“Joe...... Ryan?” Kirana terhenti saat ia melihat seseorang yang sangat ia kenal, Kirana pun memandangi Ryan meminta penjelasan. Seakan mengerti arti dari tatapan Kirana, Ryan pun membalasnya dengan anggukan.“baiklah, aku akan menjelaskannya” Kirana pun duduk di sofa yang berhadapan langsung dengan Joe. Joe terus diam tapi tidak mengalihkan pandangannya dari Kirana. Ada banyak hal yang ingin ia ceritakan, tapi ia memilih untuk mempercayai kakaknya untuk menjelaskannya.
“aku tahu, pasti ada banyak pertanyaan yang ingin sekali kau tau jawabannya. Jika kau bertanya dia siapa ? jawabannya, Dia adalah Joe Anggara, Adikku. Jika kau bertanya kenapa dia disini ?, jawabannya adalah, aku yang menyuruhnya untuk ikut menyamar disekolah itu agar ia dapat membantumu dalam menggungkap kasus ini, ia juga adalah seorang detektif muda sama denganmu dan jika kau bertanya kenapa kau tidak mengingatnya ? jawabannya adalah….”
“ya aku mengerti” Kirana memotong penjelasan Ryan. Ia tau sekarang, ini adalah salah satu akibat dari kecelakaan yang pernah dialaminya dulu. Ia berusaha menahan rasa sakit dan pusing di kepalanya karena ia berusaha ingin mengingat segalanya sampai ia ingat saat Joe selalu datang kerumahhnya untuk mengajaknya bermain dan selalu melakukan semuanya bersama-sama, ia juga ingat saat ia akhirnya harus pindah rumah dan ia ingat saat sebuah kecelakaan yang menimpahnya. Seakan semua kenangannya melintas begitu saja dikepalanya, ia sempat meringis sambil menutup matanya karena kepalanya yang berdenyut dengan hebat hingga membuat kedua pria didepannya panik terutama Joe yang langsung mendekati Kirana.
“kau tidak apa-apa?” Mendengar suara yang sangat ia rindukan, Kirana pun membuka matanya dan langsung disambut dengan hangat oleh manik mata milik Joe yang memancarkan sebuah kekhawatiran. Kirana pun langsung memeluk erat Joe dan dibalas oleh Joe yang saat itu juga sangat merindukannya. Tak beberapa lama kemudian, terdengar isakan dari Kirana.
“hikss hikss maafkan aku Joe, karena tidak mengenalimu….. maafkan aku hikss”
“tidak apa-apa, aku dapat memahaminya, sekarang berhentilah menangis karena kau terlihat sanggat jelek sekarang hahaha” Joe tertawa. Kirana pun melepaskan pelukannya dan memukul bahu Joe.
“dasar kau, sama saja seperti dulu”
“kau juga belum berubah, masih sama seperti Kirana bocah ingusan yang selalu menangis saat permennya jatuh ketanah karena kecerobohannya sendiri”
“jangan mengungkitnya Joe, hahahha”
Mereka berdua sama-sama tertawa saat mengingat masa-masa itu. Cukup lama mereka bernostalgia bersama hingga lupa kalau ada seseorang selain mereka disitu.
“ekhemm, bahagia boleh-boleh aja. Tapi jangan lupain gue”
“hehehehe, maap-maap”
“yaelah Bang, ganggu aja”
“udah, lanjut kangen-kangennya nanti aja. Kirana apa yang tadi ingin kau perlihatkan ?”
“ohhh iya, gue lupa” Kirana pun meraih tasnya dan mengeluarkan sebuah kantong Kresek Hitam yang ia dapatkan dan meletakannya diatas meja. Ryan dan Joe bingung dan bertanya-tanya tentang isi dari kantong kresek itu. Mereka berdua pun kompak melihat kearah Kirana seakan meminta penjelasan darinya.
“aku menemukannya dibelakang Gudang sekolah saat aku mencoba mencari sesuatu di sekitar TKP” Kirana pun menjelaskan semuanya secara detail mulai dari saat ia mencoba mencari barang bukti walau sudah dilarang oleh Ryan, mendapati kantong kresek yang seperti sengaja ditanam seseorang, sampai ia menggantinya dengan kantong bo’ongan dan menimbunnya lagi sampai terlihat seperti sebelum ia mengambilnya.
“terus apa isinya ?” Tanya Joe yang sejak tadi penasaran dengan isi dari kantong kresek itu”
Kirana pun membukanya dan bau yang sangat menyengat serperti bau anyir keluar dan memenuhi seluruh ruangan itu. Sebelum menyentuhnya, ia menggunakan sarung tangan terlebih dahulu agar sidik jarinya tidak bercampur disana. Ia mengambil sesuatu dan memperlihatkan sebuah gulungan kain putih yang terdapat bercak berwarnah merah, Kirana pun lalu membuka gulunan kain itu dan sebuah pisau dengan bercak-bercak darah yang sudah mengering masih menempel disana.
“apakah ini” Tanya Ryan tidak percaya dan dianguki oleh Kirana
“ ya, ini adalah senjata yang digunakan pelaku untuk membunuh korban karena didalam kantong ini, juga terdapat Kartu Siswa milik korban”
“tidak salah lagi, ini senjata pembunuhannya. Kerja bagus Kirana. Tapi, kita juga perlu memeriksanya agar lebih pasti itu darah siapa. Aku akan membawanya kekantor polisi sebagai barang temuan di TKP” tak beberapa lama ponsel Ryan berdering, ia pun segera menganggkatnya. Terlihat Ryan sangan serius menanggapinya.
“baik Pak, saya akan segera kesana” ia menutup telfonnya
“ada apa ?” Tanya Kirana
“aku baru saja di hubungi oleh Pak Komisaris, katanya situs kepolisian diHack dan tidak dapat diakses dan aku diminta untuk memperbaikinya. Kirana, Joe hubungi aku lagi jika kalian menemukan sesuatu. Aku harussegera pergi” Kirana dan Joe pun mengangguk.
Ryan pun langsung menyambar jas kantornya dan mengambil kunci mobilnya dan keluar dengan sangat terburu-buru melupakan barang bukti yang seharusnya dibawa bersamanya.“Ryan..Ryan, kau melupakannya” Joe berteriak berusaha memanggil Ryan, tapi tidak sempat karena Ryan telah pergi dengan mobilnya.
“dasar orang tua”
“tenang saja, dia pasti akan menghubungi kita lagi”
***
KAMU SEDANG MEMBACA
School Case [COMPLETED]
DiversosMenyeramkan rasanya jika di sekolah kita pernah terjadi pembunuhan. Tapi kita sama sekali tidak mengetahuinya karena kasus-kasus pembunuhan itu berhasil disembunyikan dan tertutup dengan rapi hingga pihak kepolisian menurunkan seorang detektif untu...