[2] Gara

51 2 0
                                    

Pernah dengar?
Kalau kita berperilaku menyebalkan itu tandanya kita ingin diperhatikan dan ingin diakui keberadaannya?

***

"WOI!", teriak Gara tepat di belakang Keira yang sedang duduk sambil melamun menatap hp miliknya sendiri.

Keira yang terkejut bukan main, tak sengaja melempar hp nya begitu saja hingga hp nya itu tenggelam di dalam pancuran air yang berada tepat di depan Keira.

Yaps, Keira sedang berada di taman sekolah, tempat yang Keira sukai sedari dulu ia masuk ke sekolah ini. Keira suka duduk di depan pancuran air yang tidak terlalu besar itu yang menurut Keira bisa menjadi penyejuk udara di taman ini. Sebenarnya tempat duduk yang sering Keira gunakan itu tidak pernah ditempatkan tepat di depan pancuran air ini, namun Keira memang sengaja memindahkan tempat duduk yang seharusnya berada di pinggir-pinggir taman demi kenyamanannya sendiri. Untungnya taman ini berada di area belakang sekolah, jadi jarang ada guru yang melewati tempat ini. Ah, memang tempat yang cocok untuk mabal ini mah, kalau kata Keira sih gitu. Oh iya, ngomong-ngomong soal mabal, Anna pernah bilang bukan ke Keira bahwa mabal hari ini adalah mabal pertama kalinya mereka? Yap itu memang benar, hari ini adalah mabal pertama Keira dan Anna, di kelas dua belas.

Dengan mulut yang terbungkam karena rasa bingung, kesal, dan marah yang bercampur aduk karena ulah Gara, Keira hanya bisa meratapi tempat di mana hp nya itu tenggelam.

Namun itu tidak berlangsung lama, karena sedetik kemudian mata Keira sudah beralih ke wajah tampan Gara yang sedang cengengesan dengan sorotan mata yang menikam.

"GARAAAAA!", yah begitulah kira-kira Keira berteriak. Oh tidak, jangan bayangkan bagaimana suaranya.

"Ssttt! Sstt! Berisik anjir, ntar ketauan guru. Diem weh", Gara membungkam mulut Keira dengan tangannya.

"Bwodo-amat-anjir-nggak-pweduli-gwue! Hp-gwue-sialan!", ucap Keira satu kata satu kata yang masih terdengar walaupun mulutnya sudah di bungkam.

"Sstt! Iya gue tau iya maap", ucap Gara yang mulai kewalahan karena Keira berontak.

Keira kesal karena kesusahan melepas tangan Gara dari mulutnya, dan lagi tangan Gara yang kini menutupi hidungnya. Hanya ada satu cara yang bisa Keira lakukan untuk menyingkirkan tangan Gara.

"AW!", teriak Gara dengan singkat ketika tangannya di gigit oleh Keira.

"Mampus! Ambilin nggak hp gue!", Keira menarik lengan Gara dengan kasar.

"Nggak ah lo udah gigit-gigit gue"

"Bacot ih! Ambilin nggak?!", Keira mencubit lengan Gara.

"Aduh aduh ampun Keiii. Iya iya gue ambilin", ucap Gara pasrah.

Gara langsung menjauhkan diri dari Keira dan mendekat ke arah pancuran air.

"Kei.. basah ntar baju gue gimana nih", ucap Gara memelas yang bajunya terkena sedikit cipratan air.

"Bodo amat Gara! Buru nggak!"

Ck. Yap Gara hanya bisa berdecak kesal karena Gara juga sebenarnya menyadari kesalahannya sendiri.

Gara mendekatkan diri ke arah pancuran air, berjongkok, kemudian perlahan tangannya masuk ke dalam air.

"Kei..", ucap Gara masih dengan posisi satu tangan di masukkan ke dalam air.

"Apa lagi sih Gara?!", ucap Keira kesal.

"Pegangin tangan gue dong, nggak nyampe nih", ucap Gara sambil menjulurkan sebelah tangannya yang bebas dari air.

Any Question?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang