32✔

10.9K 947 255
                                    



Mulmednya udah lokal banget yha?:) Tinggal ucap ijab kabulnya, trus saya dan Taehyung udah sah jadi suami istri:'> minta doa restunya ya.






*******





Hari ini hari Kamis. Anak kelas 12 di tiap sekolah melaksanakan yang namanya Ujian Internasional. Namun pada hari ini adalah mapel terakhir, yakni IPA. Di Korea, khusus IPA saja tiap anak bisa memilih diantara 3 jenis. Fisika, Kimia, atau Biologi.

Karena pada dasarnya Liu Xan bukan anak yang suka memilih jawaban melalui naluri. Jadi dia, pilih Fisika. Jawabannya pasti dan akurat. Berbanding terbalik dengan teman seangkatannya yang mayoritas memilih Biologi. Simple, mereka berpikir Biologi hanya tentang sistem reproduksi.

Kan anak zaman sekarang sudah ahli tanpa belajar jika materinya tentang perkawinan. Iya kan?

Suasana di kelas nampak tegang, waktu kurang 20 menit dan soal nya terdapat 60 nomor untuk dikerjakan dalam 2 jam. Liu Xan memegangi kepalanya yang tiba-tiba pening, melihat soal-soal yang masih belasan belum ia kerjakan!!

Liu Xan mau nangis aja rasanya, ia paling benci IPA, ia lebih suka Matematika daripada IPA. Namun, ia langsung teringat petuah Taehyung. Bawa mudah saja, ketika kau berpikir soal itu sulit untukmu, maka itu akan benar-benar sulit. Sebaliknya, jika kau berpikir soal itu sanggup kau kerjakan, maka itu akan terasa mudah. Berdoa pada Tuhan dan tetap tenang.

Jarum jam berdenting, semua komputer untuk Ujian Internasional otomatis mati dengan sendirinya. Jawaban sudah langsung di simpan. Tangan Liu Xan berkeringat dingin, 4 soal belum ia kerjakan.

"Hhh, calm down Liu Xan.. calm down. Cuma 4 saja, tak akan membuatmu miskin. Tunanganmu sudah kaya, tinggal morotin uangnya saja. Selesai, lupakan."

Liu Xan keluar dari ruangan komputer disusul anak yang lainnya, temannya langsung menggerombol dengan teman plek nya, menanyakan tadi jawabanmu apa? Tadi ada soal yang ini nggak--- bla bla bla..

Liu Xan mengangkat dagunya, meyakinkan untuk tetap percaya diri, apapun hasilnya harus diterima. Tak bisa di ulang.

(Kok tiba-tiba masih greget sama sistem zonasi ya saya:"") *korban zonasi)

"Liu Xan, lu ikut gak?"

Jungkook menghampiri Liu Xan, berdiri di depan telak membuat langkah Liu Xan terhenti. Liu Xan meludahkan permen karetnya tepat di atas sepatu mahal Jungkook, membuat si pemilik mengumpat kasar.

"Kemana?"

"Ke supermarket beli kondom, terus ke hotel."

"Lu kira gue panesa enjel." Liu Xan menjambak main-main rambut merah Jungkook. Meskipun main-main, tapi sakit. Tahu sendiri kan kekuatan Liu Xan persis kingkong.

"Sakit bangsat! Ke tempat tongkrongan lah! Kumpul, hitung-hitung represing."

Liu Xan melepas jambakannya.

"Jam berapa?"

"Pulang sekolah, sampai jam 10 malam."

Jungkook menonyor jidat Liu Xan lalu merapikan rambutnya sendiri yang sempat berantakan bahkan tercabut beberapa helai.

"Gak bisa kalau jam segitu. Malam gue ada acara sama keluarga Kak Taehyung."

"Apa?"

"Nentuin tanggal pernikahan, udah ya. Kak Taehyung udah nunggu. Bye!"

'Chuu~'

Liu Xan mencium pipi Jungkook kilat lalu berlari menuju gerbang.

Jungkook mematung, pipinya masih ada basah-basahnya. Kalau gini kan jadi gagal move on kan jadinya.

P A R A D I S E • [kth] • Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang