[8] Keira, dimana?

14 0 0
                                    

Tolong,
jangan temui aku ketika aku bilang ingin sendiri.
Tapi,
carilah aku dan bilang bahwa kamu akan selalu ada untukku jadi aku tidak pernah benar-benar sendiri.

***

Aduh, Keira kemana sih?! Sumpah tuh anak bikin orang khawatir mulu!, Anna panik hingga kakinya terus bergerak tidak mau berhenti di kolong meja.

Anna melirik jam yang melingkar di tangan mungilnya itu, 08:17. Anna pun mulai menggigit kuku panjangnya yang indah. Tak ada cara lain, Anna harus menelpon Given disaat guru fisika yang terkenal dengan guru killer itu sedang menerangkan di depan.

"Ven?", panggil Anna berbisik saat Given menjawab panggilannya.

"Kenapa, Na. Tumben nelpon, bukannya lo lagi ada jam fisika sekarang?", tanya Given santai yang padahal jelas-jelas ada guru yang sedang menerangkan di kelas Given saat ini.

"Bacot lo. Gara udah balik?", tanya Anna tak mau berlama-lama bersembunyi di bawah mejanya.

"Balik? Maksudnya?", sungguh, mengapa Given mengeluarkan sisi bodohnya saat ini?

"Gara udah di sekolah?", tanya Anna geregetan.

"Tumben nanyain Gara. Kenapa?", Given malah balik bertanya. Memang susah ya menjawab pertanyaan Anna?

"Kei sampe sekarang belum ke kelas!", ucap Anna.

"Paling dia nggak berani masuk ke kelas kan lagi ada tu guru killer. Lo lagi kenapa nekat nelpon gue coba?", ucap Given santai.

"Jadi Keira udah ada di sekolah kan?", tanya Anna memastikan.

"Iya. Gara tadi bilang ke gue kalo dia nggak apa-apa sama Kei. Gara cuma nabrak mobil orang doang kok. Jam 8-an tadi juga Gara ngabarin kalo udah sampe di sekolah sama Kei", jelas Given.

"Terus Gara masuk ke kelas nggak?", tanya Anna yang masih khawatir dengan Keira jika belum melihat langsung kondisi Keira.

"Belom. Nggak tau tuh anak kemana", jawab Given.

"Gara lagi sama Keira?", sumpah hati Anna tidak tenang.

"Kalo itu gue nggak tau sih. Soalnya terakhir Gara cuma ngabarin kalo dia udah sampe di sekolah sama Kei, abis itu udah nggak ada kabar lagi deh", ucap Given yang entah kenapa ikut khawatir akibat Anna.

Anna bingung ingin bicara apa lagi. Anna sudah tidak bisa menjelaskan kekhawatirannya dengan kata-kata.

Anna tahu sekali dengan Given. Begitu juga Given, Given tahu sekali dengan Anna. Given dan Anna memang mengenal diri mereka satu sama lain dengan sangat baik dibanding dengan Gara dan Keira. Kalau Anna sudah diam begini, Given tahu artinya apa. Ya, Given tahu Anna tidak bisa mengungkapkan lagi apa yang Anna rasakan dengan kata-kata. Namun, tanpa kata-kata pun Given mengerti apa yang dirasakan dan diinginkan Anna.

"Ya udah nanti gue cariin Keira sekalian ama Gara tuh bocah brengsek atu", ucap Given akhirnya.

"Tolong banget ya, Ven. Gue khawatir banget ama tuh anak atu. Thank you!", walaupun Given tidak bisa melihat Anna sekarang, namun Anna tetap tersenyum ketika mengucapkan kata-kata itu.

Dan, walaupun Anna tidak bisa melihat Given sekarang, Given tetap tersenyum karena perkataan Anna yang jarang sekali Anna ucapkan.

"Itu! Kamu yang di belakang! Sedang apa kamu?!", ucap guru killer dengan tegas dengan sorot mata tajam ke arah Anna.

Glek.

Mampus.

"A-a-a-anu bu, ini pulpen saya jatoh. Aduh susah banget ngambilnya, maaf bu", ucap Anna asal.

"Jangan beralasan kamu!", seketika perhatian para makhluk di kelas 12 IPA 3 mengarah pada Anna.

"Hm.. saya nggak ngeles kok, bu. Ini bu pulpennya, akhirnya keambil juga..", Anna mengangkat tangan kanannya yang memang memegang pulpen daritadi. Ah, Anna bersyukur sekali karena tak pernah melepas pulpen kesayangannya itu dari tangannya. Walaupun Anna masih tegang karena guru fisika itu yang tak berhenti menatapnya dengan tatapan tajam.

"Ya sudah, saya lanjutkan materi. Kamu, perhatikan saya", ucap guru killer terutama teruntuk Anna. Sepertinya mood guru fisika itu sedang baik karena tak lama kemudian suasana kelas menjadi seperti biasa kembali.

Anna mengangguk sambil menelan ludahnya. Alhamdulillah.. Anna sangat bersyukur sekarang karena Anna terselamatkan dari guru super galak itu.

Given mendengar. Ya, Given mendengar bagaimana guru fisika itu memergoki Anna dan bagaimana Anna mencari-cari alasan yang untungnya bisa diterima guru killer itu. Ya mungkin saja nasib Anna hari ini lagi baik. Tanpa sadar Given tersenyum akibat tingkah laku Anna yang super absurd. Perasaan Given juga lega karena Anna tidak dihukum yang aneh-aneh oleh guru itu. Walaupun Given tidak bisa menepis sedikit perasaan ingin melihat Anna dihukum oleh guru fisika itu, yang kemudian Anna akan mendatangi Given sambil mencak-mencak dengan seribu makian yang terlontar dari mulut imut milik Anna. Dan sekali lagi, Given tersenyum.

Given mematikan sambungan telepon Anna yang memang belum terputus, lalu memasukkan HP nya kedalam saku celana. Kemudian, Given mengangkat tangan kanannya. "Bu, saya permisi ke toilet, ya", ucap Given.

Bu guru di kelas Given mengangguk.

Given pun bangun dari duduknya kemudian keluar dari kelasnya. Tentu saja Given berbohong, Given memang tidak ingin pergi ke toilet melainkan Given ingin pergi mencari Keira.

Taman sekolah. Itulah satu tempat yang terlintas di pikiran Given pertama kali. Tempat itu memang tempat favorit Keira. Semua teman Keira mengetahui hal ini. Keira sering sekali ke taman itu, hanya sekedar untuk menghirup udara segar atau membaca novel atau bahkan hanya melamun meratapi kisah hidup Keira yang tak banyak orang tahu.

Tidak ada. Ya, Keira tidak ada di taman sekolah. Kalau sudah begini, artinya Keira tidak ingin ditemukan. Keira ingin sendiri.

Given beralih ke perpustakaan sekolah. Perpustakaan sangat sepi sekarang. Karena memang jam pelajaran sedang berlangsung, jadi semua murid memang seharusnya berada di kelas.

Given beralih ke UKS. Keira juga tidak ada di tempat itu. Ya, seharusnya Given tahu bahwa Keira sangat tidak suka dengan bau obat-obatan, jadi mabal ke UKS adalah pilihan terakhir yang akan Keira lakukan kalau memang sudah terpaksa.

Given beralih ke ruang musik. Ah, seharusnya Given juga tahu bahwa mustahil Keira berada di tempat ini.

Given beralih ke ruang olahraga. Bodoh, Given, bodoh! Sejak kapan cewek pemalas seperti Keira tiba-tiba berada di ruang olahraga.

Tempat terakhir. Given beralih ke semua toilet wanita yang berada di sekolah ini. Namun, hasilnya nihil. Keira tidak berada di salah satu toilet wanita tersebut. Jangan berpikir Given yang memeriksanya ya. Tentu saja Given meminta bantuan setiap siswi yang keluar dari toilet untuk masuk lagi ke dalam toilet hanya untuk mengecek keberadaan Keira. Keira memang dikenal di semua kalangan, jadi hanya dengan menyebut nama Keira, mereka semua sudah terbayang bagaimana wajah menyebalkan yang menutup kecantikan Keira itu tergambar di pikiran mereka.

Given menyerah. Keira tidak ditemukan dimana-mana. Given pun bingung harus mencari Keira kemana lagi, saat ini saja keringat Given mulai mengalir di pelipisnya. Given lelah. Bagaimana tidak, sekolah seluas ini dan Given disuruh kesana kemari hanya untuk mencari seseorang yang sampai saat ini belum tahu dimana keberadaannya. Mungkin saat ini Given berhutang maaf dengan Anna karena tidak berhasil menemukan sahabat Anna tercinta, siapa lagi kalau bukan Keira.

Sungguh, Given tidak ingin kembali ke kelas. Given sudah terlanjur malas. Akhirnya Given memilih pergi ke suatu tempat antah berantah yang berada di ujung belakang sekolah. Tempat para murid berperilaku biadab berkumpul. Okay, perlu dijelaskan sedikit disini. Mereka berperilaku biadab bukan karena ajakan orang-orang yang berada di tempat itu. Itu pilihan mereka sendiri. Seharusnya, mereka sadar dengan kehadiran mereka disini saja itu sudah sebuah kesalahan. Jadi teruntuk mereka yang bertamu disini, sudah pasti tahu akan konsekuensi tergoda dengan kenakalan remaja yang teramat sangat.

"Ga! Lo ngapain disini?!", panggil Given dengan nada tak percaya akan kehadiran Gara di tempat biadab ini dengan asap rokok yang sudah tersebar di udara akibat hembusan yang berasal dari mulut Gara.

Any Question?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang