15

5.9K 391 16
                                    

Di dalam rumah seorang gadis dan pria duduk di temani secangkir teh. Pria itu menghela napas berat sebelum menepuk pahanya.

"Duduklah di sini," ujar Tae.

"Bagaimana jika Appa pulang?" tanya Jisoo takut.

"Rumah sudah dikunci dan mereka tidak akan pulang. Pasti menginap," ujar Tae membuat Jisoo segera pindah dan duduk dipangkuannya.

"Hiksss ak--aku hikss tidak suka jika Uncel hikss dipermalukan," isak Jisoo.

Tae mengelus punggung Jisoo dan dia tersenyum tipis. Keponakannya memang sangat menyayanginya sejak dulu.

"Syuttt kamu tidak boleh menangis, aku tidak apa-apa selama bersamamu," ujar Tae.

Jisoo menarik dirinya dan menatap Tae dengan mata sembabnya. Tae menghapus air mata Jisoo.

"Uncel  ... aku pacar Uncel kan?" tanya Jisoo polos membuat Tae tertawa. Dia mengangguk.

"Ya, kamu pacarku," ujarnya membuat Jisoo ikut tersenyum.

"Aku akan melawan siapapun yang mencoba memisahkan Uncel denganku," ujar Jisoo.

"Ughh rupaya gadis kecilku sudah mirip Necy," ujar Tae menggoda Jisoo. Jisoo mengerucutkan bibirnya sebal saat disamakan dengan anjingnya.

"Unce harus tahu aku lebih baik dari Necy," ujarnya kesal.

"Yayaya." Tae semakin gencar menggoda Jisoo.

Jisoo dan Taehyung berjalan masuk ke kamar Jisoo. Mereka berbaring dan tangan Tae membelit pinggang ramping Jisoo.

Napas Tae mengeliti leher Jisoo. Gadis itu awalnya mengira pamannya hanna mengendusnya saja tetapi jilatan dan gigitan kecil di lehernya membuat dia mendesah.

"Ahhh."

Desahan Jisoo membuat sesuatu yang sedang tidur bangun.

"Uncel  ... Ahhh," racaunya. Tangan Tae bermain di dada Jisoo. Dia meremas gudukan Jisoo dari luar. Matanya merem melek.

Tae menarik resleting gaun Jisoo. Dada Jisoo tidak dibungkus apa-apa. Tae langsung mengulum panyudara Jisoo.

"Arghhh ahhh," desah Jisoo dengan napas terenggah. Tangannya menekan kepala pamannya agar memperdalam ciumannya.

Tangan kiri Tae memainkan punting Jisoo. Sapuan lidahnya membuat Jisoo semakin tak karuan.

"Ahhhh." Jisoo bagai cacing kepanasan.

Tae melepas CD Jisoo dan menatap miss V Jisoo yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Jisoo merapatkan kakinya malu. Tae membuka lebar paha Jisoo. Klitoris kemerah-merahan itu mengunggahnya untuk mencicipi.

Tanpa membuang waktu Tae mengelus klitoris Jisoo. Dia mendekatkan wajahnya dan menyapukan lidahnya. Badan Jisoo gemetaran dan tersengat listrik.

"Auhhhhhhh." Jisoo memalingkan ke kanan-kiri wajahnya.

"Jisoo," erang Tae. Dia merasa Vagina Jisoo begitu sempit dan dia menusuk vagina Jisoo dengan lidahnya.

Vagina Jisoo menjadi lembat karena cairan lendir berwarna putih. Pahanya yang terbuka lebar memberi ruang Tae semakin menciumnya.

Badan Jisoo terasa panas hingga dia merasa akan meledak. Tubuhnya terguncang saat dia mendapatkan klimaksnya.

Crottttt 💦💦💦

"Slruupppp  ...." Tae melahap rakus cairan Jisoo. Dia membuka bajunya hingga full naked. Mata Jisoo menatap beda pusaka milik Tae.

"Kamu ingin memainkannya, Baby?" tanya Tae membuat Jisoo meneguk ludahnya.

"Aku tidak tahu caranya Uncle," ujar Jisoo.

"Kemarilah, aku akan mengajarimu," ujar Tae. Jisoo bangkit dan menahan rasa malunya karena telanjang bulat di depan pamannya.

Tae mengambil tangan Jisoo dan mengarahkan ke kejantanannya. Jisoo tersentak kaget saat tanganna menyentuh aset Tae.

"Rilex, Baby," ujar Tae. Perlahan Jisoo mengurut penis Tae. Tae memejamkan mata menikmati urutan tangan Jisoo.

"Ahhh," desah Tae.

"Uncel menyukainya?" tanya Jisoo polos.

"Yah, lakukanlah, Baby. Uncel sangat suka," racau Tae. Jisoo semakin semangat melakukannya.

"Jilat dan kulum," ujar Tae. MelihT wajah bingung Jisoo, Tae gemas sendiri.

"Lakukan seperti kamu menikmati es krim," ujar Tae. Dengan ragu-ragu Jisoo mendekatkan bibirnya. Dia melakukannya seperti menikmati es krim.

Tae mendesah saat mulut Jisoo melahap penisnya hampir keseluruhan. Walau cara Jisoo terasa kaku, tetapi dia merasa enak.

Penisnya makin terasa sesak di mlut Jisoo. Tae memegan kepala Jisoo dan menghentakkan penisnya. Jisoo hampir tersedak. Cairan sperma Tae memenuhi mulut Jisoo.

"Telan semuanya," pinta Tae. Jisoo melakukannya walau dia merasa asin.

Tae menodorong Jisoo dan menindihnya. Mulutnya kini bermain ganas di panyudara keponakannya. Penisnya di arahkan masuk ke dalam vagina Jisoo.

"Ahhhh," desah Jisoo saat milik Tae melai masuk.

"Akhhh sakittt Uncel," ringis Jisoo. Dia masih segel jadi wajar saja dia merasa kesakitan.

"Tahan, Baby," ujar Tae.

"Akhhhh," rintih Jisoo. Tae membukam bibir Jisoo dengan bibirnya. Dia mendorong keras miliknya. Walau kesusahan untuk menembus keperawanan Jisoo, tetapi akhirnya masuk juga.

"Ahhhhhh!"

Jisoo merasa kewanitannya perih. Lama-kelamaan terasa nikmat. Jisoo bahkan medesah tak karuan. Dia tidak pernah menyesal melepaskan keperawanannnya untuk pamannya sendiri.

"Ahhhh Uncel faster," racauny.

"Ahhh." Tae mengcengkram pinggul Jisoo. Tangannya sesekali meremas kuat panyudara Jisoo. Kiss mark bahkan memenuhi tubuh Jisoo.

Mereka bermain cukup lama sampai akhirnya mereka mencapai puncak kenikmatan.

Crotttttt 💦💦💦💦

Tubuh Tae ambruk di atas tubuh Jisoo. Napas mereka tidak beraturan. Mereka bercinta sangat panas. Tae mencabut miliknya dan ikut berbading di samping Jisoo.

"Terima kasih, Baby," ujar Tae. Jisoo hanya mengangguk samar. Dia merasa lelah dan mengantuk.

Tae membawa Jisoo ke dalam pelukannya dan menutupi tubuh polos mereka.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun memisahkan kita, Baby." Tae mengecup kening Jisoo dengan sayang. Napas Jisoo terdengar teratur menandakan wanita itu sudah terbawa ke alam mimpinya.

Tae merasa senang Jisoo menjadikannya yang pertama. Dia memang sangat mencintai Jisoo. Entah, apapun keluarga mereka katakan.

TBC

Tinggalkan jejak setelah membaca.

FAKE UNCLE (VSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang