░V░

8 5 0
                                    

"Kali ini Red Zima pastikan, akan membantu dan berkerja bersama U.S lewat pilihan kami yang dipastikan tak akan salah."

.

.

.

Falcon High School, 07:05 AM

Pagi ini sangat cerah, tenang dan tentram. Ditemani semilir angin dan kicauan burung yang meredu di daerah Jakarta Selatan. Seharusnya pagi ini sih damai dan teratur. Tapi terkecuali dengan keadaan di SMA Elit di Indonesia, tepatnya di aula SMA Falcon. Begitu berbanding terbalik dengan kata 'tentram'.

Murid-murid tampak berbincang seru tentang barang-barang apa saja yang mereka bawa, meskipun diberitakan bahwa hari ini hanya memindahkan barang tetap para murid memakai seragam.

Tampak beberapa anggota OSIS mencoba menenangkan tanpa menggunakan pengeras suara yang akan menambah ribut aula tersebut, mereka sedikit kualahan untuk mengatur sekitar tiga ribu murid, yang itupun murid tahun ajaran baru.

Andy yang baru saja masuk ke ruang aula itu hanya memutar bola matanya jengah. Pasalnya ia baru saja diminta Ms. Liza, sang guru BP untuk memindahkan beberapa barang ke ruangan Bimbingan Konseling. Ia mengusap-usap tengkuknya dengan kasar lalu berjalan ke arah depan podium "Tolong bantuannya, SEMUA DIAM!" Teriak Andy menggelegar yang membuat seisi ruangan terdiam.

Memang dasarnya bengal, akhirnya mereka kembali bersuara. Sebelum kembali menjadi ribut, Andy mulai mengambil Mic dan mengaktifkanya.

"Saya tau kalian manusia Pintar. Tapi tolong kalau kalian pintar, perlihatkan kepintaran kalian dengan mengerti apa yang saya katakan. Ini di Indonesia, tidak mungkin kalau kalian tak mengerti bahasa Indonesia kecuali yang dipedalaman atau luar negeri. Kasihanilah para kakak-kakak OSIS yang sedari tadi mengatur kalian. Setidaknya kalian menghargai orang itu dan kita juga tak meminta lebih."

Seketika semua bungkam dengan kata-kata yang terlontar dari mulut Andy, pada akhirnya mereka kembali bisa diatur dan kembali pada kelompok sesuai edaran dan arahan anggota OSIS, mereka kembali bisa diatur. Andy akhirnya bisa bernafas lega

'ah, gua mules. Bentaran lah ya'

"Xhosa, nitip anak-anak bentar dulu yak, gua mau buang hajat dulu." Ucap Andy melihat Xhosa yang sedang mengatur barisan kelompok yang semula ancur. "Siap boss, jangan lupa cebok". Andy langsung berlari ke arah toilet dengan muka masam sehabis mendengar balasan dari Xhosa.

•-•-•-•

Sementara di Aula kedatangan guru yang lagi-lagi guru muda dengan rambut coklat blonde berponi yang disanggul itu ikut andil dalam pembagian kelompok.

Para murid yang sedang diatur oleh anggota OSIS itu melirik ke arah guru BP, mereka mengomentari penampilan sederhana guru muda yang tampak menawan.

Wajarlah jika siswa dan siswi betah saat pelajaran tertentu, banyaknya guru-guru muda di SMA Falcon membuat mereka termotivasi agar tidak membolos demi melihat guru cantik dan tampan menjelaskan di depan kelas. Bahkan Ms. Liza yang terkenal galak pun mereka tetap memakluminya saat mereka masuk ruang BP. 'heleh. Banyak bacot, untung cantik :'')' kira-kira begitulah isi jeritan batin para siswa saat diceramahi di ruang BP.

Ketika sedang mengecek kelompok satu per satu, Ms. Liza dikagetkan dengan teriakan seorang pemuda bongsor. Guru muda itu langsung menghampiri pemuda itu bingung.

HIDDEN SECRET SCHOOL | [Revisi.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang