21

3.2K 243 17
                                    

Setelah hubungan mereka direstui. Jisoo tak segan lagi memanggil nama Tae tampa embel-embel 'uncel'.

"Taehyung," panggilnya karena kesal melihat pagi-pagi sekali Tae lengkap dengan seragam miliknya.

"Jisoo," tegur Hae, "kamu kok manggilnya gak sopan?"

"Appa jinjjyo. Dia kekasihku, tak masalah memanggil namanya," ujar Jisoo cemberut.

"Tap---" Tae memotong ucapan Kakaknya sebelum mood Jisoo yang buruk semakin buruk.

"Sudah, Hyung. Biarkan saja," ujarnya membuat Hae pasrah. Dia mengusap kepala putrinya dengan sayang.

"Bagaimana jika Grandma tahu?" lirih Jisoo. Hae tersenyum melihat kekhawatiran dua seloji ini.

"Appa sudah cukup diam dengan drama ini. Ternyata Appa dibohongi, Eomma. Appa sendiri yang akan tetap membuat kalian melanjutkan hubungan kalian," ujar Hae mendapay ciuman di pipinya.

"Sayang, Appa!" Jisoo kegirangan.

***

Tae mengantar Jisoo ke kampusnya. Di depan dia melihat Yoongi menyeringai ke arahnya.

"Kalau dia melakukan sesuatu yang aneh cepat mengabariku," ujar Tae dan diangguki mantap oleh Jisoo.

Gadis itu menyatukan tangannya dan mengangkat dua jarinya ke atas menyatu membentuk pistol.

"Aku 'kan pacar Ketua Mafia! Aku pasti berani seperti pacarku!" ujarnya membuat Tae tertawa. Ia mengacak gemas rambut Jisoo.

"Belajar dengan rajin. Setelah wisuda kita menikah," ujar Tae. Mata Jisoo berbinar-binar mendengar kata menikah.

"Aku tidak sabar!" pekiknya membuat Tae harus meringis dalam hati. Telinganya menjadi korban dari pekikan kekasihnya.

"Turunlah dan berikan aku ciuman sebelum keluar," ujar Tae. Jisoo memajukan wajahnya dan melumat bibir Tae.

Tae tidak bisa menahan hasratnya saat Jisoo melumatnya. Ia bergairah dan membalas ciuman Jisoo tak kalah panasnya.

"Hufhhhh ...." Jisoo bernapas lega setelah ciumannya lepas. Bibirnya terasa bengkak.

"Beruntunglah ini di kampus. Jika di rumah, aku akan membuatmu seharian tinggal di kamar," ujar Tae membuat pipi Jisoo memanas.

"Aku turun," ujarnya. Dia memberikan kecupan singkat di bibir prianya kembali.

"Aku begitu mencintainya," gumam Taehyung dan tersenyum.

***

'DOR'

"Shit!"

"Kerjar dia!" Kekesalan pemuda berseragam itu membuat semua anak buahnya berlari.

"Ck, aku akan membuatmu merasakan makanan penjara," ujarnya mengebu-ngebu.

Saat pemuda itu dengan kekesalannya, justru temannya terlihat santai.

"Berhentilah mengumpat." Dia menatap tajam temannya.

"Dari mana saja kau! Kau tahu kasus ini sejak subuh tadi harusnya kau datang!" kesalnya. Matanya mendelik tajam.

"Hahahaa woww santai. Aku baru saja mengantar kekasihku," ujar Taehyung.

"Dasar bucin," ejeknya. Tae semakin tergelak mendengar sahabatnya menggerutu sepanjang jalan.

"Aku tahu tempatnya." Jungkook menoleh. Mengangkat alisnya.

"Ikutlah," ajak Tae. Jungkook mulai mengikuti Tae ke mobilnya. Ia rasa Psychopat di sampingnya memang cocok jadi polisi.

"Jalan apa ini?" tanya Jungkook saat merasa asing dengan jalanan yang dilewati Taehyung.

"Jalan menuju tempat persembunyiannya," ujar Tae santai. Jungkook berdecak kagum.

"Wah wah ... Aku tak tak harus tersanjung bersahabat dengan polisi sepertimu atau kenal dengan Psychopat cerdik sepertimu," ujar Jungkook setengah menyindir. Tae mendengus geli.

"Kau harus beruntung karena dua-duanya," candanya.

"Ya ya ya, sikap sombongmu mulai muncul. Bagaimana hubunganmu dengan keponakan cantikmu?" tanya Jungkook.

"Tunggu aku melayangkan undangan ke wajahmu," ujar Tae dibalas decakan kesal.

"Ka mulai bertingkah. Hadapi saja dulu Appa dan Eommanya. Kalian tahu hubungan kalian terlarang," ujar Jungkook.

Tae tersenyum tipis, "Tidak ada yang terlar. Aku bukan Uncel kandungnya." Penuturannya membuat Jungkook menatapnya horor.

"Fake Uncel! Dasar bedebah sialan! Selain Fake police sekarang kau juga fake Uncel! Apa lagi yang palsu darimu?!" tanya Jungkook tak habis pikir.

"Tak ada yang palsu dari diriku, termasuk perasaanku kepada Jisoo. Itu bukan fake love," ujarnya membuat Jungkook memutar bola mata jengah.

Rasa-rasanya pria dingin di sampingnya mencari seperti es krim diterpa sinar matahari.

Ke mana sikap kejam dan mulut pedasnya saat membunuh? Seingatnya pria ini akan berkata sadis dan hanya berdiam saja seperti orang idiot yang sialnya terlihat misterius.

"Ini dia tempatnya," ujar Tae setelah sampai di rumah yang terlihat megah
Siapa sangka ada rumah di sini.

Tempat di hutan dekat lautan. Bahkan ini berjarak sangat jauh dengan pulau tak berpenghuni.

Pria yang licik dalam mengambil tempat persembunyian.

Sudah pasti nasib pria itu mati tangan Mafia kejam ini.

TBC

Jejaknya :)

FAKE UNCLE (VSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang