25

2.7K 228 35
                                    

Jisoo seperti biasa di antar Tae ke kampus. Dia dengan senang mencium bibir Tae membuat pria itu menggeram kesal karena ia ingin menahan tengkuk Jisoo, tetapi gadis itu lebih dulu menarik dirinya. Jisoo sedikit tertawa melihat wajah Tae.

“Sayang, kamu tidak bisa mempermainkanku seperti itu,” ucap Tae membuat Jisoo membuka stealbethnya. Gadis itu mengangkat bahunya acuh. “Sana jalan Pak Tua! Kamu terlalu mudah turun on,” ucapnya ketika di luar. Ia sengaja mengejek kekasihnya.

“Dasar anak nakal. Kamu akan habis di tanganku jika pulang kampus,” ucap Tae membuat Jisoo kembali tertawa. Gadis itu melambaikan tangan dan berlari masuk ke kampusnya.

Tae tersenyum tipis. Di tengah pahitnya menerima penolakan orang tuanya, ah lebih tepatnya orang tua angkatnya, ia bersyukur memiliki Jisoo yang bagaikan penyemangat untuknya terus melangkah.

Ia menancapkan gas menuju kantor polisi. Dia hanya menanggapi dingin sapaan polwan yang ia lewati. Bahkan Alice yang menyapanya ia hanya menanggapi dingin juga. Ia masih ingat Jisoo akan mengambek jika ia merespons cewek lain selain dirinya.

Meski terdengar egois, tetapi Tae suka mendengarnya. Gadis kecilnya mencoba mendominasi hubungan mereka dengan sikapnya. Akan tetapi, tetap saja sikap manja dan kekanakannya muncul dalam waktu bersamaan. Namun, ia bisa melihat Jisoo akan berbeda ketika ada orang yang menjelekkannya.

“Padahal tubuhnya sangat kecil, tetapi dia berusaha menjadi benteng untukku,” gumam Tae.

“Kau harus tahu hari ini kita harus melatih pasukan di lapangan. Kau berhentilah bucin dengan keponakanmu itu,” sindir seseorang yang membuat Tae menoleh. Ia mendengkus mendengar ucapan sahabatnya.

“Kau terlalu lama jomblo,” ucapnya membuat Jungkook menganga.

“Mana ada wanita yang menolakku,” batinnya menyusul sahabatnya.

***

Mereka sudah menghabiskan waktu seharian di lapangan. Pelatihan kali ini sangat ketat, entah yang ia dengar akan ada misi yang ia lakukan dan misi kali ini berbahaya. Namun, mendengar nama Yoongi membuat ia bertekad jika akan menghadapi situasi ini.

“Pria itu bukan hanya punya teknik dalam bertindak, tetapi punya teknik dalam menyerang lewat kata,” ucap Jungkook.

“Aku akan membunuhnya,” ucap Tae terdengar dingin. Jungkook yang sedang minum segera berhenti. Ia menatap sekelilingnya dengan waspada.

“Berhenti melihat seperti itu, tatapanmu akan membuat semua polisi mengepungmu. Kau benar-benar psychopat gila,” kesal Jungkook.

Tae memejamkan mata dan menormalkan tatapannya. Ia segera bangkit dan membubarkan semua pasukannya. Ia harus pulang sekarang karena sudah sore. Pasti Jisoo juga sudah menunggunya di rumah.

***

Pria itu menatap wanita yang sedang duduk di depannya dengan pandangan begitu memuja. Tatapannya itu membuat wanita itu menatapnya penuh kebencian. Ia sama sekali tidak menutupi rasa bencinya.

“Jangan lupa, Jisoo, jika orang yang kau cintai sama gilanya denganku,” ucapan Yoongi membuat Jisoo menatapnya kesal.

“Tentu saja pacarku gila dan kegilaannya itu menular padaku. Jangan pernah samakan gilanya dengan gilamu,” ucap Jisoo sinis. Jisoo menghela napas dalam. “Kau jangan pernah melukai keluargaku. Apa pun alasanmu masuk, jika kau melukai keluargaku aku akan membunuhmu,” lanjutnya membuat Yoongi tertawa.

Yoongi mengambil rokok miliknya dan membakarnya. Ia kemudian tersenyum senang mendengar ucapan Jisoo. Ia tidak menyangka gadis itu semakin berani kepadanya, tetapi ia menyukainya.

“Bukan aku yang akan membunuh keluargamu, tetapi Taehyung yang akan membunuhnya. Kau tidak penasaran kenapa Appamu begitu membelanya?” tanya Yoongi.

Jisoo diam. Ia tidak tahu maksud ucapan Yoongi. Ia tahu apps dan eomannya menyayangi Tae karena memang sudah dianggap sebagai keluarga. Pria di depannya pasti mengada-ngada!

“Kau dengan mulut kotormu itu memang biadab sekali!” bentak Jisoo seraya berdiri. Ia mengambil gelas jusnya dan menyiram wajah Yoongi.

Pria itu hanya diam dipermalukan Jisoo di depan umum. Meski percakapan mereka tidak akan ada yang mendengar, tetapi tetap saja mereka menjadi pusat perhatian. Jisoo dengan cepat meninggalkannya. Ia terus menggerutu sepanjang jalan.

“Dasar pria gila!” ucapnya hingga ia menabrak seorang pria. Jisoo sedikit terpaku dengan pria yang ditabraknya. Wajahnya sedikit familier, tetapi ia tidak tahu di mana ia melihatnya.

“Maaf, Uncel,” ucapnya menunduk meminta maaf.

“Tidak apa-apa.” Jisoo berisik ngeri suara orang di depannya sangat dingin. Ia mulai takut dengan melihat penampilan pria tua di depannya.

“Namamu Ji—“

“Jisoo!”

Jisoo tersentak dan menoleh. Ia melihat Tae dari kejauhan memanggilnya. Ia dengan cepat menunduk dan berlari ke arah Tae. Ia memasang wajah pupy eyes miliknya sebelum pria itu memarahinya. Bahkan ia menyempatkan mengecup bibir Tae cepat untuk tidak memberi ruangan Tae memarahinya. Perlakuan Jisoo  tidak luput dari empat pasang mata yang menatapnya dengan tatapan berbeda.

TBC

Thanks ....

Kira-kira siapa pria itu?

FAKE UNCLE (VSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang