Sibukkan Diri Dalam Kebaikan
Bila lisan hendak bercakap.
Bila diri hendak bersikap.
Bila mulut hendak berucap.
Berhati-hati agar tak menyelisihi adab.Kesantunan dalam berbahasa wajib kita jaga.
Kesopanan dalam bertata krama seharusnya jadi utama.
Lantaran semua adalah cerminan jiwa.
Dan menanda seberapa mulia akhlak kita.Berkata yang bermanfaat begitulah cerminan hati yang sehat.
Bersikap pun nampak bermartabat.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,
_“Hati yang sehat lebih mengutamakan hal bermanfaat daripada hal berbahaya.”_
Tanda-tanda hati yang sehat adalah selalu mengutamakan yang bermanfaat seperti beriman kepada Allah Ta’ala, belajar, dan menuntut ilmu syar’i, membaca dan mentadabburi Al-Quran, membaca buku-buku yang bermanfaat, dan sebagainya.Jika kita tak memilih kebaikan lantas apa kita akan memilih keburukan?.
Hidup itu senyatanya hanya ada dua hal, yakni kebaikan dan keburukan, kebenaran dan kesalahan, kesibukan atau kesia-siaan.Tinggal kita memilih jalan mana yang menurut hati nurani bisa membawa pada Allah. Tidaklah sulit membedakan mana yang menuju Allah dan lebih memilih dunia.
Bila ada hasrat jiwa mengalahkan kecintaan pada Rabb semesta maka perlu ditinggalkan. Bila ada perangkat dunia yang seolah menjadi sarana utama mengalahkan keajaiban yang Allah akan datangkan itu perlu diwaspada.Mudah sejatinya membandingkan antara haq dan batil.
Mata batin kita mampu menangkapnya namun bersyarat kebersihan yang tak terselubung oleh siasat.
Hati yang selalu khawatir pada kemaksiatan itulah yang akan menyelamatkan. Wallahul musta'an

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Muslimah
RandomShare ilmu-ilmu islami dari berbagai sumber yang Insya Allah sangat bermanfaat bagi ukhty dan akhi yang ingin berhijrah