Sugeng rawuh...
(Edisi sedang cinta produk lokal 😅)
*
*
*Alkisah, pada zaman dahulu, hiduplah seorang lelaki muda bersama ibunya, di kaki gunung yang menghijau sepanjang mata memandang.
Taehyung Kuncoro namanya.
Ia sedih, karena ibunya sakit keras dan sekarang sedang berwasiat padanya.
"Nak, ibu harus pergi sebentar lagi. Jaga dirimu dan segera cari jodohmu, ya. Apalagi kau sudah dua puluh tujuh tahun. Jangan terlalu lama membujang, tidak baik untuk kesehatan. Uhuk uhuk uhuk." Wanita tua itu terbatuk. "Ibu pergi, nak."
Dan setelahnya, hanya tangisan lelaki itu yang memecah heningnya malam. Ibunya sudah berpulang, meninggalkannya sendirian di alam fana ini.
"Ibu..."
Esoknya, ia memakamkan jasad ibunya dengan bantuan beberapa petani yang melewati kediamannya.
Sesudahnya, ia membaringkan diri di kamarnya, lalu bangkit merapihkan barang-barang peninggalan ibunya.
Tak sengaja kedua mata jernihnya mendapati sebungkus benih tanaman.
"Benih apa ini?"
Karena penasaran, ia berencana akan menanam benih ini esok hari. Toh, kalau nanti sudah panen, lumayan untuk menyambung hidupnya.
Ia memilih menanam benih-benih itu di kebun belakang rumah, agar tak repot dan tak menghabiskan banyak tenaga.
Setelah muncul beberapa lembar daunnya, ia sepertinya mengenali tanaman itu.
"Ah, timun suri ternyata. Bagus, akhir-akhir ini cuaca sedang panas-panasnya."
Dengan tekun, ia merawat tanamannya bagaikan anak sendiri. Sebenarnya tidak juga, sih, ia belum tahu rasanya punya anak. Menikah saja belum. Jodohnya pun belum terlihat batang hidungnya.
Ah, ia jadi teringat pesan ibunya.
Tapi, apakah benar terlalu lama membujang tidak baik untuk kesehatan?
Tidak tahu juga.
Ia mendudukkan diri setelah membersihkan rumput-rumput liar di antara tanaman timun suri itu.
Diam-diam, dalam hati ia berdoa, 'Ya tuhan, kirimkanlah hamba jodoh, agar ibu bisa senang dan kesehatanku tidak terganggu.'
Mata jernihnya memandang pada beberapa buah timun suri yang sudah sebesar kepalan tangan.
Ia beranjak dan mengusap salah satu buah itu. "Tumbuhlah dengan baik, ya."
***
Tak terasa, masa panen sudah tiba. Timun-timun itu sangat menggugah selera, karena ukurannya yang lumayan besar dari pada timun suri biasa, dan aromanya yang manis menyegarkan, sangat menggoda terutama di musim kemarau seperti sekarang.
Ah, Taehyung harus mematok harga lebih mahal nanti.
Dua orang petani kenalannya kini membantunya memanen timun-timun itu. Ia juga sudah memberitahu salah satu temannya yang berdagang buah di kota, agar ia bisa menitipkan timun-timunnya padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sebaris Kisah
FanfictionKumpulan cerita random dengan Bangtan sebagai tokohnya BxB Slow update karena ini hanyalah hasil kegabutan saia 🙏🏻😅