DISC@MK
Warning@typo,occ dllBukan Hinata jika keinginannya tidak terpenuhi. Gadis kecil yang memiliki pesona hingga menarik si bungsu Sabuku.
.
.
.
Hinata menyeka air matanya, memandangi bento di tangannya. Hinata telah bangun petang untuk menyiapkan dan Gaara justru memarahinya. Hinata sengaja berlama-lama mandi dan yang didapatinya justru Gaara bersama seorang gadis lain.
Kembali berjalan tanpa melihat kedepan,membuat tubuh kecilnya limbung ke depan menabrak seseorang.
"Oh". Hinata bergidik takut.
"Hinata,kau kah itu?". Merasa namanya disebut, gadis itu mendongak melihat sepasang mata ,tubuh tegap berbalut jas abu-abu. Hinata tersenyum senang membalas sapaan si penabrak.
"Paman,di sini". Hinata tersenyum dan si penabrak membalasnya.
.
.
.Akhirnya bento milik kekasihnya di berikan kepada seseorang yang dipanggilnya paman. Keduanya menikmati hasil masakan Hinata. Sejenak gadis belia itu melupakan kunjungannya ke kampus tersohor tersebut.
"HM,rasanya seperti biasa sayangnya istriku sedang pergi dan tidak melihatmu". Puji si penabrak.
" Bagaimana bisa sampai disini?". Penasaran sang paman.
"Aku ingin membawakan kekasihku bento tapi sepertinya dia sedang sibuk". Hinata mengerucut.
"Kekasih!,Siapa?". Si pria nampak berfikir. "Ah,Si Lambang cinta". Si paman sekarang mengerti.
Hinata mengangguk dan mendapat kekehan ringan pamannya. "buat paman saja, kalau begini rasanya aku rindu dengan Miya". Hinata tidak bohong dia rindu dengan anak dari sang paman.
"Sayang, Miya dan istriku harus ke London selama tiga bulan di sana, ditambah dirimu sepertinya sedang sibuk dengan kekasihmu". Si pria meletakkan sendok dan bentonya. "aku rindu masakan istriku, untung ada dirimu". Pria itu tersenyum.
"Berkat Hinata kan Miya bisa makan enak". Hinata berjogigi.
Si Paman terkekeh kecil." Ya terimakasih telah mengajari istriku di kelas memasakmu". Hinata yang mendengarnya tersenyum bangga. Namun beberapa detik berikutnya wajahnya berubah murung.
Si pria menyadarinya. "Pasti si merah tidak mau kau datang ke kampusnya kan?". Ujarnya mengerti. Hinata hanya mengangguk.
.
.
.TBC
