4

7.1K 564 9
                                    

.
.
Pagi ini seperti rutinitas biasanya, keluarga Hae sedang sarapan bersama. Yang mebedakannya adalah suara hening yang tak biasanya.

Pasalnya Jisoo tidak merengek pagi kepada Tae. Dia bahkan enggan memandang Tae. Walaupun sekilas saja.

Tae pun acuh dengan perubahan sikap Jisoo. Mungkin Jisoo mengambek kepadanya.

"Taehyung, jam berapa tadi malam kamu kembali?" tanya Sora.

"Tadi malam aku kembali jam 3 dini hari," jawab Taehyung. Dia menguyah makanannya dan menatap Sora.

"Tidak apa-apa. Aku hanya bertanya saja. Kamu terluka? Kenapa tidak istirahat saja dulu?" tanya Sora bertubi-tubi. Hae tertawa mendengar pertanyaan bertuntung istrinya.

"Aku harus dinas," ujar Tae sekenanya.

"Hm, polisi harus menjaga staminanya,  eoh. Kamu harus melindungi dirimu terlebih dahulu sebelum melindungi orang lain," pesan Sora. Tae tersenyum tipis pada kakak iparnya.

"Sayang, Gweanchana? Eomma. lihat kamu diam saja sedari tadi," tanya Sora. Jisoo tersenyum meyakinkan. Moodnya tidak bagus.

"Eomma, Jisoo berangkat ke kampus dulu," pamit Jisoo. Sora mengecup kening Jisoo. Hae juga.

"Pastikan kamu makan siang. Jangan keluyuran dengan teman-temanmu. Bertahu Eomma jika ada apa-apa, eoh." Jisoo tertawa mendengar betapa Eommanya begitu khawatir.

"Eomma, jijjayo. Aku bukan anak kecil lagi," rengek Jisoo kesal. Sora menggelengkan kepalanya.

"Bagi Eomma kamu tetap putri kecil Eomma," ujar Sora. Jisoo menghela napas dan berangkat.

Taehyung juga pamit. Sora memandang putrinya sedih. Dia tahu sifat Jisoo. Mungkinkah dia bertengkar dengan Tae.

Sora tidak tahu kenapa Tae berubah. Dia memandang senduh mobil Tae. Adik iparnya tidak pernah diperlakukan adil.

"Chagiaya, jangan khawatir. Sikap Tae mungkin karena dia kelelahan saja," ujar Hae.

"Eomma  ... apa dia masih sama?" tanya Sora memandang suaminya senduh.

Hae tahu maksud istrinya. Eommanya ah bahkan seluruh keluarganya tidak ada yang memperlakukan Tae dengan baik. Hae juga tidak tahu kenapa Tae begitu dibenci. Dianggap seonggok sampah.

"Hufghhh  ... Chagiya, cukup perlakukan dia dengan baik. Dia sejak dulu tidak mendapat kasih sayang," kata Hae.

"Hikss  ... aku akan menyayanginya," isak Sora. Dia akan sakit setiap ingat luka yang diterima Tae.

Hae berangkat ke kantor setelahanya. Sora sendiri akan keluar bersama beberapa teman arisannya.

***

Kampus.

Jisoo menatap dongkol pria di hadapannya. Moodnya tidak bagus dan sekarang makan siangnya pun menjadi tidak bagus karena pria asing di depannya.

"Cih." Jisoo berdecih melihat pria itu begitu lahap. Bahkan wajahnya tidak menjukkan rasa bersalah sedikitpun.

"Yak, apa hanya bangku ini yang kosong? Kenapa kau duduk di sini?" tanya Jisoo penuh penekanan. Dia tidak suka menjadi pusat perhatian.

"Namaku Min Yoongi. Yoongi Oppa bukan cih," ujar Yoongi santai. Jisoo memicingkan mata melihat pria tanpa ekspresi di depannya.

Saat Yoongi mengangkat wajahnya. Mata sipitnya bertumpu pandangan dengan mata bulat Jisoo. Jisoo meneguk ludah melihat tatapan tajam Yoongi.

"Uu--untukk apa aku memanggilmu Oppa? Siro!" ketus Jisoo. Yoongi menguyah pelan dan menatap instes Jisoo. Tatapannya membuat Jisoo begitu gugup.

"Uhuk-uhuk," batuk Jisoo. Dia memutuskan pandangannya ke arah lain. Tanpa ia sadari bibir Yoongi berkedut menahan senyum.

"Pulang dari sini, kamu ingi ke mana?" tanya Yoongi yang dianggap angin lalu oleh Jisoo. Gadis itu menikmati makanannya dengan rakus. Dia ingin menunjukkan bahwa dia tidak akan menjaga image di depan pria itu.

Yoongi tertawa dalam hati melihat tingkah Jisoo yang menggemaskan. Matanya fokus pada kantung mata Jisoo.

Yoongi tersentak dari lamunannya saat Jisoo meletakkan gelas jusnya kasar. Suaranya membuat beberapa pengunjung lain menatapnya sinis.

Yoongi mengangkat alisnya. Jisoo dongkol setengah mati. Dia mengambil tasnya dan berlalu.

"Sejauh apapun kamu pergi, aku akan berada di dekatmu. Kamu milikku." Yoongi menyeringai. Dia meninggalkan kantin.

TBC

FAKE UNCLE (VSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang