VI

39 3 0
                                    

****

Senyum Nadya masih terlihat jelas sejak tadi. Dirinya sedang menatapi langit-langit kamarnya. Seperti orang yang sedang jatuh cinta.

"Ciee anak bunda, lagi jatuh cinta nih kayaknya." ucap Mika—bundanya.

Nadya terlonjak kaget. "Bunda kapan masuk? Kok nggak ketuk pintu?" tanya Nadya kebingungan.

"Orang jatuh cinta mana kedengaran. Bunda nya udah ketuk pintu padahal." jawab Mika.

"Yaya nggak lagi jatuh cinta bun." ucap Nadya tersipu malu.

"Itu pipi nya merah." ucap Mika menggoda anaknya—Nadya.

"Bunda udah ihh." Nadya menutup pipi nya yang memerah.

"Yaudah deh. Kamu jangan lupa makan." ucap Mika yang kemudian keluar dari kamar Nadya.

Nadya menyiapkan pelajaran untuk besok.

****

Nadya pun keluar dari rumah nya dan terkejut melihat seseorang di depan rumahnya.
"Iqbal, ngapain lu disini?"

"Ngemis."

Nadya pun berjalan mendekati gerbang.

"Gue serius lah."

"Jemput lu. Cepet naik." perintah Iqbal. Nadya pun langsung naik tanpa sepatah kata pun dan Iqbal melajukan motornya.

Mereka pun sampai di sekolah dan langsung di tatap oleh para ciwi-ciwi SMA Blue Sky.

Nadya pun turun dari motor.

"Makasih Bal. Gue duluan ya." ucap Nadya yang melangkahkan kaki nya tapi di tahan oleh Iqbal.

"Bareng gue." kekeh Iqbal. Iqbal menarik tangan Nadya berjalan menuju kelas mereka.
Tetapi saat di koridor banyak mata yang menatap mereka tak suka dan ada pun yang mendukung mereka.

"Cocok sih mereka, sama sama cantik dan ganteng." ucap salah satu siswi

"Itu Iqbal apaan sih sama Nadya."

"WOY PELAKOR!!"

Terdengar suara Anita dan menghampiri Iqbal dan Nadya. Iqbal tak menggubris nya sama sekali dan tetap menarik Nadya ke kelas.

"EHEM EHEMMM KESELEK!!!" ucap Rey dan Axel sembari terbatuk-batuk.

Nadya langsung menarik tangannya.

"Gue ke dalem duluan." ucap Nadya yang langsung berjalan masuk menuju kelas.

"Jadian lu kan Bal?" tanya Axel.

"Main gandeng aja lu, gila sekarang mas Iqbal." cerocos Rey.

"Palalu jadian." ucap Iqbal yang masuk ke dalam kelas.

"Pala gue jomblo woy." sahut Rey yang langsung memegang kepalanya.

****

"Oke anak-anak, silahkan kumpulkan tugasnya." perintah Bu Azzure yang terkenal killer.

Semua anak kelas 11 IPA 2 sudah mengumpulkan tugas kecuali Iqbal yang tugasnya ketinggalan.

"Masih ada yang belum mengumpulkan?" tanya Bu Azzure sembari mengecek buku satu persatu.

"Iqbal kamu tidak mengerjakan?" tanya Bu Azzure yang sudah siap mengomeli.

"Tidak bu." jawab Iqbal spontan.

"KAMU TIDAK BIASA NYA SEPERTI ITU IQBAL." ucap Bu Azzure dengan nada tinggi. Semua anak 11 IPA 2 hanya diam tanpa sepatah kata.

"Saya--" ucapan Iqbal terpotong.

"Kamu saya hukum! Pergi ke perpustakaan dan rapihkan semua buku sesuai urutan nya."

Semua murid tercengang kaget. Buku di perpustakaan itu tidak hanya satu dua, bahkan bisa sampai ribuan.

Iqbal tidak menimpali sama sekali dan langsung melangkahkan kakinya. "Permisi bu."

"Saya tidak mau pertemuan saya tidak ada yang mengerjakan tugas lagi. Mengerti kalian?" ucap Bu Azzure.

"Mengerti bu." ucap anak kelas 11 IPA 2 bersamaan.

****

Iqbal pun merapihkan buku dengan teliti dan rapih. Kali ini sifat mager harus benar-benar dihilangkan sementara.

Kring!!!

Bunyi bel terdengar. Tandanya pelajaran sudah berakhir.

Iqbal menyeka keringatnya yang dari tadi bercucuran. Padahal AC di perpustakaan menyala.

"Gila banyak bener." ucap Iqbal yang duduk di lantai untuk istirahat sejenak.

Terdengar bunyi pintu yang di buka. Seorang gadis berjalan menuju arah Iqbal.

Nadya.

"Bal, nih gue bawain minuman buat lu." ucap Nadya yang memberikan minuman.

Iqbal terkejut atas kehadiran Nadya disitu dan menoleh ke arah Nadya. "Sejak kapan lu disini?"


Bersambung

MY PERFECT BOY {Na Jaemin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang