5

7.5K 540 6
                                    

*Note : Istilah polisi jangan dibawa dunia nyata chingu, inu murnu khayalan Author 😂

Ok back
.
.
.
Seorang polisi memasuki ruang di mana tahanannya berada. Dia menatap datar pria yang memandangnya marah.

"Yakkk Seakkia!" teriaknya murka. Dia memengan besi jeruji itu kuat. Buku tangannya sampai memutih.

"Persiapkan dirimu untuk besok," ujarnya tenang.

"Kau tidak bisa melakukan ini padaku! Aku bersumpah hidupmu tidak akan tenang. Mereka tidak akan membiarkanmu bediri. Tunggu saja kau merangakak, meminta belas kasihan," ujar Kywon menatap bengis Taehyung.

"Berkicaulah semamu Tuan Kywon.  Hukuman akan tetap berlaku. Saya sedikit berbaik hati memberitahumu, Jaksa kim Namjoon tidak akan membebaskanmu," kata Tae.

"Cih, perlu kau tahu Taehyung ah atau harus kupanggil V Ruffo. Sepertinya memakai seragam polisi membuat V Ruffo pemimpin dari Mafia clan Ruffo tertutup rapat," ujar Jee membuat rahang Tae mengeras. Dia mengepalkan tangannya kuat. Jee menyeringai bersama Kywon.

"Tutup mulutmu! Kau terus berkicau. Besok kau akan jadi mayat," ujar Tae dingin.

"Yah, dan identitasmu perlahan terbuka. Jangan lupakan masa lalu Taehyung. Dunia hitam sangat berbeda dengan dunia normal. Kau harus membunuh atau dibunuh," ujar Kywon.

"Dan saat ini saya melakukan semestinya. Membunuh kalian," ujar Taehyung. Dia meninggalkan ruangan itu dengan emosi memuncak.

Semua mata memandangnya takut. Jungkook menyusul Tae. Entah apa yang membuat emosi sahabatnya muncul.

***

Jisoo tiba di rumahnya. Dia menghampiri Sora sebelum eommanya menyamakannya dengan Necy,  dia bersuara.

"Eomma, Jisoo pulang!" teriaknya.
"Yeeee!" balas Sora.
"Eeeh, Eomma jinjja," ujar Jisoo dengan mata tidak percaya. Dia menatap pria yang duduk santai di sofa bersama Sora.

"Apa yang kau lakukan di sini?!" tanya Jisoo marah. Sora membulatkan mulutnya dan menarik Jisoo duduk.

"Yah, kamu tidak sopan kepadanya," bisik Sora. Jisoo berdehem.

"Eomma tinggal dulu," ujar Sora. Dia ke kamarnya. Jisoo menyilangkan kaki angkuh. Dia memang polos dan lugu tapi tahu cara bersikap angkuh.

Yoongi tergelak melihat tingkah Jisoo. Gadis itu menyilangkan tangan di depan dadanya. Dagunya diangkat dan matanya menatap intimidasi Yoongi. Punggung kecilnya disandarakan. Bossy eoh.

"Katakan apa yang kau lakukan di rumahku? Apa kau penguntit,  hoh?" tanya Jisoo marah. Matanya memicing. Pria di depannya kini tanpa ekspresi lagi.

"Aku kemari untuk bertemu denganmu. Aku ingin mengajakmu jalan. Kata Ibumu kamu gadis membosankan yang menghabiskan hari di rumah sepanjang hari," ujar Yoongi santai. Jisoo melototkan matanya.

"Aku bukan gadis membosankan. Hariku selalu menyenangkan. Jika pun aku harus keluar maka aku akan keluar bersama orang lain bulan denganmu," ketus Jisoo.

"Nuguya? Bahkan kamu tidak memiliki Namching," ejek Yoongi.

"oo-o yakkk! Aku punya!" teriak Jisoo. Yoongi tersenyum remeh. Dia menenguk jusnya.

"Nugu?"

"Yak Namja Cih, kau tidak berhak tahu," jengkel Jisoo.

"Wajahmu  ...  menunjukkan kamu tidak punya. Jika ada kamu tidak perlu berteriak dan menjukkan padaku bukan? Jisoosshi, namaku Yoongi bukan Namja Cih, eoh," kata Yoongi. Dia meletakkan minumannya dan berdiri. Jisoo mendongak menatapnya.

"Kuanggap hari ini sebagai perkenalan saja, besok aku menjemputmu," ujar Yoongi. Dia meninggalkan Jisoo yang menatapnya jengkel. Jisoo pergi ke kamarnya.

***

Taehyung pulang ke rumah dan membersihkan diri. Dia duduk di sofa bersama Hae. Mereka menonton TV bersama.

Hae berdehem membuat Tae menoleh.

"Mwo?" tanya Taehyung. Hae menghela napas.

"Minggu depan Omoni (ibu), mengadakan makan malam keluarga. Juga memperingati kelahiran Sonja (cucu)," ujar Hae pelan. Dia berat mengatakannya. Suasana di sana akan menyesakkan untuk Taehyung.

"Aku akan datang. Nanti aku lihat ulang jadwalku," ujar Tae berusaha tersenyum. Hae mengangguk dan mereka diliputi hening. Berkelana dengan pikiran masing-masing. Membiarkan  TV yang menonton mereka.

***

Mereka makan malam dalam suasana hening. Jisoo masih marah dengan Taehyung. Prihal undangan makan malam dari Halmoninya belum ia tahu.

Jisoo tentu dimanja-manja. Apalagi dia cucu satu-satunya dari Hae. Jika anak dari ayah Hae banyak. Ayah Hae memiliki lima seorang anak. Tiga yeoja dan dua namja. Itu dari mediang istrinya.

Hae dan Tae adalah anak dari pernikahannya dengan Yunni-halmoni Jisoo.

Jisoo tidak menyukai pesta makan malam keluarga besar. Saat dia kecil,  dia mengingat Taehyung sampai sekarang mendapat perlakuan kasar. Jisoo tidak suka.

"Yobu," panggil Sora memecahkan keheningan.

"Mwo?" tanya Hae.

"Jisoo kedatangan Chingunya tadi sore. Namja," ujar Sora. Jisoo menatap jengah ibunya. Tae mendadak berhenti mengunyah.

Jisoo mencuri pandang ke arah Tae. Dia seperti takut jika Tae cemburu. Hee,  cemburu? Augh Jisoo menggelengkan kepalanya.

Disentuh saja Tae akan marah padanya. Menepis kasar tangannya. Apalagi cemburu,  sangat konyol.

"Namja? Jisoo Namching?" tanya Hae.

"Ah Appa aniyo. Eomma berlebihan," kata Jisoo.

"Wae? Dia pemuda yang baik dan sopan. Haruskah kamu sendiri terus,  Eomma sangat khawatir padamu," ujar Sora.

"Eomma tidak perlu khawatir. Aku punya kandidat sendiri," ujar Jisoo. Semua menatap Jisoo termasuk Tae. Jisoo jadi gugup sendiri.

"Nuguya?" tanya Sora kompak dengan suaminya. Jisoo meneguk ludahnya. Tidak mungkin dia jujur.

"Emm--eengg Justin," ujar Jisoo gugup.

"Justin?" beo Sora.

"Nuguya Justin?" tanya Sora dengan watadosnya. Jisoo membuka mulutnya menatap nelangsa ibunya. Kenapa Sora harus sekepo ini padanya?

"Jus ... tin Baebier," lirih Jisoo sambil menyengir. Sora menatap datar Jisoo. Diam-diam Tae mengembuskan napas lega.

"Eomma,  aku akan berkencan dengan pria yang baik," ujar Jisoo cemberut. Sora hanya mengangguk dan menambahkan lauk di piring Jisoo.

TBC

FAKE UNCLE (VSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang