12. Dua Garis Merah

27K 1K 210
                                    

Judulnya nyontek film yang sedang tayang di bioskop nggak apa - apa yak. Yang penting Dewa dan Sarah kan sudah halal.

Cuuuuzzzzzz

*
*
*
*
*

Sarah bangun tidur dan mendapati suaminya sudah tidak berada disampingnya. Dewa memang toleran. Setelah semalam mengajak beribadah, paginya tidak pernah memaksa Sarah untuk segera bangun dan melaksanakan ibadah wajib yang lain. Kalau sudah begitu, biasanya Sarah akan bersembahyang Subuh berkejar - kejaran dengan waktu sehingga membuat Dewa diam - diam tertawa melihat kelakuan istrinya.

"Salah sendiri kalau indehoy suka minta nambah jatah," gumam Dewa sambil melipat sajadah dan bersiap untuk membuatkan sarapan.

Pagi ini Sarah berada di kamar mandi lebih lama dari biasanya. Iya dong, ia kan mau ceki - ceki doloo..... Beneran nggak sih ia hamil beibinya Dewa seperti tebakan adik iparnya. Dengan menggunakan gelas plastik tempat sikat gigi darurat ala - ala keluarga Dewa, ia pun mulai melakukan tindakkan sesuai dengan apa yang telah diintruksikan di kemasan testpack.

Sambil menunggu hasilnya, Sarah pun mandi dan tidak lupa keramas.
"Dinginnya euy....." Sarah bergidik saat air dingin dari shower membasahi tubuhnya. Ruko milik suaminya kan belum memiliki pemanas air otomatis seperti yang ada dirumah ayahnya. Tapi karena Sarah mencintai Dewa, tak apalah jika harus meninggalkan kemewahan yang biasa ia nikmati.

Sarah mengeringkan badannya dengan handuk sambil melirik testpack. Senyumnya mengembang dengan sempurna saat melihat dua garis merah pada alat tersebut. Ia jadi ingin segera mengabarkan hal tersebut pada suaminya.

"I wanna have your baby, its serious like crazy...." Sarah keluar dari kamar mandi sambil bersenandung. Tak lupa ia menggeolkan bokongnya ala - ala biduan pantura. Tarik Mang....

Setelah berpakaian dan bersembahyang, Sarah berniat untuk memberitahu Dewa.

"Tunggu...tunggu," Sarah memperingatkan dirinya sendiri. Selama ini ia dan Dewa itu belum pernah melakukan hal - hal romantis seperti pasangan lain. Ya paling hanya kegiatan ranjang yang khusus untuk konsumsi pribadi. Sarah pun menyimpan testpack tersebut ke dalam tasnya.

"Enaknya dibungkus kado atau ditaruh di amplop angpau yak." Sarah mondar - mandir di kamar sambil sibuk berpikir. Ia ingin ketika Dewa diberitahu tentang kehamilannya nanti, pria itu menjadi wafer. Ouch....to tweet.

"Kamu nggak berangkat kerja," teguran itu membuat Sarah terkejut. Dewa sudah berdiri di depan pintu dengan celemek yang masih menghias tubuh machonya. Deu.... Jadi ingin nambah jatah deh.

"Aku masuk kerja dong...," jawab Sarah sambil mengerling centil. Tak lupa tangannya membelai lembut juniornya Dewa.

"Ish.... Nggak usah macem - macem nanti kalian berdua terlambat." Dewa menepis tangan Sarah.

"Inggih Ndoro kakung....."

Tingkah absurd Sarah membuat Dewa menahan gelinya. Entah bagaimana caranya, perlahan - lahan Sarah mampu mencairkan kebekuan yang ada di hati Dewa, meskipun pria itu sendiri masih gengsi untuk mengakuinya. Namanya juga mantan gunung es.

*******

"Dewa, aku mau nunjukkin ke kamu sesuatu."
Siang itu, Dewi kembali datang ke bengkel Dewa untuk merecoki. Di tangannya tergenggam sebuah majalah yang segera diulurkan ke arah Dewa.

"Apa ini," tanya Dewa sambil memicingkan matanya, tapi tangannya tidak juga menerima majalah yang diulurkan oleh mantan teman sekolahnya.

"Ini majalah pria dewasa."

"Apa hubungannya denganku, aku sudah mempunyai istri dan sudah tidah membutuhkan benda itu lagi untuk membantuku berfantasi," jawab Dewa datar. Ya iya lah, sekarang ia sudah memiliki istri bertubuh seksi dan hot di ranjang. Ia tidak perlu membayangkan karena Sarah itu nyata.

Perangkap Cinta Sarah (End) Tersedia Dalam Bentuk Ebook Di PlayStoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang