Budayakan tekan bintang seteleh mambaca, ya.
Maafkan typo
.
.
Now playing🎶Telanjur mencinta -Tiara Andini🎶
.
.Disha diam saja sejak tadi. Ia bahkan tidak menjawab pertanyaan Fifi dan Amora. Gita yang berteriak saja tidak digubris oleh Disha. Yang ada di pikiran Disha saat itu hanyalah memaki dirinya yang menyukai seseorang sampai dibutakan oleh satu kebaikan yang ia pikir bermaksud lebih. Ia menyuaki Benua selama itu. Bagaimana caranya melupakan dalam waktu cepat? Disha tidak sanggup. Ia menjatuhkan kepalanya ke meja, membuat Fifi, Amora, dan Gita tersentak kaget.
"Gila itu kepala dari beton apa, ya? Meja gue ampe getar."
"Lo kenapa, sih, Sha?"
Yang ditanya tetap diam. Ketiga temannya itu hanya membiarkan Disha. Sepertinya dia butuh waktu sendiri.
Bel pulang sekolah berbunyi. Disha tetap terlihat lesu, wajahnya datar, tidak ada senyum sama sekali. Disha tidak sadar jika sedari tadi Benua memerhatikannya. Cowok itu agak kebingungan melihat Disha yang tidak seaktif biasanya. Kenapa dengan anak itu? Baru saja Benua berniat menghampirinya, tangannya ditahan oleh Raga. "Lo ikut, kan? Kita udah bilang Ghandi sama yang lain."
Benua melirik ke arah Disha yang berjalan ke luar kelas, lalu kembali menatap Raga. "Oke. Tapi gue ada urusan sebentar. Kalian duluan aja."
Disha tidak memesan taksi online. Ia juga tidak meminta jemputan. Ia hanya berjalan lurus, dengan tatapan kosong dan pikirannya yang menerawang jauh mengenai kemungkinan soal gelang itu, Benua, dan dirinya. Mungkin terkesan lebai tapi Disha benar-benar tidak bisa tenang. Setidaknya ia harus tahu apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Mengembalikan gelang itu? Mempecrayai Liam? Atau pasrah membiarkan Benua memanfaatkannya sebagai umpan? Apa menyukai Benua harus serumit ini? Tidakkah cukup ia rela menyukai Benua tanpa imbalan? Apa harus dengan didekati karena sebuah tujuan? Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan sialan yang mengisi otaknya.
Tiga orang cowok datang dari arah berlawanan. Ketiganya memakai jaket hitam dengan celana jeans yang robek dibagian lutut. Disha mengernyit saat menyadari ketiganya sedang menatap ke arahnya. Mampus, gue.
Baru saja Disha hendak berbalik arah, salah satu dari mereka menahan tangan Disha. "Eh, mau ke mana? Sini dulu, dong."
"Lepasin," kata Disha dengan nada marah. Ia berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman cowok itu.
"Sebentar aja, kenalan sama kita." Cowok itu tersenyum, namun senyumnya langsung menghilang saat melihat gelang merah di pergelangan tangan kanan Disha. Ia tahu gelang itu. Disha menyadari tatapan cowok itu yang kini tertuju pada gelang milik Benua yang ia pakai. Refleks, cowok itu langsung melepaskan tangan Disha. Wajahnya terlihat menyesal. "Sori, kita gak maksud ganggu lo."
Cowok itu hendak pergi namun Disha mencegatnya. Ia merentangkan kedua tangannya, menahan mereka agar tidak melangkah. "Kenapa? Karena gelang ini?" kata Disha sambil menunjukkan gelang yang ada di pergelangan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BENUA √
Teen Fiction#Baskara Universe #Benua Ini bukan cerita tentang Bad Boy dan Bad Girl. Ini juga bukan tentang cowok dingin dan cewek kaku. Ini adalah cerita tentang Benua Angkasa--si tampan dengan sifat ramahnya. Mungkin karena sifat ramahnya itu, banyak cewek di...