Kuliah

34 0 0
                                    

Saat 1 bulan berlalu,aulia sudah berniat melanjutkan belajarnya ketingkat yang lebih tinggi yaitu kuliah.dimana ia sudah menjalaninya selama 2 minggu,itu pun ia hanya mengambil pelajaran 1 minggu 4 kali pembelajaran.

Ia mengambil jurusan farmasi diperkuliahannya.cukup membuatnya bingung karena semuanya berhubungan dengan kedokteran.

Dan ntah minat dari mana ia mengambil jurusan ini,yang jelas ia ingin mengetahui semua pemulih rasa sakit.

Dan kebetulan dihari kuliah aulia,rumahnya sudah terdapat paman dan bibinya disana.kini rumah tak lagi sepi,semuanya kembali seperti normalnya.
Saat dimeja makan mereka semua berkumpul bersama untuk sarapan.

Kini yang memasak ambil alih pada bi windi.saat makanan sudah kumplit terhidangkan dimeja makan,langsung saja mereka melahapnya bersama,tak lupa dengan do'a yang sudah dibiasakan keluarga itu.

"Bi hari ini aku ambil mata kuliah pagi!"jelasku sambil melahap makanan.

Rival yang tengah asik dengan makanannya terpaku mendengar hal itu "loh trus berangkatnya?"

"Kakak bareng fani ajah,kebetulan dia juga hari ini ambil mata kuliah pagi ko!"ucapku yang menenangkan rival.

"Apa perlu rival kasih tau kak fani buat hati-hati saat jalanin motornya"ucap rival yang hendak menyuap nasi.

"Ga perlu lah val,kakak yakin ko fani ga bakal kaya pembalap"celotehku.

Rival pun menganggukkan kepalanya paham.

"Ka iya itut cekolah"ucap asyila yang berumur 3 tahun masih belum benar berbicara.

Aulia pun membungkukkan tubuhnya sehingga sejajar dengan asyila

"Oh..dede asyila pingin ikut kakak,ya allah jangan ya nanti banyak yang mau"ucapku sambil mencubit pelan pipi tembemnya "nanti deh kalo de asyila udah gede,kakak ajak ya!"sambungku.

"Oyah,gimana kuliahnya beberapa minggu ini?"tanya paman.

Aulia pun tegak kembali saat ditanya oleh pamannya.
"Alhamdulillah,lancar-lancar aja sih,tapi ada sedikit kendala dibeberapa mata kuliah yang belum mengerti"jelasku.

"Ya tidak papa,sebaiknya memahaminya dengan perlahan,kuasai materi yang kamu bisa terlebih dahulu,dan sabar juga menjalaninya"nasihat paman yang selalu terngiang ditelinga aulia,itu membuatnya tambah semangat.

"Iya benar itu lia,jangan terburu-buru"dukung bibi disana.

Aulia hanya mengangguk sambil tersenyum paham atas ucapan yang paman dan bibinya.
Susna pun hening dan hanya dentingan sendok dan piring yang beradu.

"Oyah..bagaimana kabarnya desi,val?"tanyaku pada rival yang sedang sibuk makan.

Saat mendengar pertanyaan itu,rival tiba-tiba saja tersedak oleh makanannya.

Sontak aulia beranjak mengambil segelas air putih kemudian memberinya pada rival yang langsunh ia teguk dengan cepat.

"Ok,maaf-maaf kakak yang salah udah nanyain desi saat ini"

Paman dan bibi beserta asyila yang masih kecil menatap rival dan juga aulia.mereka terpaku bersama,melihat perilaku adik dan kakak.

Rival mendelikkan matanya pada aulia.sedangkan aulia
tersenyum-senyum geli.

Tiid..did..
Suara klakson kendaraan terdengar dihalaman depan.
"Oh itu sepertinya fani!"

Aulia pun bergegas menuju ruang tamu dan membukakakn pintu.

Penyakit Dan Cintaku LillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang