Sudah dua hari lamanya Edment menetap di kediaman Thwaites ini, tapi rasanya dua hari itu kurang bagi Aglaea yang masih bersikeras belum ingin pulang kembali ke Kanada.
Sembari menggeret koper hitam Edment, Max menunggu tuannya itu di depan gerbang. Begitu banyak awak media yang sudah siap berdiri didepan gerbang, bersiap mengambil foto serta menanyakan berbagai hal pada Edment, anak pertama Dimitri Thwaites selaku Kaisar di tanah Saint Petersburg sekaligus Samara. Kota kedua yang menjadi kekuasaan Dimitri, Samara adalah sebuah kota besar yang terletak di tepi Sungai Volga di sebelah tenggara Distrik Federal Volga wilayah Eropa Rusia, dan merupakan pusat administrasi Oblast Samara.
Sempat Aglaea merengek beberapa kali, mengeluarkan suara melasnya serta mata lucunya yang sengaja ia buat-buat agar Edment menetap di kastil ini, setidaknya untuk satu atau dua hari lagi. Tapi Edment menolak, ia mengatakan ada urusan yang penting di Las Vegas.
"Bellona?", bisikan Erloy terdengar jelas ditelinga Edment. Lagi-lagi Erloy dapat menebak apa yang penting bagi Edment, saat ini.
Itu benar, Bellona dikatakan sedang sakit dari semalam. Entah apa lagi yang gadis payah itu lakukan, semua terlihat bodoh dimata Edment. Tapi entah kenapa Edment tak dapat mengacuhkan kesehatan Bellona , tiap kali mendengar kabar Bellona yang sedang tidak baik, Edment pasti akan khawatir. Namun Edment menolak keras godaan Erloy dan saudaranya yang lain mengenai ia mencintai Bellona, menurut Edment itu hanya simpati atau peduli bukan cinta.
"pulanglah ke Toronto, ada kejutan disana yang menunggumu", Aglaea mengernyit mendengar ucapan kakak pertamanya itu, kejutan yang menunggunya? Apa?
Belum sempat ia bertanya apakah kejutan itu, Edment sudah beralih pada Dimitri dan Ellent, mereka melakukan hal yang biasa dilakukan orangtua dan anak ketika ingin berpisah. Berpamitan, memberi nasehat, peluk, serta permohonan menetap.
Edment beralih pada Erloy dan adik-adiknya yang lebih tua dari Aglaea, karena mereka lah yang tau mengenai Bellona. Edment memaki dirinya sendiri karena menceritakan sosok Bellona pada mereka, yang ternyata mulutnya tidak bisa dijaga.
"jangan bocorkan ke siapapun lagi mengenai Bellona , aku serius, kalian tau aku tidak pernah bermain-main dengan ucapanku kan? " Erloy, Helbert, serta Arsen mengangguk-ngangguk mengerti, seperti anak kecil yang diancam orang dewasa dan ketakutan serta hanya bisa mengangguk, ya seperti itulah mereka.
Semua awak media hanya berhasil menangkap gambar Edment dan keluarga, tapi tidak mendapat satu jawabanpun dari Edment yang sepertinya enggan menjawab. Mungkin dengan jawaban Ellent dapat membuat mereka—awak media merasa cukup. "kepulangan Edment bukan apa-apa, ini semacam reuni keluarga"
Ya memang betul kan, kepulangan Edment itu bukan apa-apa. Kepulangan Aglaea lah yang bermasalah.
Gerbang megah kastil Thwaites tertutup rapat kembali ketika mobil Edment sudah melaju pergi meninggalkan kastil ini, dan seluruh anggota keluarga kembali kedalam.
"Arsen akan pergi ke Berlin, besok siang. Ada urusan kerja disana" pria yang berprofesi menjadi aktor itu memang sering gonta-ganti kota akibat tiap film yang ia perankan.
"sudah dapat job? Kali ini tokoh macam apa yang kau perankan? " sindiran keras dari Helbert meluncur begitu saja, tahun lalu Arsen memang menjadi tokoh yang memiliki sifat yang persis sepertinya, yaitu pria berhidung belang. Mungkin sutradara pun bisa tau siapa pria yang paling mesum didunia ini.
Kami semua tertawa bersama, tidak dengan Arsen yang menjadi bahan candaan di ruang keluarga ini. Tapi kami tau, Arsen sejujurnya memiliki pribadi yang baik, dia mungkin hanya bermain-main dengan wanita, tapi ia tidak akan menghancurkan hidup wanita itu. Ellent serta Dimitri sudah berusaha sebaik mungkin mendidik anak-anaknya, untungnya mereka layak dan berhasil disebut sebagai orangtua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Kiss
RomanceMenjadi seseorang yang mencolok tidaklah menyenangkan bagi Aglaea Thwaites. Wajah nya yang kental dengan darah Rusia, nama keluarga nya yang terlahir menjadi bangsawan, membuat Aglaea merasa dirinya selalu celaka. Benar apa kata kedua orangtua nya...