Sugeng rawuh...
(Edisi spesial 1k views! Terima kasih banyak, readernim!! 🙏🏻)
*
*
*"Nah, anak-anak, ibu guru ingin tanya. Siapakah orang yang kalian idolakan?"
Salah satu siswa segera mengangkat tangannya tinggi-tinggi hingga ia berdiri di kursinya. Min Jeongguk.
"Papaku idolaku!"
"Kenapa Jeongguk mengidolakan papa?"
"Karena papaku adalah Super Papa!" Jeongguk berucap bangga.
***
Kaum sendok perak, itulah asal Park Jimin.
Lahir dari keluarga yang miskin, membuat Jimin tumbuh menjadi sosok pekerja keras yang pantang menyerah.
Orang tuanya hanya mampu membiayai sekolahnya sampai menengah pertama, dan setelahnya Jimin harus berusaha sekeras yang ia bisa untuk mendapat beasiswa.
Selain pekerja keras, Jimin juga seseorang yang amat mencintai seni tari, terhitung dari tumpukan sertifikat lomba tari di berbagai even yang tersimpan rapi di lemarinya. Sertifikat yang ia kira hanya selembar kertas kenangan ternyata banyak membantunya dalam meraih beasiswa.
Jimin memutuskan untuk menjadi anak rantau di usia muda, karena sekolah yang membiayainya berada di ibukota. Dengan berat hati, ayah ibunya melepas kepergian anak sulung mereka di stasiun, dan menangis setelah kereta berangkat.
Itu hanya secuil perjalanan hidup Jimin yang keras dan sulit. Tapi ternyata, kehidupan ibukota jauh lebih sulit lagi.
Beasiswa memang ia dapatkan, tapi untuk menunjang hidupnya, ia harus banting tulang siang malam. Beruntung bagi Jimin, salah satu kafe di dekat rumah sewanya bersedia menerimanya sebagai pegawai.
Malam itu, kakinya pegal luar biasa. Sebulan lagi sekolah akan mengadakan festival, dan Jimin akan tampil dengan tari tunggalnya. Kemampuan tarinya tak perlu diragukan lagi, tak pelak mengundang rasa iri dari kawan-kawannya.
Ia baru bisa tampil di festival saat menginjak tahun kedua di SMA, seleksinya sungguh ketat dan Jimin harus berlatih lebih giat dari hari biasanya.
Helaan napasnya yang tidak santai itu memenuhi ruang latihan. Malam ini ia libur kerja, maka dari itu ia menghabiskan waktunya dengan berlatih lebih keras untuk festival ini, tanpa menyadari bahwa ada satu lelaki yang mendengar helaan napasnya.
Lelaki yang pucat, sepi dan dingin.
*
Jimin berhasil. Penampilannya memuaskan, membuatnya tak bisa untuk tidak menangis haru sedetik setelah turun dari panggung.
Tangis harunya ia nikmati sendiri, memangnya siapa yang mau meminjamkan bahu untuk siswa miskin sepertinya?
Memang tak ada, tapi ada satu yang mau meminjamkan sapu tangan untuknya.
"Jangan menangis, nanti matamu bengkak."
Lelaki pucat yang memberikan sapu tangannya itu tersenyum tipis, setelah Jimin meraih sapu tangan hitam dari tangannya.
"Terima kasih-"
"Min Yoongi."
"Terima kasih, Min Yoongi-ssi."
Lalu Yoongi memberinya sebotol air mineral dan duduk di sebelah Jimin, kemudian menepuk pelan bahu Jimin agar tangisnya terhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebaris Kisah
FanfictionKumpulan cerita random dengan Bangtan sebagai tokohnya BxB Slow update karena ini hanyalah hasil kegabutan saia 🙏🏻😅