Sarah sudah hampir menjalankan mobilnya. Juna yang berlari mengejar kakak iparnya itu segera menghadang Sarah dengan berdiri merentangkan kedua tangannya di depan mobil yang hendak melaju.
Setelah melihat mobil Sarah berhenti, Juna segera masuk dan duduk di kursi samping kemudi.
Beberapa saat setelah mobil itu melaju, Juna pun memberanikan diri untuk bertanya. "Mbak, sebenarnya ada apa, sih," selidik Juna dengan nada prihatin karena melihat Sarah mengemudikan mobilnya sambil menangis.
Pertanyaan Juna belum sanggup untuk Sarah jawab. Menjelaskan semuanya berarti ia harus siap membuka masa lalunya yang pernah menjadi model majalah pria dewasa. Sarah tidak malu mengakui profesi lamanya itu, ia hanya tidak ingin adik iparnya yang masih remaja tanggung merasa penasaran kemudian stalking di media sosial untuk mencaritahu foto - foto hotnya.
Isak tangis Sarah jadi semakin keras, Juna pun semakin khawatir.
"Mbak, kita berhenti dulu di depan, ya. Kalau Mbak Sarah seperti ini, nanti kan kasihan dedeknya."Teguran Juna membuat Sarah berusaha menghentikan tangisannya. Iya, saat ini di dalam rahimnya ada kehidupan baru yang mulai tumbuh. Sarah harus tegar menghadapi kemelut rumah tangganya dengan Dewa. Semua juga karena apa yang ia tanam bukan? Dulu Sarah selalu membangkang ayahnya ketika dilarang menjadi seorang model. Jika sekarang ia menuai akibatnya, jangan menyalahkan takdir.
"Mbak nggak berhenti dulu," tanya Juna masih dengan nada khawatir.
"Nggak usah, Mbak udah baikan kok," jawab Sarah sambil menyusut sisa air matanya.
*******
Bu Marinka yang membukakan pintu ruang tamu menatap Sarah dan Juna dengan heran. Tumben anaknya datang berkunjung tanpa memberitahu. Tapi putrinya terlihat kucel dan matanya sembab. Sepertinya baru saja menangis.
"Kamu kenapa, Sayang." pertanyaan bu Marinka dibalas dengan pelukan oleh Sarah. Kemudian wanita itu kembali menangis dalam dekapan ibunya.
Bu Marinka menatap Juna yang tampak berdiri dengan wajah takut - takut. "Kenapa," kode bu Marinka kepada remaja tanggung itu.
Juna hanya menjawab dengan sebuah gelengan. Setahunya sih, mbak Sarah berantem dengan abangnya, tapi akar masalahnya apa, ia sendiri tidak tahu.
Bu Marinka membimbing Sarah dan mendudukkannya di sofa. "Kalian sudah makan belum, kita makan dulu yuk. Ayah sudah menunggu, tuh."
********
Selesai makan siang, Sarah disidang oleh kedua orang tuanya.
"Jadi kamu diusir suamimu karena dia sudah tahu pekerjaan lamamu," tanya pak Andrew sambil tertawa geli. Sebagai seorang ayah, beliau pernah mengingatkan putrinya akan hal ini. Jika sekarang akhirnya Sarah menuai akibatnya, ya harus ia tanggung sendiri, dong.
"Ish.... Ayah kok malah menertawakan aku, Sih. Seharusnya Ayah membelaku dong." rajuk Sarah. Terbiasa menjadi anak semata wayang membuat manjanya Sarah kambuh. Sedangkan Juna yang ikut duduk di ruang keluarga hanya bisa cengo karena kepo. Kini ia jadi paham darimana sifat absurd Sarah berasal. Soalnya sebagai seoran ayah bukannya membela putrinya malah menertawakannya.
Juna jadi teringat dengan mendiang papanya. Pria itu justru lebih parah, karena sudah mengabaikan abangnya dan meninggalkan jejak luka yang membuat tabiatnya menjadi seperti sekarang.
"Maaf.... anu.... saya ingin mewakili abang saya untuk meminta maaf."
Ucapan Juna membuat pak Andrew menghentikan tawanya kemudian menatap remaja tanggung yang duduk dengan wajah takut di hadapannya."Oh nggak apa - apa. Bapak justru berterima kasih pada abangmu karena sudah memberi Sarah sebuah pelajaran hidup yang sangat berharga."
Jawaban pak Andrew membuat Juna merasa takjub. Tidak salah jika beliau dipercaya menjadi kepala sekolah. Karena bapak mertua abangnya itu memang sungguh bijaksana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perangkap Cinta Sarah (End) Tersedia Dalam Bentuk Ebook Di PlayStore
RandomCover : Samutrisam WARNING : LAPAK KHUSUS DEWASA. DEDE' EMESH BELUM BOLEH BACA. CHAPTER ENDING DAN BEBERAPA CHAPTER AKU UNPUB SECARA ACAK. Aku tidak menyangka jika guru BK yang seksi itu akan menjadi kakak iparku. ( Juna ) Ultimatum ayah yang mengin...