16

4.9K 316 17
                                    

Pagi 😂
Gak tau ini ceritaku ditungguin apa enggak 😩

Selamat membaca 😘

Di pagi hari yang cerah ini, Jisoo terbangun dalam dekapan hangat Taehyung. Hatinya menghangat mengingat semalam. Dia tidak menyesa memberikan Tae mahkota miliknya.

Tangan Jisoo perlahan menenyuh kenin Tae. Meraba sisi wajah pria itu. Menentuh hidung dan bibir Tae.

Dia tidak menyangka setelah ditinggal bertahun-tahun oleh pamannya, dia semakin tampan. Namun, mendadak Jisoo sedih. Pamannya terlalu keras menjalani hidup kebencian dari keluarganya.

"Uncel inikah membuatmu menjadi psychopat?" batin Jisoo.

Kelopak mata Tae terbuka. Tepat menatap manik Jisoo. Bibirnya tertarik membentuk senyum manis. Pemandangan yang indah, disungguhi senyum prianya.

"Morning, Baby," sapa Tae serak. Suaranya terdengar seksi. Jisoo tersenyum malu.

"Morning, Uncel." Tae mencium bibir Jisoo singkat.

"Masih saja memanggilku, Uncel," protes Tae merajuk. Jisoo terbalalak dan terbahak kemudian. Rasanya sulit percaya saat dia harus melihat pamannya yang tampan ini merajuk.

"Baiklah, mau aku panggil apa, eoh?" tanya Jisoo dengan wajah geli. Tae mengulum senyum.

"Panggil aku S-A-Y-A-N-G." Tae mengejanya membuat Jisoo terbahak. Mereka merasa konyol di pagi hari.

"Aku mencintaimu," lirih Jisoo. Tae menarik Jisoo ke dalam pelukannya."Aku jauh lebih mencintaimu," bisik Tae.

"Baiklah, sekarang mandi, dan aku harus kuliah juga," ujar Jisoo. Dia melepas pelukannya. Melihat wajah tak terelakan dari pamannya.

"Hahaha sana mandi," ujar Jisoo. Tae langsung berdiri dengan malas membuat Jisoo memekik. Dia menutup matanya.

"Hahaha kamu sudah melihatnya, Sayang," ujar Tae. Jisoo mencibir membuat dia semakin tergelak tawa.

***

Jisoo POV

Aku sudah lengkap dan bersiap-siap ke kampus. Jalanku terasa aneh, dan ini masih sakit, nyeri di area selangkangku.

Tae memaksaku sarapan bersamanya. Aku dengan manja duduk di atas pangkuannya. Dia tidak keberatan dan malah menyuapiku. Aku sangat rindu bermanja-manja dengannya.

Jika dia harus dinas jauh lagi, maka aku akan menyuruhnya berhenti jadi polisi. Aku tahu polisi hanya keinganan grandma. Aku kasihan sekali dengan pamanku, dia memiliki cita-cita sendiri, namun, sulit untuk meraihnya.

Melihatnya tersenyum padaku, dadaku malah sesak. Aku berjanji akan melindunginya. Jika pun harus dia dibenci maka aku yang akan tetap menyayanginya.

Mengejutkan memang tentang profesinya sebagai polosi dan psychopat. Pantas saja dia selalu dipercaya dengan kasus berat, tentu dia mampu. Psychopat atau mafia tentu lebih cerdas dari polisi, namun, kutakut bagaimana jika ia tertangkap basah? Bisa jadi 'kan ada polisi lebih cerdas darinya.

"Uncel, kam--"

"Jika berasamaku panggil saja namaku atau panggil aku dengan sebutan mesramu," potongnya. Aku tertawa melihat dia protes.

"Baiklah, jadi Taehyung, apakah kamu di kantor polisi saja nanti?" tanyaku.

"Kemungkinan ya dan tidak. Tergantung jika ada tugas mendadak," ujarnya.

FAKE UNCLE (VSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang