memang gak jauh-jauh dari yang namanya ujian. Bentar lagi kelas 12 bakal ada UI, Ujian Internasional. (Udah, iyain aja.)
Yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. 4 hari lagi.

Liu Xan udah gak main alat elektronik lagi. Entah itu Handphone, laptop, komputer, bahkan televisi. Untuk main atau kumpul sama temennya pun jarang. Temen Liu xan yang lain juga pada sibuk belajar. Ya, se bengal apapun mereka. Tetap harus di prioritas kan masa depan. Kalau masa depan nya jelek gak dapat uang, kalau gak dapat uang gak bisa makan, kalau gak makan? Ya mati.

Hidup itu butuh uang. Jangan kaget kalau nemuin orang matre. Saya pun matre kalau anda ingin tahu.

Liu Xan saat ini berada di kamarnya, waktu sudah menunjukkan pukul 6 petang. Namun jemari Liu Xan masih lincah menyelesaikan soal latihan fisika yang Taehyung berikan padanya. Buat latihan aja katanya, biar nggak kaget waktu UI.

Sesekali menyeruput orenge juice  yang di buatkan nenek nya.

"Loh!! Ini gimana!? Kok gak ada jawabannya!!"

Mata Liu Xan mulai berkaca-kaca. Liu Xan tipikalnya memang gini. Kalau tak kunjung mendapat jawaban bakal nangis. Bahkan Liu Xan sudah mencari cara nya hingga menghabiskan 2.5 lembar untuk 1 nomor saja.

Liu Xan menelungkupkan kepalanya di atas meja, merasa bodoh tak bisa menemukan jawaban. Menangis dengan kaki yang dihentak-hentakkan kuat.

Melihat buku? Tidak. Liu Xan sudah berjanji pada dirinya sendiri tak akan melihat buku, bertanya apa lagi mencari di internet. Handphone aja tak ada.

Merasa ada usapan di kepalanya. Liu xan mendongak, mengusap air matanya dan ingusnya menggunakan lengan baju.

"Kak Tae!"

Taehyung— terkekeh kecil.

"Hm? Soalnya susah?"

"No 34 susah! 39 no sudah ku kerjakan! Kurang satu aja!"

"Ingin dibantu?"

Taehyung mengambil tisu di dekatnya. Dan mengusapkannya pada pipi Liu xan yang basah nekas tangisan. Lucu sekali pikir Taehyung.

"Dikit aja bantunya~"

Liu Xan memeluk pinggul Taehyung. Karena posisinya memang mudah. Liu xan sedang duduk di kursi dan Taehyung berdiri di samping Liu xan.

Taehyung menahan napas, menelan ludahnya kasar. Astaga, posisi Liu Xan tak aman untuk hormonnya. Bahkan Liu Xan sibuk mendusalkan wajhnya di perut Taehyung. Tak taukah kau Liu Xan dagu mu berulangkali menggesek adik besar  punya Taehyung.

"D-dek.. lepasin gih, aduh... Sini kakak bantu."

Liu Xan melepaskan pelukannya. Membiarkan Taehyung menjelaskan soal yang tak bisa di jawab. Lalu mengikuti apa yang Taehyung jelaskan. Lalu tertawa terbahak-bahak ketika sudah menemukan jawabannya.




"Sabar ya.. bentar lagi kita jebol si pinky yang masih rapat nan uwu setelah tunanganku lulus dan jadi istriku.."

Taehyung membatin dengan tangan yang mengusap sayang adiknya yang menggembung tanpa di sadari Liu Xan.







Tbc.





:'v

Mampos kao! Udah lama update, pendek lagi. Yha!

//Kabur!!/







P A R A D I S E • [kth] • Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang