░III░

17 10 0
                                    

Andy mendekati pintu ruangan aula. "Silahkan masuk, sesi pertama sudah dimulai 15 menit yang lalu". Keduanya tampak mengangguk lagi dan memasuki ruangan aula yang acaranya dipimpin oleh guru yang sedang berbicara di mimbar

.

.

.


Falcon High School, 1:29PM

Acara pun dilanjutkan kembali, setelah beberapa sesi terlewat dan permainan yang sudah dilakukan oleh para anggota OSIS dan murid tahun ajaran baru. Sampailah mereka pada akhir acara, sebelum mereka pulang para anggota OSIS melakukan pengarahan untuk kamar asrama yang akan ditempati. Ya, sebenarnya sekolah ini membuat suatu asrama yang dibuat khusus untuk para murid untuk lebih mandiri. Tak ayal jika beberapa guru mempunyai bagian shift untuk mengawasi murid-murid di asrama.

Asrama tersebut tak jauh dari sekolah. Asrama tersebut berada di depan sekolah yang hanya terpisah oleh lapangan dan taman utama sekolah. Terdapat jembatan besar yang menghubungkan lingkungan sekolah dengan gedung asrama.

Sekarang, tampak seorang guru muda dengan kepiawaiannya berada di atas mimbar. "Tolong perhatiannya sebentar. Saya Handikha Pranata, kalian bisa panggil saya Pak Dikha. Kalian akan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menepati kamar asrama, kemungkinan besar beberapa anak akan sekamar dengan kakak kelas kalian. Mohon kesiapan barang-barang yang akan kalian bawa ke asrama besok." semua mendengarkan dengan seksama pada keterangan yang dibilang oleh guru muda tersebut.

"Sebelumnya saya jelaskan kembali gedung asrama berada tepat di depan gedung sekolah hanya terpisah oleh lapangan dan taman utama sekolah. Kalian bisa melewati jembatan utama yang terhubung di bagian gedung barat aula sekolah. Kalian akan dibagi edaran untuk mengetahui nomor kamar berserta roommate kalian. Besok pagi, kalian harus berkumpul lagi disini bersama teman sekamar kalian, mengerti?"

Semua serentak menggangguk, guru muda tersebut tersenyum. Beberapa rekan OSIS sudah membagikan edaran untuk para peserta didik, setelah semua mendapatkan edaran. Sebelum pulang mereka terlebih dahulu berdoa yang dipimpin oleh seorang guru agama sekolah tersebut. Doa selesai mereka bergegas meninggalkan aula besar tersebut. Tersisalah beberapa anggota OSIS dan guru disana. Terlihat mereka berdiskusi dan usai rapat mereka.

Ruangan itu tak benar-benar kosong. Tidak ada orang lain selain sang ketua dan wakil ketua OSIS, Andy dan Xhosa. Laki-laki bersurai cokelat itu menatap pada perempuan yang mengambil data dan map yang tadi dipegang olehnya.

"Kapan mereka akan datang ?" Suara bariton itu terdengar di ruangan aula yang kosong. Perempuan dengan manik matanya yang hitam itu melihat pada arah suara sang ketua OSIS. "Lu bisa tanyain itu sama Kepala Sekolah, pak Darrenlah yang akan mengatur pertemuanya. Kabar yang gue dengar pihak mereka telah mengetahui tentang itu" ucap Xhosa santai sembari menata lagi map yang ia pegang.

"Apa lu tahu jumlah yang direkrut pihak mereka?" Tanya Andy lagi. "Total adik lo, Saiko, dan Teo. Sekitar 12 murid yang sudah direkut. Sisanya belum mengetahui tentang ini, Secepatnya mereka akan tahu." Jelas lagi Xhosa.

Andy hanya menggangguk mengerti. Tiba-tiba ruang aula terbuka dan didapati seorang pria yang tadi menyambut di acara pembukaan yang pakaiannya masih rapi.

"Mulai besok mereka bisa dibawa kesana. Saya butuh data-data mereka, Xhosa?" Kepala sekolah pun meminta map yang ada di tangan Xhosa.

Xhosa menyerahkanya. Pak Darren yang membaca menanggukan kepalanya mengerti.

Tiba-tiba smartwatch yang ada pada masing-masing dari mereka bertiga menyala dan menampilkan tulisan 'CB 19:10'. Menyadari hal itu, Andy menyeringai lalu menatap Pak Darren dan Xhosa.

HIDDEN SECRET SCHOOL | [Revisi.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang