Hinata menangis dalam pelukan Gaara, hati wanita bersurai indigo itu merasa bersalah pada suaminya terlebih dirinya tidak sadarkan diri selama sehari.
Gaara tertidur bersama istrinya di ranjang pasien ,tangan Gaara mendekap erat tubuh istrinya. Hati suami mana yang tidak sedih melihat istrinya menangis bersalah sembari memukul pipinya sendiri.
"Sudahlah, jangan salahkan dirimu, mungkin aku yang terlalu memaksakan kehendakku". Ujar Gaara menenangkan.
"Maaf". Hinata membalas lirih.
"Tidak Hinata, aku hampir gila jika kau yang salah, disini aku yang salah". Gaara mengecup pelipis istrinya.
"Mulai sekarang aku takkan memenuhi kehendakku". Gaara semakin erat memeluk tubuh istrinya.
"Tidak". Hinata berbalik menatap kedua netra suaminya. Hinata mengelus wajah sendu Gaara. " Aku berjanji akan mengikuti kemauannya, aku sadar jika yang lalu adalah kesalahanku". Hinata membalas pelukan Gaara dengan berderai air mata.
"Aku tidak ingin kehilangan mutiara kita, ini sepenuhnya salahku". Hinata menangis terisak . Sedang Gaara semakin mengeratkan pelukannya.
"Tidak apa-apa, aku yang meminta maaf karena terlambat menyelamatkan kalian berdua, kalau saja aku sedetik lebih cepat semua tidak akan terjadi". Gaara menyesali aroma menenangkan istrinya.
"A-ku- ucapan Gaara terhenti tergantikan sebuah benda kenyal menempel di bibir Gaara. Tidak lama Hinata menggerakkan bibirnya. Gaara masih terdiam namun kemudian membalas. Hinata sebentar karena istrinya membutuhkan udara.
"Aku akan menerima segala keputusanmu Gaara-kun, jika Gaara-kun tidak menginginkanku jauh aku akan menurut, aku akan selalu bersama Gaara-kun, dan Gaara-kun akan ikut kemanapun aku pergi". Setelah mengucapkan kalimat tersebut , Hinata bersembunyi didada bidang Gaara.
Gaara tersenyum dan mengelus surai panjang istinya."kalau ke kamar mandi boleh juga tidak". Jawaban abdurd Gaara membuat Hinata tambah merapatkan wajahnya ke dada suaminya. Gaara sudah terjemah senang melihat tingkah polos Hinata.
"Selamanya aku mencintaimu". Ujar Gaara.
"Em". Hinata sembari mengangguk. " Ayo kita buat bayi setelah aku sembuh nanti". Lanjut Gaara.
Hinata sudah terlihat memerah mendengar Gaara kumat kelewat mesumnya namun Hinata justru malah senang mendengarnya.
"Iya kita buat yang banyak ya". Bkasan Hinata membuat Gaara semakin senang. Sepertinya Gaara mendapat hikamh dari kejadian camping kemarin. Istrinya yang usil menjadi jinak. Gaara bersyukur si singa betina menjadi kucing kecil menggemaskan.
"Hime, kalau sekarang boleh tidak". Ucap Gaara bercanda.
Hinata mencubit pipi Gaara". Belum boleh, kalau sekarang nanti Gaara-kun ganti istri ". Hinata setengah merengut setengah tersenyum.
Gaara menyatakan wajah keduanya , kembali mencium istrinya yang menjadi kucing kecil nampaknya menyenangkan.
....
END
