Bully

1.8K 108 1
                                    


****

“haii Lisa, bagaimana kabarmu ? aku harap kamu baik-baik saja.

ohhh iya aku lihat, kamu dan Kirana lagi berantem ya ?. Jangan sedih ya Lisa, mungkin dia cuman butuh waktu doang.

Tapi menurutku Kirana begitu karena ia sudah memiliki teman yang lebih baik darimu. Kamu tahu kan Joe si anak baru.

Emangnya kamu tidak curiga, akhir-akhir ini Kirana lebih dekat dengannya.” Lisa sangat kecewa saat mengetahui hal itu. Selama ini dia juga memikirkan hal yang sama.

Saat istirahat, Lisa memilih untuk keluar dari kelas dan menuju toilet sekolah, ia memilih tempat itu untuk lanjut membaca surat yang tidak sempat ia selesaikan.

‘Brak…Brak…Brak’

Lisa terkejut saat ada yang menggebrak pintu toilet yang ia tempati.

“LIIISAA….. BUKA PINTUNYA, GUE TAU LO ADA DIDALAM”

Tesa terus menggedor pintu toilet itu. Tapi Lisa sama sekali tidak menanggapinya dan memilih untuk tetap diam didalam sana.

“JADI LO NGGAK MAU BUKA PINTUNYA ? OKE… ITU KEPUTUSAN LO” setelah berkata demikian, Tesa pun pergi dari tempat itu.

Lisa yang tidak lagi mendengar suara Tesa, masih enggan untuk keluar. Ia takut jika Tesa akan kembali dan menyiksanya lagi.

****

Tanpa mereka sadari, ada yang terus memperhatikan perbuatan mereka. Seorang berjaket hitam sedang memperhatikan mereka tak jauh dari mereka. Saat Tesa dan teman-temannya keluar dari toilet, ia pun menggunakan kesempatan tersebut untuk menyelinap masuk ketoilet dan masuk disalah satu bilik karena ia mendengar langkah kaki yang terburu-buru menuju kearah toilet..

****

Tak beberapa lama kemudian, kumpulan sampah jatuh mengenai kepala Lisa, ia kaget dan berusaha melindungi kepalanya yang terus terkena sampah yang sengaja dilemparkan kedalam toilet tempat ia berada.

“AHAHAHAHAA…. RASAIN TU SAMPAH HAHHAHA” dari luar terdengar suara Tesa dan teman-temannya yang tertawa dengan gembiranya dan mereka pun keluar meninggalkan Lisa dengan air mata yang terus mengalir. Hatinya sakit, ia sudah tidak tahan lagi dengan semua siksaan itu. Ia terus menangis tapi hanya dalam diam, ia tidak mau jika ada yang mendengarnya.

****

Seseorang yang sedari tadi bersembunyi, kini keluar dari persembunyiannya saat Tesa dan teman-temannya sudah pergi. Tak lupa ia meninggalkan sebuah pesawat kertas di depan pintu toilet dimana Lisa berada. Sebelum ia pergi, tak lupa ia mengetuk pintu toilet agar Lisa dapa membukanya.

****

‘Tok..Tok..Tok’

Lisa terkejut saat mendengar pintu toilet yang diketuk seseorang. Lisa tetap siaga, ia takut jika itu adalah Tesa. Ia terus menunggu didalam dan tidak terdengar lagi suara apapun di luar toilet, keadaan menjadi hening.

Karena penasaran, Lisa pun memberanikan diri untuk membuka pintu. Saat pintu dibuka, ia sama sekali tidak mendapati seseorang disana tetapi secarik kertas yang dilipat seperti bentuk pesawat terbang, terlihat berada tepat di depan pintu.

Melihat pesawat kertas itu, Lisa pun tersenyum. Ia merasa lebih baik dari sebelumnya, ia merasa aman sekarang. Karena ia tau kalau itu pasti adalah surat dari ‘teman misteriusnya’.

“maafkan aku, aku hanya bisa melihatmu saja dan tidak bisa berbuat apa- apa. Tapi percayalah aku akan selalu bersamamu”.

sebuah pesan yang sangat singkat, tapi berhasil membuat Lisa merasa lebih tenang dan berhenti menangis.

“ternyata itu kau, terima kasih”

****

Ray*POV

Saat ini aku dan Alfa sedang asik berjalan menelusuri koridor sekolah, ditemani dengan roti isi dan susu kotak.

“Ray…”

“hhmm….” Jawabku yang sedang mengunyah roti isi yang ada dimulutku.

“kok gue akhir-akhir ini, jarang ngeliat lo sama Kirana bareng lagi. kenapa ? kalian lagi bertengkar ya ?”

‘uhukk..uhukk’ aku hampir tersedak mendengar pertanyaan Alfa

“ya ampun Ray. Udah gede masih aja keselek. Buruan minum” kata alfa sambil terus menepuk punggungku.

“nggak kok, emang kenapa ?”

“ya kagak gue cuman pengen tau doang”

“ohhh”

‘Dbrakk’

    Seseorang menabrakku dan mengakibatkan roti isi yang aku makan pun terjatuh kelantai dan tidak bisa bangkit lagi . ….RIP Roti Isi (T_T)

“Ray.. Lo nggak apa-apa kan ?”

“tenang aja gue nggak apa-apa”

    Seseorang dengan jaket hitam terlihat terus menunduk saat berhadapan dengan ku dan Alfa. Aku mencoba ingin melihat wajanya tapi tak bisa karena terhalang oleh topi jaket yang hampir menutupi seluruh wajahnya.

“ya ampun,,,,, lo kalo punya kaki jalan jangan di pake lari kalo dikoridor, emang ini jalur lari marathon apa ?”

“ma..maaf  gue nggak sengaja”

“nggak sengaja… nggak sengaja pala lo. Makanya tu jaket dibuka topinya. Jangan ditutup-tutup kayak gitu. Lagian siang bolong kayak gini lo malah make jaket, emang lo penyakitan atau lo pengguna Narkoba ya?”
Alfa terus-menerus mengoceh tanpa henti. Entah kenapa aku yang menjadi korban yang sebaiknya marah-marah, tapi malah dia yang marah.

Orang itu hanya diam dan berusaha mencari cela untuk kabur tapi aku berhasil menahannya. Aku yang masih penasaran dengan wajahnya, ingin membuka penutup kepalanya tapi tiba-tiba…..

“RAYY,,, ALFA,,,, BURUAN MASUK BU.RISMA UDAH ADA DIKELAS” teriak Fauzan, dia adalah  seorang ketua kelas yang saat itu tidak sengaja bertemu denganku danAlfa.

“iya,,,, gue kesana” ucap ku

“yaudah… lo pergi aja sana. Lain kali kalo jalan, jangan lupa matanya dipake.” Orang itu pun hanya mengangguk dan pergi dengan cepat tanpa sadar ia meninggalkan sebuah sapu tangan dengan jahitan inisial ‘N’4’. Karena orang itu berjalan dengan cepat, aku pun memutuskan untuk menyimpannya dan segera menuju ke kelas menyusul Alfa yang sudah duluan lari kekelas.

****

School Case [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang