Sarah mulai mengemasi pakaian yang akan dibawa ke rumah Dewa. Senyum nakal menghiasi bibirnya saat memasukkan semua koleksi lingerie seksi miliknya ke dalam koper. Setelah mengungsikan Juna untuk tinggal bersama ayah dan ibunya, Sarah berniat akan menggoda Dewa dengan menjadikan lingerie seksi itu sebagai pakaian rumahan. Selain untuk menyenangkan suami, Sarah ingin membuat lelaki itu takluk. Membayangkannya saja sudah membuat Sarah resah karena gairah.
Selesai berkemas, Sarah membawa kedua kopernya untuk dimasukkan ke mobil.
"Mbak Sarah mau pulang sekarang," tanya Juna.
"Huum. Kamu mau nginep disini," Sarah balik bertanya dan dijawab dengan gelengan kepala Juna.
Sarah memutar kedua bola matanya. Aduh rencana gue bisa gagal dong ya.
"Kenapa kamu ingin pulang," selidik Sarah.
"Juna sungkan sama pak Andrew. Lagipula besok kan masuk sekolah. Juna nggak prepare seragam dan buku," Juna beralasan.
"Oh itu sih guwampang..... untuk seragam biar ibuku nanti yang membelikan di Mall. Untuk alat tulis, biar besok Mbak bawakan buku sesuai jadwal."
"Tapi, Mbak....." Juna menunjukkan puppy eyesnya.
"Dicoba aja dulu menginap di sini. Kalau kamu nggak betah, nanti Mbak jemput," Sarah mengompori Juna.
"Bukan itu.... soalnya tadi pagi kan cuciannya Juna banyak. Nggak enak aja merepotkan Mbak Sarah," Juna masih berusaha mengarang alasan.
"Iya nanti mbak yang urus cucian kamu,"
"Jangan lha mbak. Cucianku besar - besar."
"Nggak apa - apa. Itu kan tugas Mbak juga nantinya."
Juna semakin merasa tidak enak membayangkan kakak iparnya jadi keseringan mencuci seprai akibat Juna mimpi basah. Mungkin menginap di rumah pak Andrew bisa membantunya untuk tidak memimpikan bu Sarah.
"Baiklah," jawab Juna akhirnya membuat hati Sarah bersorak - sorak gembira.*******
Dewa sudah selesai mandi dan memasak makan malam. Hari ini pekerjaannya berhasil ia selesaikan tepat waktu dan pelanggannya merasa puas.
Tepat setelah Dewa selesai menyiapkan makanan di meja makan, Sarah datang.
"Duh Suami aku yang tampan baik banget sudah nyiapin makan......"
"Waalaikumsalam," jawab Dewa membuat Sarah menjadi salah tingkah.
"Ehem..... Assalamualaikum," Sarah meralat sapaan untuk suaminya. Duh jadi kagok juga ya? Gemerlap dunia model membuat Sarah lupa dengan kewajiban mengucap salam. Aduh kenapa Dewa yang temperamental tiba - tiba menjadi alim begitu? Bisa gagal total dong rencananya meniru kehidupan pasangan hawt ala - ala cerita wattpad."Beneran ini Mas masak untuk adik dan istri," selidik Sarah sambil tersenyum lebar. Ternyata oh ternyata Dewa memiliki sisi manis juga loh.
Dewa yang merasa gengsi mencibir.
"Nggak, ngapain juga aku memasak untuk kalian," dusta Dewa sambil matanya mencari - cari sosok Juna yang belum kelihatan batang hidungnya.
Sarah menatap ke arah meja makan dan melihat makanan yang tersaji cukup untuk bertiga. Bohong banget lha kalau Dewa mengatakan semuanya untuk ia makan sendiri. Apalagi mata pria itu juga tampak jelalatan melihat ke arah pintu. Pasti ia sedang mencari - cari adiknya.Beuh.... Sarah menyeringai. Kalau dekat disakiti, kalau nggak ada dicari.
"Sepertinya Juna nggak akan pulang kesini," Sarah berbaik hati menjawab rasa ingin tahu sebelum Dewa bertanya. Hebat kan Sarah? Baru menjadi istri kemarin sore saja sudah bisa menebak apa yang ada dalam pikiran suaminya.
"Ah kujelaskan nanti saja ya, aku mau mandi dulu," kata Sarah sambil menyeret dua tas trolinya menuju ke kamar Dewa.********
Dewa melotot menyaksikan Sarah keluar hanya berbalut lingerie seksi. Buah dadanya yang montok dan sekal tampak menantang dibalik kain transparan. Dan dibawah sana, Dewa jadi teringat bagaimana rasa ketika miliknya dijepit dengan kuat oleh sesuatu yang terbungkus oleh segitiga minimalis itu.
Jangan sampai kamu terintimadasi Dewa!
"Kita mau makan, sana pakai baju dulu yang benar," Dewa mengomeli Sarah.
"Udah lah santai saja Suamiku. Anggap saja ini dinner istimewa, mumpung nggak ada Juna loh," jawab Sarah sambil mengerling nakal. Sedari awal ia sudah mengirimkan sinyal - sinyal cinta pertanda setelah dinner, gantian dirinya siap dilahap oleh suaminya.
Ucapan Sarah membuat Dewa kini menyadari, ternyata keberadaan Juna lebih baik daripada Sarah.Dewa makan sambil berusaha menghindari pemandangan eksotis di hadapannya. Sedangkan Sarah menikmati makanan sambil menjilati bibirnya sendiri. Berharap Dewa akan terprovokasi dengan rayuannya. Sayangnya Dewa tampak tidak peduli dan tetap asyik makan seperti seorang kuli. Iya lah, Pria itu gondok berat. Sudah dibela - belain memasak sebanyak itu untuk Juna, eeeh.... si adik malah nggak pulang. Jadilah Dewa masak sendiri dan ia makan sendiri.
Dewa terperangah saat kakinya merasa disentuh sesuatu. Ternyata Sarah yang sengaja mengelus - elus kaki Dewa dengan kakinya juga. Dewa sampai harus menyingkirkan kakinya dengan mengangkangi kursi untuk menghindarkan kakinya dari jangkauan kaki milik Sarah.
Sarah menahan tawa melihat aksi Dewa. Padahal semakin Dewa bersikap jyal mahal, semakin tertantanglah sisi liar seorang Sarah.Sarah selesai makan dan berdiri. "Aku akan menurunkan jemurannya Juna."
"Duduk saja, biar aku yang melakukannya," perintah Dewa. Mana mungkin ia membiarkan Sarah yang nyaris telanjang itu keluar ke balkon untuk mengambil jemuran? Karena di belakang rukonya adalah sebuah kos - kosan cowok.
"Udah, kamu nerusin makan dulu," Sarah mencoba menunjukkan perhatiannya pada sang suami.
"Aku bilang duduk saja ya duduk. Kalau kamu memang berniat menjadi istriku maka sebaiknya mulai sekarang kamu belajar untuk menuruti ucapanku," bentak Dewa.
Sarah terpana, mengapa Dewa kalau sedang marah jadi terlihat semakin seksi ya?********
Sarah menonton televisi dan duduk di sofa bak seorang ratu. Sesekali ia melirik Dewa yang sibuk mondar - mandir membereskan meja makan, dapur, dan mengurusi cucian. Amboi.... senangnya mempunyai suami yang bisa dikaryakan seperti Dewa. Dan Sarah sudah berjanji setelah ini ia akan memberikan hadiah untuk suaminya itu.
Saat Dewa melintas di depannya, Sarah sengaja memainkan buah dadanya yang montok dan sekal.
"Ssshhh... aaah...,"Sarah meracau nikmat berusaha memancing reaksi Dewa.
Tingkah Sarah membuat Dewa sengaja berlama - lama berada di dalam kamar Juna. Pria itu sibuk melipat cucian kering milik adiknya dan berharap setelah ia selesai membereskan kamar sang adik, Sarah sudah selesai memuaskan dirinya sendiri. Oh ya mumpung Juna tidak ada, mungkin Dewa akan tidur saja di kamar adiknya itu.Dewa merebahkan tubuhnya di ranjang milik Juna dan menatap langit - langit kamar. Kira - kira berapa lama Juna akan menginap? Karena Dewa tidak akan sanggup berlama - lama menghadapi kegilaan Sarah.
Suara ketukan pintu kamar Juna menyadarkan lamunan Dewa.
"Mas Dewa kok lama ngapain aja sih," teriak Sarah dari luar kamar. Dewa beringsut untuk menemui Sarah.
"Ngapain manggil - manggil,"omel Dewa sambil menatap tajam mata Sarah.
"Aku cuma mau mengingatkan, kapan mas Dewa mau ambil hadiahny," tanya Sarah sambil menunjukkan senyum sensualnya.
"Hadiah apa," tanya Dewa bingung.
"Ya kan Mas Dewa sudah menjadi suami yang baik. Makanya sebagai istri aku mau memberi hadiah ke Mas Dewa untuk mencicipi.....," ucap Sarah sambil menunjuk miliknya.Juna buruan pulang.........
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Perangkap Cinta Sarah (End) Tersedia Dalam Bentuk Ebook Di PlayStore
De TodoCover : Samutrisam WARNING : LAPAK KHUSUS DEWASA. DEDE' EMESH BELUM BOLEH BACA. CHAPTER ENDING DAN BEBERAPA CHAPTER AKU UNPUB SECARA ACAK. Aku tidak menyangka jika guru BK yang seksi itu akan menjadi kakak iparku. ( Juna ) Ultimatum ayah yang mengin...