[6] Berganti Hari

22 2 0
                                    

Hari kemarin
begitu menyesakkan.
Maka,
untuk hari ini
aku hanya berharap jangan lebih menyesakkan daripada hari kemarin.
Namun sayangnya,
harapanku tidak terkabul.

***

"Okay. Stop, guys!", ucap Keira yang ingin cepat pulang saja saat ini.

"Nah kan tuan putri pusing tuh", ucap Gara yang mendekat ke arah Keira lalu merangkulnya menuju mobil yang terparkir tepat di depan UKS.

Keira hanya menurut.

"Dah, ya Kei nya gue pinjem dulu", ucap Gara yang langsung di balas pukulan tak seberapa yang diberikan Keira yang berada tepat di samping Gara.

"Apaan sih!", sewot Keira. Lalu Keira memutar badannya ke belakang, "Gue balik dulu ya, bye!", ucap Keira kepada teman-temannya yang masih setia menunggu di depan UKS.

"Iya. Hati-hati, Kei!", ucap teman-teman Keira bersamaan, lalu melambaikan tangan mereka ke arah Keira.

Keira membalas lambaian tangan teman-temannya, lalu tersenyum ke arah mereka. Ah, Keira sungguh beruntung memiliki teman seperti mereka.

Gara membukakan pintu belakang mobilnya untuk Keira. Ya, hari ini Gara akan menjadi supir untuk Keira dan Anna. Anna memang ikut untuk menjaga Keira selama perjalan menuju rumah Keira.

Keira masuk ke dalam mobil Keira sendiri dengan dibantu oleh Gara. Tangan kiri Keira dipegangi oleh tangan kiri Gara. Dan kepala Keira, Gara lindungi dengan tangan kanan Gara supaya Keira tidak terbentur saat masuk ke dalam mobil. Ah, Gara treat Keira so well.

Setelah Keira benar-benar sudah masuk ke dalam mobil, Gara menutup pintu mobil itu. Di lanjutkan dengan Anna yang masuk ke dalam mobil, dan Gara yang memutari mobil untuk masuk ke dalam mobil Keira dan memposisikan dirinya di belakang kemudi.

Given masuk ke mobil lainnya yang merupakan mobil Gara. Mobil yang akan membawa Given, Gara, dan Anna balik ke sekolah.

Kedua mobil itu pun melaju meninggalkan gedung sekolah tercinta.

***

Ckittt.

Duk.

"Aduh aduh sorry, Kei. Lo nggak apa-apa?", ucap Gara panik karena kelakuannya yang rem mendadak, Keira jadi terbentur.

Keira tak merespon, hanya memegangi kepalanya yang terbentur. Sial, Gara nyebelin banget hari ini.

Anna menggeser duduknya untuk mendekat ke arah Keira. "Tambah pusing ya Kei?", ucap Anna yang sudah mengelus kepala Keira yang terbentur.

Sepertinya Gara tertohok dengan ucapan Anna, Gara memutar badanya untuk melihat keadaan Keira. "Sorry, Kei..", terdengar sekali nada bersalah dalam perkataan Gara.

Keira masih tidak bicara apa-apa.

Anna menggeser kembali duduknya menjadi di tengah. "Sini Kei. Biar nggak kebentur lagi", ucap Anna menepuk-nepuk sisi kiri tempat ia duduk sekarang.

"Apaan sih, Na", Keira terkekeh.

"Sini ih! Gue maksa ya! Sini-sini sambil gue peluk biar lo bisa nyaman tidur selama perjalan", ucap Anna sambil merentangkan tangannya.

"Na, ya ampunn gue nggak apa-apa. Serius deh", ucap Keira yang masih terkekeh karena tingkah Anna.

"Lo nggak mau ya gue peluk? Padahal dulu lo sering meluk gue", ucap Anna kecewa sambil menunduk.

"Kata siapa gue nggak mau di peluk sama lo?", ucap Keira yang sudah menggeser duduknya tepat di samping Anna sambil memeluk sahabatnya itu.

Anna tersenyum, membalas pelukan Keira. Anna rindu dengan pelukan ini, karena sudah lama sekali Keira sudah tidak memeluknya, karena Anna tidak selemah dulu yang harus Keira kuatkan dengan pelukan.

Any Question?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang