27

1.5K 103 14
                                    

“Ok, mata kuliah kita berakhir sampai di sini.”

“Terima kasih, Bu!”

Semua sontak berhambur keluar, terkecuali Jisoo yang masih sibuk mengemas laptop dan buku-bukunya. Dia langsung mengambil tote bagnya dan keluar dari kelas paling akhir.

Matanya tertuju pada benda pipi yang sedang di pegangnya. Dia mengirim pesan kepada kekasihnya agar dijemput.

Namun, di anak tangga dia malah bertemu dengan Yoongi yang menyeringai ke arahnya. Pria itu belakangan ini sering berkeliaran di sekitarnya.

Dia memutuskan untuk menyimpan ponselnya dan memasang wajah datar. Ia segera berlalu membiarkan Yoongi masih mematung di tempatnya. Berlari menuju gerbang kampus karena takut Tae sudah ada di sana.

***
“Uncle!” teriak Jisoo melihat mobil pacarnya baru tiba.

Tae melambaikan tangan membuat gadis itu berlari kecil.

“Yeyy! Howland now!” pekiknya senang.

Tae hanya tersenyum simpul melihat kegirangan pacarnya. Sepanjang jalan Jisoo bernyanyi mengukuti musik tap di mobil Tae.

Tae sangat senang melihat kekasihnya tampak bahagia. Dia menginginkan senyum Jisoo selalu terukir. Dan, dia berjanji akan melakukan apapun demi kebahagiaan kekasihnya

“Oh, ya, Sayang, aku lupa membawa tas kecilku,” ujar Jisoo cemberut.

“Kenapa dengan tasmu? Apa kamu meninggalkan sesuatu berharga di sana?” tanya Tae.

“Tidak, hanya saja kunci kamarku dan kamarmu, ada di sana,” ujar Jisoo resah/

“Tidak apa-apa. Lagipula ada Eomma dan Appamu di rumah,” ujar Tae menenangkan.

Jisoo mengangguk dan memutuskan untuk kembali bersenandung. Kali ini, Tae ikut bernyanyi.

***
Di sisi lain, seorang wanita paruh baya sedang menatap kunci di genggamannya. Dia tampa sengaja menemukan dompet milik Jisoo. Awalnya dia berniat mengantar, tetapi setelah mengecek isinya hanya sebuah kunci kamar.

Dia berpikir untuk masuk ke dalam kamar seseorang yang membuatnya cemas belakangan ini. Dan, di sinilah dia, berdiri di pintu coklat yang dihuni oleh seorang pria yang sedang membawa putrinya jalan-jalan.

“Aku harap Tae bukan mafia, jika dia mafia aku tidak bisa membiarkannya bersama Jisoo dalam keadaan psikis terganggu,” ujar Sora.

Ceklek.

Dia melihat kamar iparnya itu rapi. Warna hitam memang kontras membuat pria itu manly, dan maskulin. Akan tetapi, kini Sora merasa ada aura menyeramkan.

Dia segera membuka laci meja nakas Tae dan tidak menemukan apa-apa, sampai dia memutuskan menggeledah lemari baju Tae.

Tangannya terulur mengambil map yang berada di tumpukan baju paling bawah. Dia melihat di sana ada sebuah kotak kecil. Dengan susah payah dia membukanya.

Klik!

“Akh!”

Sora kaget saat benda di dalam otak itu ternyata bisa ditekan dan membuat lemari baju Tae bergeser. Dia melongo melihat sebuah ruangan yang memiliki ukuran besar di belakang lemari itu.

“Astaga, bagaimana bisa dia memiliki ruang rahasia sementara ini adalah rumahku,” gumam Sora.

Dia memutuskan untuk masuk ke dalam dan melihat di sini seperti ruang kerja. Banyak rak berjejer rapi.

Matanya langsung tertuju pada meja kerja yang diterangi lampu kecil. Ia bersusah payah mencari saklar dalam ruangan itu, tetapi sayang dia tidak bisa menemukan apapun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FAKE UNCLE (VSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang