****“dimana buku itu ? pasti aku salah menaruhnya“ sebuah ruangan terlihat sangat berantakan dan jadi tak karuan saat ia berusaha mencari sebuah barang yang sangat berharga baginya.
“tidak… pasti itu telah diambil orang…. Tapi siapa dan Dimana benda itu ?? errrhhh” ia menjatuhkan semua yang ada di atas meja kamarnya ia sangat frustasi saat itu. Ia takut jika nanti buku itu ditemukan oleh orang lain, bisa-bisa semua yang ia rencanakan selama ini akan gagal. Kemudian ia teringat saat ia keluar dari sebuah ruangan yang penuh dengan peralatan olahraga dan tanpa ia sadari ada yang mengikutinya hingga ia sampai digudang itu dan saat ia kabur, buku itu sudah tidak ada di tangannya.
“pasti orang itu yang telah mengambilnya. Seorang siswa dengan Headphone yang selalu dibawanya…… hahahahahaha… rupanya ada yang ingin bermain denganku, kita lihat saja. Siapa yang akan menang… bocah” .
Ia pun keluar dari kamarnya dengan tampang yang sangat buruk dengan pakaian yang sudah tidak rapih dan rambut yang berantakan. Ia berjalan menuruni tangga dan menuju ke dapur.
“mungkin dengan sekantong nutrisi dapat menggembalikan semangat ku” ia pun tersenyum. Tapi bukanlah sebuah senyum kegembiraan tetapi sebuah serigaian yang mengerikan. Sesampainya didapur, ia mendekati sebuah kotak besi yang biasa digunakan untuk mengawetkan makanan. Dari dalamnya, ia mengeluarkan sekantong cairan yang berwarnah merah pekat dan terlihat air liur dari mulutnya keluar dan terus keluar karena sudah tak tahan lagi dengan warnanya yang menggoda. Karena sudah tidak tahan lagi, ia pun langsung merobek pastik itu dan langsung meminum dengan rakus cairan itu hingga sebagian cairan itu tumpah dan membasahi pakaiannya dan jatuh kelantai. Bau amis yang keluar semakin menambah kenikmatan disetiap tegukannya.
Lantai dapur yang saat itu putih, kini bak seperti lautan darah yang sangat mengerikan. Karena tidak ingin menyianyiakannya, orang itu pun mendekatkan wajahnya kelantai dan menjilati semuah darah yang telah tumpah tersisa.
“ hahahaha… ini sangat nikmat” karena belum merasa belum puas, ia pun membuka kulkas dan ingim mengambil sekantong lagi. Tapi ia kecewa karena ia sama sekalitidak mendapat sekantong darah pun didalam kulkasnya.
“tidaakk kenapa ini bisa sampai habis, aku harus mencarinya…. Ah iya aku telah memilikinya dan, aku pasti akan segera mendapatkannya” ia menyeringai dengan air liur yang kini telah bercampur dengan darah.
****
Pagi itu Ray datang kesekolah seperti biasa. Tapi beberapa hari ini setelah pertengkaran kecilnya dengan Kirana, ia terlihat lebih pendiam dari biasanya. Ajakan Alfa pun seringkali ia tolak karena ia sedang tidak mood untuk melakukan sesuatu.
Saat ia masuk kekelas, ia mendapati pemandangan yang malah semakin membuat moodnya lebih memburuk. Kirana dan Joe yang sedang asik berbincang, mereka sama sekali tak menyadari kehadiran Ray yang saat itu tengah memandangi mereka dengan intens.
Saat Ray melewati mereka, Kirana juga tak sedikit pun menyapanya. Karena kesal ia pun cepat-cepat menuju tempat duduknya dan berdiam diri disana dengan mendengarkan musik di headset yang selalu dibawanya dengan sesekali melirik kearah Kirana dan Joe yang sama sekali tidak menyadari tatapan dari Ray.
Beberapa saat kemudian Lisa masuk kekelas tapi ia sama sekali tidak menyapa Kirana begitu pun Kirana dan malah terjadi keheningan diantara kedua sahabat itu.
“pasti ada yang salah”guman Ray. Ray yang sedari tadi hanya melihat keanehan yang ada dikelasnya, kembali terkejut begitu Lisa sampai disampingnya yang juga merupakan tempat duduknya, Kirana dengan cepat berdiri dan berjalan keluar dari kelas seakan sengaja untuk menjauhi Lisa sambil diikuti Joe dibelakangnya. Lisa nampak hanya diam-diam saja dengan apa yang dilakukan Kirana. Ia memilih duduk dengan tenang di bangkunya. Ray yang sedari penasaran dengan apa yang terjadi antara dua sahabat itu, memilih untuk menanyakannya pada Lisa. Tapi saat Ray ingin menemuinya, tiba-tiba Lisa mengeluarkan sesuatu dari laci mejanya yang ternyata itu adalah sebuah surat. Ray yang sudah berada di belakang Lisa, malah diam dan ikut membaca isi surat yang diterima Lisa.
“haii Lisa, bagaimana kabarmu ? aku harap kamu baik-baik saja……”
“cie..cie ada yang lagi baca surat cinta nihhh” ucap Ray sambil tersenyum.
“Ray….. se…sejak kapan lo ada di belakang gue ?” Lisa kaget karena Ray tiba-tiba ada di balakangnya. Ia pun dengan cepat menyembunyikan surat itu ia berharap Ray tidak membaca surat itu.
“sejak lo ngambil surat itu dari laci meja”
“apa!!! Lo nggak baca apa-apa kan”
“tenang aja… nggak banyak kok. Cuman ngeread doang”
Lisa terlihat gugup dan khawatir “ja..di Ray udah baca” Lisa terus bergumul dalam hatinya.
“lo kok jadi gugup gitu, santai aja kali. Gue nggak baca semuanya ko, gue kesini cuman pengen nanya doang”
“ohhh gituu” Lisa bernafas lega karena Ray sama sekali tidak mencurigainya.” Mau nanya apa?”
“lo sama Kirana lagi marahan ya ? gue tadi nggak sengaja merhatiin kalian dan kalian keliatan saling cuek”
“ohhh itu, Kirana emang lagi marah sama gue. Tapi itu cuman hal kecil kok, bentar lagi juga baikan”
“hhmmm oke”
Tak beberapa lama kemudian, Guru pun masuk dan pelajaran dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
School Case [COMPLETED]
RandomMenyeramkan rasanya jika di sekolah kita pernah terjadi pembunuhan. Tapi kita sama sekali tidak mengetahuinya karena kasus-kasus pembunuhan itu berhasil disembunyikan dan tertutup dengan rapi hingga pihak kepolisian menurunkan seorang detektif untu...