11. Apa ini penolakan?

822 157 11
                                    

Budayakan tekan bintang setelah membaca, ya.
Maafkan typo.

Now playing🎶My everything - NCT U🎶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
Now playing
🎶My everything - NCT U🎶

Disha mengoleskan salep pada luka yang ada di sudut bibir Benua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disha mengoleskan salep pada luka yang ada di sudut bibir Benua. Cewek itu menghela napas berat. "Gue heran sama cowok. Kenapa, sih, kalau nyelesain masalah harus pakai fisik? Memang gak bisa dibicarakan baik-baik?" tanya Disha sambil tetap fokus mengobati luka Benua.

Cowok itu hanya tersenyum samar. "Kita pakai fisik karena memang udah gak bisa dibicarakan baik-baik, Sha."

Disha mengernyit. Percaya atau tidak percaya dengan omongan Benua, Disha memilih diam saja. Bukan karena malas atau bagaimana. Tapi karena Disha tahu ... Ia buka seseorang yang punya hak ikut campur lebih jauh.

"Kenapa diam? Lo kaget, ya, gue bisa semarah itu?"

Disha melirik ke arah cowok itu sebentar lalu tertawa pelan sambil merapikan kotak p3k yang dipinjamkan Amora. "Sedikit."

"Kadang, gue berusaha gak menunjukkannya," Benua menghela napas pelan, "kemarahan gue."

"Kenapa harus disembunyiin? Itu bagian dari diri lo," jawab Disha yang kini sudah duduk di sebelah Benua.

"Justru itu, Sha. Keburukan gue ada di sana. Gue berusaha menutupinya karena gue sadar, orang selalu ingin melihat yang sempurna. Gue benar?"

Disha menengadahkan wajahnya ke langit malam yang penuh bintang. Semilir angin menerbangkan beberapa helai rambutnya. Dinginnya malam tersamarkan oleh beberapa penghangat di setiap sudut halaman Amora. Suara bising dari acara agak mereda karena jarak keduanya yang lumayan jauh dari sana.

"Lo benar. Kadang mata mereka hanya ingin melihat yang sempurna, dan orang berlomba-lomba akan hal itu."

Benua menoleh ke arah Disha. Menatap wajah Disha dari samping.  Hidung mancung serta bulu mata lentik yang menjadi pemandangan indah untuk setiap orang yang melihatnya. "Tapi lo jangan, Sha. Jangan pernah ingin jadi sempurna."

"Kenapa?"

"Karena mungkin ada banyak orang yang sudah terbiasa mencintai kekurangan lo."

Disha tertawa, kali ini agak keras, membuat Benua juga ikut tertawa. Malam yang penuh candaan Benua dan tawa seorang Disha. Disha sadar ... Mungkin besok, ia tidak akan merasakan hal seperti ini lagi. Menjadi pacar Benua, mungkin tidak akan terulang lagi.

BENUA √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang