Past 13 - Emosi

116 11 0
                                    

Aglaea Thwaites

Bagaimana perasaan kalian ketika melihat kekasih kalian tengah berpelukan erat dan mesra dengan wanita lain atau pria lain?

Sakit.

Bagaimana perasaan kalian ketika tau bahwa dalang dibalik semua ini ialah sahabat mu sendiri?

Kecewa.

Ya itulah yang aku rasakan saat ini, sakit dan kecewa. Bahkan selama berkencan dengan Chris, dia tidak pernah terlihat begitu tenang seperti saat ini. Dalam pelukan Evelyn, wajah Chris terlihat nyaman dan tenang.

Apa aku yang salah? Maaf aku tidak merasakannya. Karena kami-aku dan Chris menjalani hubungan ini bukan secara terpaksa, jadi apa alasannya Chris tak pernah terlihat begitu dihadapanku?

Apa dia sesungguhnya tidak mencintai ku?

Maaf tidak bisa menceritakan kejadian lebih lanjut pada kalian, karena.... Karena aku sudah tidak kuat melihat nya.

Meskipun aku terlihat jahat dan judes, aku ini bukan type wanita yang mendatangi kekasihku ketika ia menyakitiku. It's not me.

Aku berlari sekencang mungkin untuk meninggalkan balkon, tempat dimana mereka berada.

Hampir saja aku menangis, tapi mengingat aku ini adalah sorotan publik dan posisi ku saat ini sedang menghadiri sebuah acara yang dihadiri banyak konglomerat dan orang-orang bermartabat lainnya, aku menahan rasa ini... Rasa yang sulit dipendam namun sering dipendam oleh wanita yang kuat.

Aku menghampiri paman Tedd,
"paman, aku permisi pulang ya. Aku harus segera kembali ke Saint Petersburg" ucapku saat menemuinya.

Paman Tedd mengernyit bingung ketika aku datang, kemudian setelah mendengar alasannya ia mengerti dan mengangguk pelan.

"baiklah nak, selamat jalan ya. Jangan lupa untuk kembali ke Toronto" tawanya mengiringi ucapannya.

Aku tidak sempat bertemu Giovanni, aku tidak menemukannya.

Linclon melihatku berjalan cepat menuju pintu keluar, dia mengikutiku.

"nona, tapi pestanya--"

"bersiap ke bandara, Linc!" titahku dengan suara yang tegas namun ada sedikit gemetar didalamnya.

Gemetar? Tentu saja, kakiku dan sekujur tubuhku masih bergemetar akibat shock, dengkulku lemas dan ingin rasanya aku jatuh tapi aku tidak mau karena akan menambah sakit nanti.

Kenapa hati kecilku berteriak memanggil super heroku, meskipun aku tak menyebutkan namanya.

Kemana kau super hero? Aku membutuhkan dirimu! Aku ingin jatuh dan bersandar di tubuhmu! Aku ingin kau membalas nya! Aku ingin kau mengobati hatiku!

Sepertinya sebuah ide buruk memikirkan dirinya, membuatku semakin menangis. Aku sudah tak dapat membendung air mataku lagi, air mataku mengalir dan perlahan menderas.

Entah, ini rasa sakit atau rindu... Rindu akan kehadiran super heroku. Yang pasti rasa ini lah yang membuatku menangis.

Untungnya aku menangis sewaktu didalam mobil, ya meskipun Linclon mendengar dan melihat nya.

Death Kiss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang