Budayakan tekan bintang sebelum membaca.
Maafkan typo
.
.Ayo ramaikan gaes!😋
.
."Sha, cepetan!" teriak Fifi dari gerbang. Disha mempercepat larinya. Hampir sampai, Ayo Disha!"
Pak Cipto mulai menutup pintu gerbangnya. "Yah, Pak, bentar lagi masih ada temen saya itu. Kasihan dia lari-lari," mohon Fifi, namun Pak Cipto tetap menutup gerbangnya.
Disha berhasil sampai di saat gerbang sudah hampir tertutup jika saja seseorang tidak menahannya. Disha dengan napas ngos-ngosan menatap ke arah Benua yang tidak lain adalah seseorang yang menahan gerbang untuknya. "Bel masuk masih satu menit, Pak. Disha gak pernah telat, kok. Baru ini aja. Saya jamin."
Pak Cipto menghela napas. "Yowes, ayo masuk! Lain kali yo di perhatikan berangkatnya supaya tidak telat," peringat Pak Cipto dengan logat jawannya yang masih kental.
Disha mengangguk sopan. "Maaf, ya, Pak."
Fifi langsung memukul lengan Disha dengan wajah geram. "Make telat segala, lo! Siaran tadi pagi gak ada yang isi! Lo ke mana?"
"Duh, tadi mobil gue mogok. Mau cari taksi kelamaan. Yaudah gue naik bus."
Fifi menggelangkan kepalanya. Disha kini menoleh ke arah Benua yang sejak tadi berdiri di sebelahnya. "Makasih, ya. Kalo gak ada lo, kayaknya tadi gue mesti balik lagi ke rumah."
Benua tersenyum. Seperti biasa, senyum yang menampilkan deretan gigi putihnya. "Gue yang makasih. Ini!" Benua menyodorkan paper bag cokelat ke arah Disha. Mata cewek itu membulat sempurna. Loh, ini bukannya paper bag yang kemarin gue kasih Jeha? Kok, bisa ada di dia?
"Sandwichnya enak. Jusnya juga. Lo buat sendiri?"
Disha diam sebentar sebelum akhirnya mengangguk. "I-iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
BENUA √
Teen Fiction#Baskara Universe #Benua Ini bukan cerita tentang Bad Boy dan Bad Girl. Ini juga bukan tentang cowok dingin dan cewek kaku. Ini adalah cerita tentang Benua Angkasa--si tampan dengan sifat ramahnya. Mungkin karena sifat ramahnya itu, banyak cewek di...