Papa

275 28 9
                                    

Sugeng rawuh...

(Edisi lagi masuk angin)

*
*
*

Namjoon berkali-kali menggigit jarinya cemas. Wajahnya pasi karena khawatir pada sang istri yang tengah berjuang di meja operasi.

Ia tak menyangka bahwa anak-anaknya akan lahir lebih cepat dari perkiraan. Ia dan istrinya tak ingin mengetahui jenis kelamin anak-anaknya, mereka ingin hal itu menjadi kejutan. Lelaki ataupun perempuan, tak jadi masalah bagi Namjoon dan istrinya. Asalkan mereka selamat dan sehat itu sudah cukup.

Namjoon mengusak rambutnya, sesekali meremasnya karena saking cemasnya. Ayah ibunya sudah berpulang ke surga, sedangkan ayah mertuanya masih di perjalanan menuju rumah sakit. Jadilah ia sendirian di sini, duduk di kursi tunggu sembari berharap istri dan anak-anaknya selamat dan sehat.

Setelah dua jam menunggu, terdengar olehnya suara tangisan bayi yang nyaring.

Dokter keluar dan tersenyum pada Namjoon, lalu mempersilahkan lelaki yang kini resmi menjadi seorang ayah itu masuk ke dalam.

Istrinya masih terbaring lemah, sedangkan perawat membawa dua bayi kembar yang berada dalam inkubator.

Anak-anaknya.

"Selamat, tuan Kim. Dua pangeran anda telah lahir."

Tangan Namjoon yang gemetar menyentuh kedua anaknya yang kini telah terbalut selimut bermotif koala dan alpaca lucu, tertidur dengan pipi yang saling bersentuhan.

"Jadi, anda akan menamai mereka siapa?"

"Kim Jimin untuk kakaknya, dan Kim Taehyung untuk adiknya." Sang perawat segera mencatat nama kedua anaknya.

Namjoon beralih menghampiri sang istri yang masih belum siuman pasca operasi. Ia genggam tangan istrinya lalu menciumnya penuh sayang.

"Terima kasih, Seokjin. Terima kasih."

Air matanya akhirnya jatuh membasahi jemari sang istri yang ia genggam erat. Namjoon masih tak menyangka, bahwa dirinya benar-benar menjadi seorang ayah.

Ayah mertuanya tiba beberapa saat kemudian, wajahnya penuh peluh karena berlari di sepanjang lorong rumah sakit. Wajah senjanya kini penuh dengan raut khawatir.

"Bagaimana..."

Namjoon menghampiri ayah mertuanya dan memberinya pelukan agar pria senja itu tenang. "Mereka selamat, Seokjin masih belum siuman dan dua jagoan ayah sudah lahir."

"Dua?" Namjoon mengangguk.

"Laki-laki?" Namjoon mengangguk lagi.

Tak ia sangka, air mata sang ayah mertua mengalir di pipinya. Namjoon tersenyum melihatnya.

"Ah, mereka pasti akan mewarisi ketampananku. Kalau begini, bisa-bisa semakin tua ketampananku akan semakin berkurang karena mereka ambil alih." Namjoon tertawa mendengarnya.

Ayah mertuanya segera pindah ke ruang bayi untuk melihat kedua jagoan barunya.

"Kim Jimin dan Kim Taehyung. Ah, kenapa mereka menggemaskan sekali. Aku jadi ingat saat Seokjin baru lahir. Dia merah sekali, pipinya yang bulat itu jadi terlihat lucu. Dia juga mirip sekali dengan ibunya."

Namjoon menepuk bahu ayah mertuanya. Ia sudah mendengar cerita bahwa ibu Seokjin meninggal saat melahirkannya.

"Tolong jaga mereka, Namjoon."

***

Namjoon kira, menjadi seorang ayah akan terasa mudah seperti di film-film. Tapi ternyata...

Sebaris KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang