XIII

21 3 0
                                    


****

"Kalian adik-kakak?" tanya Agatha sekali lagi.

"Iya tante." ucap Nadya.

"Ini ada perlu sama siapa?"

"Jane ada tante?" tanya Revan.

Jadi selama ini, doi bang Revan, kakaknya Iqbal. Batin Nadya bergumam.

"Ayo masuk dulu." ucap Agatha mengajak kepada Nadya dan Revan.

Nadya dan Revan pun masuk ke dalam rumah Agatha yang mengikuti nya di belakang.

"Tante panggilin Jane dulu. Kalian duduk aja."

Nadya dan Revan hanya mengangguk. Tiba tiba saja Iqbal sedang turun dari anak tangga. Nadya dan Revan pun sontak melihat Iqbal.

"Dek, jadi dia?" tanya Revan terkejut. Nadya hanya mengangguk.

Iqbal pun berbelok arah tanpa melihat kehadiran Nadya dan Revan.

"Bang gue tunggu di luar deh." ucap Nadya dan Revan hanya mengangguk.

Nadya pun sengaja menunggu nya di luar, karena dia tak mau berada di tengah tengah Revan dan Jane.

"Hei Van. Sorry ya gue repotin lu." ucap Jane menyapa Revan.

"Santai aja Jane, nih titipan lu." ucap Revan memberikan secarik kertas kepada Jane.

"Thanks. Btw Nadya mana? Kata mama tadi dia ikut."

"Oh di luar dia." jawab Revan. "Gue pulang Jane, Yaya kasian banyak tugas." ucap Revan pamitan kepada Jane.

"Hati hati di jalan ya, jangan ngebut, bawa orang." ucap Jane tersenyum dan di balas oleh Revan.

Revan pun berjalan keluar rumah Jane dan Jane menutup pintunya.

"Ayo dek pulang." ucap Revan lalu melangkahkan kakinya. Nadya pun mengikutinya.

Tak terasa di perjalanan, Nadya pun sudah memejamkan matanya sedari tadi. Hendak sampai rumah, Revan baru terasa punggung nya berat.

"Dek lu tidur?" tanya Revan dan Revan langsung melihat kaca spion, ternyata adiknya sudah tertidur lelap. 

Sesampainya di rumah, Revan langsung membawa Nadya ke kamar dan menyelimutinya.

****

Tak terasa, hari Senin pun telah membangunkan Nadya dari tidur lelap nya semalam. Nadya pun merenggangkan badan nya dan pergi ke kamar mandi untuk pergi ke sekolah.

Nadya pun menuruni anak tangga dengan pakaian yang sudah rapih. 

"Abang anterin yaya ya?" ucap Nadya meminta dengan nada manja kepada Revan.

Revan pun sontak kaget, Nadya tak biasa nya manja seperti itu. "Iya sayang."

Revan pun menyiapkan motor dan mengantar Nadya ke sekolah.

"Makasih ya abang." ucap Nadya tersenyum lebar.

"Belajar yang bener." ujar Revan membelai rambut Nadya dan Nadya hanya mengangguk.

****

Di kantin, Iqbal dengan Rey dan Axel.

"Bal, lu nggak ada niatan buat jedor Nadya apa?" tanya Axel. Iqbal tak menjawab dan fokus kepada game nya.

"Kulkas berjalan kalau main game gakan di jawab woy." ucap Rey dengan sedikit kencang.

"Diem lu anak anoa!"

"Anoa aja udeh kecil njir, gimana anaknya." sahut Rey.

Axel pun kesal, ingin rasanya dia mengganti otak Rey sekarang juga. "Bodo amat jing!"

"Dih kelek onta kesel." ucap Rey yang malah terkekeh.

"Mending gue cabut. Urusin tuh bocah bal."

****

Siswa Blue Sky pun sudah berada di lapangan semua untuk persiapan upacara.

"Keysha, baris deket Iqbal yuk?" ajak Nadya.

"Ogah ah di depan panas." Keysha menolak.

"Kan ada Iqbal yang ngalangin." ucap Nadya menampilkan deretan giginya.

"Itu lu doang elah,"

"Ayo ih." ucap Nadya merengek.

Akhirnya Keysha pun mengalah dan mengikuti keinginan Nadya.

"Hai neneng Key cantik." ucap Rey yang mengedipkan matanya.

"Najis bintitan lu."

"Ganteng gini masa bintitan." sahut Rey yang masih menggangu Keysha.

"Untuk seluruh siswa, upacara akan segera di mulai. Harap tenang." ucap anak OSIS menggunakan mic. "Dan jangan lupa luruskan barisan nya."

Nadya pun meluruskan barisan nya dengan barisan Iqbal.

"Hai Iqbal,"

bersambung

MY PERFECT BOY {Na Jaemin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang