XIV

21 3 0
                                    


****

Nadya pun meluruskan barisan nya dengan barisan Iqbal.

"Hai Iqbal," ucap Nadya menyapa Iqbal. Nadya tidak bisa sepenuhnya melihat wajah Iqbal karena matahari yang sangat terik. Memang walaupun masih pagi, Jakarta sudah tampak panas.

Iqbal hanya tersenyum. "Ngapain Ya? Panas di depan. Ke belakang gih." sahut Iqbal.

"Panas nya masih sehat." ucap Nadya yang sedikit teriak karena sekitar nya sangat bising.

Upacara pun di mulai. Matahari makin menyinari lapangan SMA Blue Sky.

Iqbal bergeser untuk menghalangi Nadya dari matahari. Nadya yang melihat nya hanya tersenyum tanpa berkata-kata.

****

Nadya dan Keysha berjalan menuju perpustakaan. Mereka berbincang bincang selama di perjalanan.

"Aduh gila tadi keringetan banget pas upacara. Enak bener ye ada yang halangin." ucap Keysha berniat untuk meledek.

"Oh iya gue nggak keringetan." jawab Nadya menunjukkan giginya.

"Berisik lu bucin!" jawab Keysha kesal.

Nadya membuka pintu perpustakaan.

"Selamat pagi Nadya, Keysha."

Mereka sudah disambut oleh yang menjaga di perpustakaan.

"Pagi bu." jawab Nadya dan Keysha kompak.

"Mau ngapain nih kalian?" tanya Bu Gege.

"Mau nugas sekalian baca baca bu, di kelas berisik." jawab Nadya sambil mengisi dafatar kunjungan perpustakaan.

"Oke. Kalau ada yang perlu dibantu bilang aja ya."

"Siap bu."

Nadya dan Keysha meletakkan buku nya di meja perpustakaan dan mereka mencari buku mereka yang dicari.

Buku yang Nadya cari ternyata ada di bagian atas rak. Dia mencari kursi untuk mengambilnya. Nadya pun mengambilkan kursi putar yang berada di dekatnya dan dia pun naik untuk mengambil bukunya.

Kursi nya sudah tak beraturan dan Nadya kehilangan keseimbangan tubuhnya.

Hap!

Nadya tidak merasa tubuhnya menyentuh lantai dan tidak sakit sama sekali. Nadya membuka matanya. Lagi dan lagi, Vano yang menyelamatkannya.

Beberpa detik mereka hanyut dalam pandangannya.

"Ehem ehem! Batuk nih gue." ucap Keysha dan Rey yang sudah melihat mereka saling pandangan dari tadi.

Vano melepaskan Nadya dan langsung berdiri.

"Apaan sih lu, orang gue tadi jatuh di tolongin sama dia." ucap Nadya mempertegas.

"Iya percaya deh." jawab Keysha.

"Thanks ya Van." ucap Nadya tersenyum lalu melangkahkan kaki nya keluar perpustakaan.

"Yaya tunggu gue kek." ucap Keysha sedikit teriak. "Gue duluan." lanjut Keysha yang mengejar Nadya.

****

"Nadya sini!" panggil Iqbal dari jauh.

"Mereka jadian ya?"

"Loh Iqbal deket sama cewek itu?"

"Nadya kan cantik, kok mau sama manusia es?"

"IH CAPER BANGET YOYO"

"YAYA BEGO BUKAN YOYO

"LAH SERAH GUE"

Nadya mendengar bisik bisik dari siswa yang berada di kantin. Tapi Nadya tidak peduli dan tetap menghampiri Iqbal.

"Duduk ya." ucap Iqbal. Nadya melihat Keysha sudah duduk disana di samping Rey.

"Loh Key, bagus lu nggak aja gue." ucap Nadya dengan yang menunjukkan kesal.

"Lagian lu ninggalin gue di perpus. Maaf deh." jawab Keysha dengan jari membentuk 'peace'. c

Nadya pun duduk.

"Ya, bang Revan itu abang lu?"

"Iya. Tau dari Kak Jane pasti?" tanya Nadya balik. Iqbal mengangguk.

"Kakak gue kegilaan abang lu."

"Serius? Emang kampret aban gue. Nanti gue omelin deh." ucap Nadya dengan mimik muka kesal. Iqbal hanya tertawa melihatnya.

"Aduh bu Keysha saya cuma ngontrak disini. Belum bayar ya bu." ucap Rey yang melontarkan kalimat itu begitu saja.

"Gila gue cuma numpang woy. Mereka yang punya nih dunia." ucap Alex.

"Njir iya woy, jiwa jomblo gue meronta." Vano angkat bicara.

"Setan lu pada, nggak jelas." ucap Nadya yang memeloti mereka.

"Sini lu kelek!" lanjut Nadya yang menatap sinis Alex dengan memanggil namanya 'kelek'.

"Rey yang duluan Ya, gue nggak ikutan."

"Lagi ngobrol ganggu aja." Nadya makin geram. Iqbal hanya terkekeh.

"Santai napa Ya."

"Udahlah badmood. Nggak ngerti cewek pms!" ucap Nadya yang melangkahkan kakinya.


bersambung.

MY PERFECT BOY {Na Jaemin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang