Sugeng rawuh...
(Edisi mau nyuci."
*
*
*"Yak! Bajing*n! Kusumpahi kau jadi ta* kuda! Sialan!"
Maafkan aku yang memang suka mengumpat, hal itu sudah jadi konsumsi sehari-hari di rumahku.
Aku mengumpat sepenuh hati karena seorang lelaki yang tidak tahu diri, menyenggolku hingga jatuh ke jalan yang berlubang dan melukai lenganku.
Namaku Yooji, Kang Yooji. Aku perempuan. Umurku baru sembilan belas tahun.
Aku bangkit dari posisiku yang membuat pantatku terasa remuk. Lelaki sialan, matanya ditaruh di mana, sih?!
Masih betah dengan mengabsen seluruh penghuni kebun binatang, aku berusaha bangkit tapi malah terjatuh lagi dan membuatku kembali mengumpat sepenuh jiwa raga.
"Kau baik-baik saja, nak?" Seorang kakek menghampiriku, tangan beruratnya yang terulur padaku membuatku terkagum. Tangan kakek ini hot sekali!
"Tidak baik, kakek. Pantatku nyaris remuk rasanya."
Kakek itu meraih lenganku untuk membantuku berdiri. Bisa kulihat, di usianya yang sudah senja ini wajahnya masih menyiratkan kata tampan dan menawan, bahkan kakek ini gayanya sangat keren sekali. Kemeja biru tua yang lengannya digulung hingga siku, dan celana bahan yang membungkus kaki jenjangnya. Sangat kakekable sekali.
Kakek itu membawaku ke mobilnya menuju tempat yang ia sebut rumah. Well, aku sudah tidak tahu arti rumah yang sebenarnya. Di 'rumah' ku, isinya hanya makian dan umpatan semua.
Dan aku masih heran, di usianya kini, kakek keren ini mengemudikan mobilnya sendiri. Catat, mengemudikan mobilnya sendiri, tanpa supir! Daebak!
"Ayo, akan ku obati lukamu."
Beberapa pelayan menyambut kakek ini. Aku tak terlalu terkejut, melihat mobilnya yang kinclong itu, aku tahu kalau kakek ini orang kaya.
Ku kira, pelayan yang akan mengobati lukaku atas perintah kakek ini. Tapi ternyata, ia sendiri yang mengobati lukaku. Entah kenapa, air mataku menetes.
"Sakit kah?" Kakek itu menatapku khawatir.
Aku menggeleng. "Aku tak ingat kapan terakhir kali ada yang mau mengobati lukaku. Terima kasih, kakek."
Kakek itu tersenyum, manis sekali, sembari mengusak rambutku pelan.
Ia bangkit dan mengembalikan kotak obat itu. Aku terus memandangi punggungnya yang kokoh. Sumpah, kakek ini keren sekali!
"Siapa namamu?" Tanyanya.
"Yooji. Kang Yooji."
"Baiklah, Yooji. Kurasa kau belum makan siang. Makanlah, setelah itu aku akan mengantarmu pulang."
Ia membawaku ke ruang makan yang nampak mewah, namun ternyata, hanya kami berdua yang menikmati hidangan di atas meja.
"Kakek, anak cucu kakek kemana? Sepi sekali." Komentarku. Sejak tadi aku memandangi setiap sudut rumah ini, aku tak menemukan satu foto pun seperti foto keluarga atau semacamnya.
"Tidak ada." Jawabnya.
"What?"
"Aku tak punya anak ataupun cucu." Ia tersenyum lemah. Entah kenapa terlihat perih. "Aku tak pernah menikah."
What? Daebak! Kakek ini adalah bujang lapuk tertampan yang pernah kutemui!
"Kenapa?" Oke, mungkin aku sudah terlihat lancang. Aku terlalu banyak bertanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/185792114-288-k255994.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebaris Kisah
FanfictionKumpulan cerita random dengan Bangtan sebagai tokohnya BxB Slow update karena ini hanyalah hasil kegabutan saia 🙏🏻😅