1. Sahabat Ruang BK

3.5K 191 5
                                    


Happy Read♡
♡♡♡

" ayolahhh jangan coba-coba bermain dengan ku" teriak Kirana yang tidak terima saat mendapati mejanya telah penuh dengan coretan-coretan yang tak jelas siapa yang melakukannya.

Seisi kelas tak ada yang berani menanggapinya, mereka hanya memandang Kirana dengan tatapan tak peduli. Tak ada seorang pun dari mereka yang berani mengatakan apapun. Entah apa yang telah Kirana perbuat sampai membuat mereka bersikap demikian padanya. Disekolah, Kirana dikenal sebagai anak yang aneh karena sikapnya yang pendiam dan selalu berdebat dengan seorang anak laki-laki yang selalu saja berakhir di ruang BP dengan hasil keduanya sering dihukum. Begitulah kira-kira pemikiran dari teman sekelasnya.

" Bisa diem nggak sihh, berisik banget tau" teriak salah seorang siswa dari arah sudut kelas. Ia berpostur tubuh yang tinggi, wajarlayahhh dia kan anak Basket, berambut hitam agak acak-acakan, dan dia juga pintar. Dia juga masuk dalam daftar saingan Kirana dikelas dengan posisi teratas dan namanya adalah Ray Aditya. Hanya dialah manusia disekolah ini yang berani membentak Kirana dan memarahinya (selain Guru tentunya). Walaupun itu tak layak disebut sebagai pembicaraan melainkan sebuah perkelahian, perdebatan atau apalah yang sejenisnya.

"emang kenapa, Ha ???. Mulut, mulut gue. Kok lo yang sewot !" sahut Kirana tidak terima.

"lo tu ya, jadi cewek nggak ada baik-baiknya. Kasar banget, capek gue ngomong terus sama lo" kata lawan bicaranya yang juga tak mau kalah.

"emang siapa yang ngajak lo ngomong ?, lo aja yang nggak ada sopan santunnya malah marahin gue"

"lo tu yaap...."

Belum sempat Ray menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba sebuah tangan membekap mulutnya, meminta agar dia tidak melanjutkan ucapannya.

"nahhh gitu dongg. Emang bagusnya mulut lo ditutup kayak gitu" seketika saja Kirana merasa menang sendiri dari perdebatan itu.

"jangan ngomong lagi"
Ternyata itu tangan Alfa, sahabat Ray yang dikenal PlayBoy. Ray menyingkirkan tangan Alfa dari mulutnya karena merasakan sesuatu yang ganjal.

"emang kenapa ? tapi tunggu tangan lo kok ada asin-asinnya gitu ya, lo habis ngapain ?" Tanya Ray dengan tatapan mengisyaratkan Alfa untuk segera memberinya jawaban.

"shuuuut, bisa diem nggak. tuhh ada Guru BP di depan nohh" tunjuk Alfa kearah depan kelas.

Kirana yang bingung melihat Ray dan Alfa yang sedari tadi hanya berbisik-bisik dan tangan Alfa yang tiba-tiba saja menunjuk kearah depan kelas diikuti wajah Ray yang berubah drastis seperti orang ketakutan. Menyadari ada yang tidak beres, Kirana pun berbalik dan melihat kearah depan kelas.

"busetdahhh. Kenapa ada dia???" Umpat Kirana dalam hati dan mungkin saat ini wajahnya sama pucatnya dengan Ray.

"ada apa lagi kalian berdua?. Tiap hari Bapak selalu saja mendengar kicauan menjengkelkan kalian"

"kicauan ! yang benar aja, Gue itu manusia bukannya burung" umpat Kirana lagi yang tidak terima disamakan dengan hewan yang bisa terbang itu.

Kirana dan Ray hanya terdiam. Sebenarnya sih, bukan setiap hari Mereka bertengkar, hanya saja bisa di bilang Kirana dan Ray merupakan Pelanggan setia Ruang BP. Tetapi Guru BP enggan memberikan surat panggilan Orang tua atau Surat Peringatan kepada mereka berdua mengingat mereka merupakan siswa yang pandai dan berprestasi di sekolah tersebut.

"Selamat pagi Pak Septo" salam seorang guru yang baru saja masuk ke kelas itu.

"Selamat pagi juga Bu Risma"

"ada apa nihh Pak, kok ramai banget ?"
Tanya Bu Risma binggung melihat Pak Septo pagi-pagi sudah berada di dalam ruang kelas tempat ia mengajar.

"bukan apa-apa Bu.Risma. ya sudahh kebetulan Guru Bahasa kalian sudah datang, cepat kembali ke tempat duduk kalian dan untuk kalian berdua saat jam istirahat nanti kalian harus ke ruangan Bapak. Ingat itu !!"

"Siap Pak!!" sahut Kirana dan Ray bersamaan seakan berada dalam barisan komando.
❤️
"syukurlah Bu Risma datang tepat waktu. Coba aja kalo enggak, bisa panas kuping gue dengerin si guru BP itu ceramah, tapi siapa dia ?" Kirana lega karena berhasil bebas dari Guru BK tersebut tapi kali ini BuRisma tidak datang sendiri, disampingnya berdiri seorang anak laki-laki yang lumayan tampan yang sontak membuat seisi kelas kembali ricuh terutama para Siswi yang histeris karena kedatangan cowok ganteng. Ia memakai seragam yang sama dengan Kirana, tinggi, berambut coklat dan sebuah headphone melingkar dilehernya. Karena merasa ada yang memperhatikannya, anak itu pun melihat kearah orang yang sedang melihatnya sampai ia bertemu dengan iris coklat milik Kirana. Kirana kaget saat bertatapan dengan anak itu, tatapan yang begitu dingin dan seakan mengintimidasi siapa saja yang berurusan dengannya tapi Kirana merasa pernah bertemu dengannya tapi dimana yang jelas ia lupa. Mereka terus bertatapan hingga BuRisma angkat bicara yang membuat Kirana tersentak dan memalingkan tatapannya dari anak itu.

"mohon perhatiannya,," kelas pun hening dan para murid kembali memperhatikan BuRisma.

"hari ini kita kedatangan murid baru, silahkan perkenalkan dirimu"

"namaku Joe Anggara, panggil saja Joe"
Kirana yang sedari tadi hanya membaca buku kesanyangannya itu, langsung menganggakat kepalanya dan memandang anak itu saat ia menyebut namanya.

"Joe ?siapa dia ? aku pernah mendengar nama itu, tapi dimana?" batin Kirana terus bertanya-tanya berusaha mencari bagian-bagian dari ingatannya yang mungkin hilang.

"baiklahh Joe, kamu duduk disamping Kirana" kata BuRisma sambil menunjuk seorang gadis yang saat itu sedang malamun.

"ehh, tunggu dulu apa BuRisma barusan menyuruh anak itu duduk disamping gue?What, gue nggak terima." Tersadar dari lamuannya, Kirana berdiri dan membantah ucapan BuRisma.

"Tunggu Bu"

"iya kenapa? Ibu nggak akan kemana-mana kok"

"=< yaelahh Ibu, bukan itu maksud saya. Kenapa dia harus duduk disamping Kirana ? emang nggak ada tempat duduk lain?"

Joe hanya tersenyum tapi sangat tipis hingga tidak disadari oleh siswa yang lain " benar kata Ryan. Ternyata benar itu kamu Kirana Stevany"

"apakah kamu melihat kursi lain yang masih kosong selain disampingmu ?"Tanya BuRisma yang diikuti Kirana sambil memerhatikan kelasnya mencari kursi lain yang masih kosong dan ia hanya menemukan satu kursi kosong yakni disampingnya saat ini.
Menyadari ketidak tahuannya Kirana jadi salah tingkah dan hanya tersenyum sambil memperlihatkan deretan giginya yang putih.

"hehehe. Iya Bu maaf" iya pun duduk dengan Joe yang sekarang duduk disampingnya dan terus memperhatikan Kirana tanpa gadis itu sadari.

"baiklah anak-anak, keluarkan buku Fisika kalian" pintah Bu Risma.

♡♡♡♡

Yeeeyyy ketemu lagi sama Readers yang kece abis
Menurut kalian, Kirana siapanya Joe sihh ?
Atau kalian bisa nebak ?
Apa coba ?

😄😄

School Case [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang