****
"Mau istirahat bareng gue?" ucap Iqbal kepada Nadya. Nadya melihat kanan kiri nya. Ternyata di laboratorium hanya mereka saja.
"Nanya ke lu." ucap Iqbal lagi.
"Nggak ah, nanti gue kena gosip." jawab Nadya. Tapi kalau dirinya menolak, dia ke kantin sendiri. Keysha juga udah duluan.
"Kalau gitu gue duluan." ucap Iqbal yang habis merapihkan alat prakteknya tadi. Iqbal pun melangkahkan kakinya.
"Iqbal! Gue bareng lu deh." ucap Nadya sontak membuat Iqbal menghentikan langkahnya. Nadya pun menghampiri Iqbal.
"Ayo." ucap Nadya yang berjalan duluan. di susul oleh Iqbal.
Pada saat di lorong menuju kantin. Banyak mata sinis yang memperhatikan mereka berdua. Bukan Iqbal saja sekarang yang mempunyai penggemar. Sepertinya Nadya pun begitu.
"WHAT! IQBAL SAMA NADYA SEKARANG?!"
"Eh itu si iqbal bareng pacar gue."
"nggak bisa tuh mereka bareng gitu."
"Apaan tuh mereka jalan bareng."
Rina yang melihat langsung memberitahu kepada Anita.
"Nita, liat tuh cewek kegatelan sama Iqbal." ucap Rani.
"OMG DEMI APA??!!" tanya Anita heboh. Tanpa di jawab oleh Rani, Anita pun langsung menghampiri Iqbal dan Nadya.
"Hai Iqbal. Sayang kok bareng dia sih?" ucap Anita yang langsung menggelendoti lengan Iqbal.
Iqbal pun melepaskan tangan Anita.
"Jangan ganggu gue, Nadya pacar gue." ucap Iqbal yang asal ucap. Nadya pun terkejut.
Iqbal pun langsung menarik tangan Nadya dan pergi dari situ.
"IQBALLL PACARAN?! NGGAK MUNGKIN." ucap Anita teriak membuat para siswa melihat Anita setres.
"Apa lu liat liat?!"
"Udah ayo Nit." ucap Rani menarik tangan Anita.
****
"Jane! Balik bareng yuk?" ucap Revan yang menghampiri Jane dengan motor besarnya.
"Lu udah nggak ada kelas?" Jane balik bertanya.
"Nggak ada. Gue mau langsung pulang." jawab Revan. "Rumah lu kan searah, jadi lu bisa irit ongkos gitu." ucap Revan.
"Oke gue bareng lu." ucap Jane meng-iya kan.
"YES!" ucap Revan refleks karena kesenengan. Lalu memberi Jane helm. "Naik."
Jane pun naik. Revan mengambil kedua tangan Jane lalu membawanya ke depan untuk berpegangan. Jane hanya bisa tersenyum. Revan pun menjalan motornya.
****
Hening.
Nadya merasakannya dari tadi. Menunggu Iqbal menghabiskan makanan nya, sedangkan Nadya sudah habis dari tadi.
"Uhukk..uhukk.."
Tiba tiba Iqbal keselek. Nadya melihat minum Iqbal sudah habis. Nadya mengambil minumnya dan memberikan kepada Iqbal.
"Minum dulu Ba." ucap Nadya yang menyodorkan minumnya. Iqbal kaget karena Nadya menyebutnya Ba. Baba?
"Uhukk..haduh,"
Iqbal mengambil minumnya dan meminum nya.
"Kalau makan pelan pelan." ucap Nadya dan Iqbal hanya mengangguk lalu menaruh minumnya.
"Nad,"
"Panggil aja Yaya. Kenapa?"
"Maafin ya pas di lorong tadi, gue bilang lu pacar gue." ucap Iqbal.
Nadya mengangguk. "Santai aja kali." ucap Nadya tersenyum tipis.
"Gue risih selalu di kejar cabe." ucap Iqbal lagi. Nadya hanya mengangguk angguk.
"Makanan nya di habisin dulu Bal. Keburu masuk bentar lagi." ucap Nadya.
Iqbal kembali bicara sebelum melanjutkan makannya. "Lu balik bareng gue, sekalian kerja kelompok di rumah gue." ucap Iqbal dan Nadya hanya mengangguk 'Iya'.
****
Bel pulang sekolah telah berbunyi kencang dan Nadya masih di kelas karena menyelesaikan tugas menulisnya. Karena tadi Nadya menggantikan sekretaris nya yang sakit. Sedangkan Iqbal menunggu nya di parkiran.
Nadya pun merapihkan buku dan beranjak keluar kelas.
"NADYA!!"
Ada yang memanggilnya. Vano.
Vano pun menghampiri Nadya.
"Hai Vano. Belum balik?" tanya Nadya ramah.
"Belum nih." jawab Vano yang sekarang berada di depan Nadya.
"Kenapa Van? Ada urusan sama gue?" tanya Nadya lagi.
"Gue cuma mau kasih ini." ucap Vano yang menyodorkan satu batang coklat kepada Nadya.
"Buat gue?" tanya Nadya yang melihat Vano memberikan coklat.
"Iya, coklat salam perkenalan dari gue." jawab Vano dengan senyum khasnya.
Nadya pun mengambil coklatnya. "Makasih ya Vano." ucap Nadya tersenyum.
"Emm, lu mau balik bareng gue?"
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT BOY {Na Jaemin}
FanfictionIqbal Arkanaputra, seorang cowok yang banyak digemari oleh para gadis di sekolah. Tak ada satupun yang tak mengagumi Iqbal. Tapi karena sifat Iqbal yang cuek, Iqbal tidak pernah memberi jalan masuk para gadis itu untuk masuk ke hatinya. Jadi siapaka...