_________
yoongi
alih-alih mendapatkan kehidupan yang lebih baik disini malah kesialan yang datang menghampiri. bahkan dua hari yang lalu aku sempat diusir diiringi makian hina oleh seseorang lelaki tua ketika pagi hari dirinya mendapatiku tengah meringkuk tidur disalah satu pelataran toko karena dianggap gelandangan—olehnya yang berdasarkan terkaanku adalah pemilik toko tersebut—aku dianggap gelandangan? ayolah. memang penampilanku sudah berantakan pun kotor, akan tetapi bukankah wajahku sudah cukup mewakilkan bahwa aku tidak semenjijikan itu?
demi apapun saat ini kaki ku terasa ditinju kuat dari dalam, andaikan tubuh dapat dibongkar pasang layaknya kepingan lego, ingin sekali melepas kaki ku untuk diistirahatakan sebentar.
tidak heran kaki ku sangat sakit karena aku tidak membiarkannya berhenti melangkah sebelum akhirnya aku terhenti disini, tepat didepan sebuah studio jarah yang dimiliki oleh seorang seniman ternama. aku di depan sebuah tempat pembuatan tato, lukisan penambah estetika pada tubuh.
entah sudah berapa jam aku berdiri disini layaknya seseorang yang meminta sumbangan dengan pemaksaan. awal kedatanganku dengan alasan ingin melamar pekerjaan langsung ditolak mentah-mentah lantaran alasan sepihak dari seorang yang dirinya kujadikan role model selama ini. bagi aku beliau hebat, bagaimana tidak? bukankah terdengar luar biasa menjadi seniman tato di negara yang menganggap tato hal yang tabu? ya, aku sudah di negara matahari terbit saat ini, kalau kau tanya bagaimana caranya kesini. jawabannya namjoon.
baiklah, aku akan terus diam mematung sampai dirinya lelah melihatku menunggunya lantas mau menerimaku. menerima secara terpaksapun, aku akan segera sungkeman dengannya nanti. tidak mungkin juga aku kembali menuju rumahku kan? uang ku sudah habis, maksudku uang namjoon dan sedikit uang yang aku kumpulkan selama bekerja menjadi pengantar koran sudah habis. mungkin hanya cukup untuk membeli air mineral pun aku butuh perjuangan untuk melarikan diri. lemah jika aku kembali.
dan seharusnya aku banyak-banyak bersyukur lantaran aku sudah berhasil membawa tubuhku kesini, itu artinya aku terbebas dari jeruji besi yang jelas bukan diperuntukkan bagi kaum-kaum manusia yang dipaksa hidup salah satunya aku. oh, aku menyebut trainee seolah penjara bagiku.
yakin sekali eomma juga tidak terlalu mencemaskan anaknya yang durhaka sepertiku pergi dari hidunya. biarpun cemas hanya dikarenakan impian sepihaknya tidak turut tergapai oleh sebab aku melarikan diri. andai saja eomma sedikit menunjukkan rasa berbahagianya memiliki anak seperti aku, mungkin itu akan aku jadikan satu-satunya alasan untuk aku tidak pergi. dirinya saja seolah memiliki awan hitam pekat pun berkabut di atas kepalanya setiap melihat wajah tampanku, berkabung. menyebalkan sekali. buang saja aku ke toko elektronik, kalau tidak aku yang akan membuang diriku sendiri—kalau bisa.
astaga, alat pemompa darahku seakan sedang tidak berfungsi sebagaimana jalurnya. lemas, tubuhku mulai melemas karena belum mendapatkan sedikitpun energi dari makanan. angin seolah-olah tengah ceroboh meniup-niup kelopak mataku tanpa perintah. kepalaku pening, mulai melibatkan netra lantas menimbulkan penglihatan buram. keringat sudah tak sungkan turun melewati pelipis, sedangkan aku sedang kedinginan hebat. aku sakit dan aku butuh sandaran, namun tidak ingin pulang. pelan, aku membenturkan keningku pada sebuah pintu kaca dihadapanku—pintu studio tato—guna mendapatkan topangan untuk tubuh karena kaki memaksa untuk roboh.
hembusan-hembusan napas berat mulai meloloskan diri membuat butiran embun hangat pada kaca pintu serta tubuh mungilku mulai merosot ingin terjatuh. aku tidak ingin mati, eomma. aku hanya lapar.
aku tidak kuat lagi. yang aku tahu setelah ini seseorang membuka pintu dari dalam membuat tubuhku nyaris limbung terjatuh, namun tertangkap olehnya. mungkin kalau aku akan mati saat ini, aku pikir sosoknya adalah seorang malaikat dalam versi lain. tidak, aku tidak akan mati. aku berusaha membuka kelopak mataku guna melihat dirinya yang tangan kekarnya tengah memegang bahuku erat seperti adegan romantis dalam drama. sedikit melihat dirinya buatku menarik sudut bibir merahku kecil,
noriyuki katsuta-san.
KAMU SEDANG MEMBACA
dove tattoo
FanfictionUp: Setiap hari sabtu. "aku tidak ingin enjadi idol eomma! apa kau tidak bisa mengerti juga?" -yoongi. "memangnya kau ingin menjadi apa, yoongi-ya? preman, eoh?" -haneul. warn: bukan cerita yang bikin gerah, cuma cerita ringan. cover credit by pinte...